H for Hyuk Jae or H for Hyu Ri?! [CHAPTER 3: THAT GIRL]


Image

Title                 : H for Hyuk Jae or H for Hyu Ri?!

Chapter 3         : THAT GIRL

Author              : KARINPUT

Main cast         : Lee Hyuk Jae, Han Hyu Ri, and the new one.

Minor Cast       : Cho In Young, Super Junior Members.

Genre               : romance, comedy.

Rating              : PG17

Alhamdulillah… Alhamdulillah bisa nyelesain chapter 3 ini. walaupun mungkin readersnya dikit, tapi ada kepuasan tersendiri loh udah nyelesainnya. pffft.. btw ternyata ngedit draft itu capenya naujubilah, benerin kosakata dan tanda baca yang nangkring semena-sema disana sini itu cape banget. hehehe sekarang aku lebih perhatian nih sama cara penulisan, soalnya abis dapet pelajaran baru dari Schoolfanfict.. hehe.. oke cot bae nih… *sujud syukur* *lari-lari ngelilingin kakbah* <— seneng banget

 PREVIOUS

“Ah tentu saja sudah selesai. Baiklah aku pulang dulu. Annyeonghikaseyo.” Pamitku pada mereka semua–minus Hyuk Jae–.

Ne, terima kasih sudah membantu kami hari ini Hyuri-ah.”  Ujar namja yang paling kecil itu ketika aku hampir mencapai pintu. Aku tersenyum kepada mereka semua sebelum keluar, ketika aku melihat si Hyuk Jae itu mencibirkan bibirnya padaku.

~*~*~*~*~*~*~*~*

CHAPTER 3 (THAT GIRL)

“In Young-ah!!! Dimana kau?!” Teriakku begitu sampai diflat. Aku masih punya satu urusan dengan anak itu. Bisa-bisanya dia membodohiku. Dia bilang artis SM itu Shinee, F(X), dan… aku lupa nama Boyband yang ia sebutkan waktu itu. Pokoknya dia tidak menyebutkan Super Junior didalamnya! Kalau tahu begini, aku juga berpikir berkali-kali untuk menjadi pengurus dormitory Super junior.

Ahh ne.. Baiklah, ada bibi tetanggaku yang memanggilku. Aku tutup teleponnya ya?  Ahh arraseo… eh? Nado Taesung-ah…” Sepertinya In Young sedang menelepon seseorang. Huh, seenaknya saja menyebutku bibi tetangga. Siapa yang di telepon itu?  Kenapa In Young tersenyum-senyum bodoh seperti itu setelah menutup telepon?

Wae? Kau ini pulang kerumah bukannya mengucapkan salam malah berteriak-teriak.” Sungutnya sebal. Aku mengamati perubahan wajahnya yang sebal ketika berbicara padaku. Berbeda sekali saat dia sedang menelepon tadi. Sepertinya ada sesuatu…

“Tadi kau sedang menelepon siapa?” Tanyaku penuh selidik.

Ahh bukan siapa-siapa… dia teman satu fakultasku.” Jawabnya tanpa melihat kemataku. Sepertinya benar-benar ada sesuatu…

“’Taesung-ah…’ kau memanggilnya mesra sekali…” Ledekku sambil menirukan gaya bicaranya tadi.

Huh.. kau ini.. itu hanya perasaanmu saja!” Dia pergi kekamarnya sebelum aku selesai berbicara. Tuh kan aku jadi lupa. Padahal tadi aku ingin marah-marah dengannya.

Ya! Aku belum selesai bicara! Kau ini…” aku mengikutinya masuk kedalam kamar.

Wae?

“Kau kenapa tidak bilang kalau dormitory yang aku urus itu milik Super Junior, hah?!” Aku bersedekap sambil mencibirkan bibirku, menanti jawaban apa yang akan dia lontarkan. Awas saja kalau sebenarnya dia tahu dan ingin mengerjaiku agar aku bertemu dengan si Hyuk Jae itu.

Hah? Dormitory Super Sunior?! Super Junior itu kan dibawah agensi… OH IYA AKU LUPA! DIA MEMANG DIBAWAH PERUSAHAAN SM KAN?! KAU MENJADI PENGURUS DORMITORYNYA?! WAAAAAAAAAAAA BERUNTUNG SEKALI KAU HYU-YA~ AKU JUGA MAU!!!!!!!! AJAK AKU KESANA! AJAK AKU!!!!!!!!! KENAPA KAU TIDAK BILANG?! KALAU TAHU BEGITU LEBIH BAIK AKU SAJA YANG MENJADI PENGURUS DORMITORY!” Habislah riwayatku. In Young mengguncang-guncang pundakku dengan tenaga kuda. Sampai badanku remuk seketika. Dia ini membuatku kaget saja. Dari reaksinya yang seperti ini, sepertinya memang dia tidak tahu sebelumnya. Huh… padahal tadi aku sudah berencana mengobarak-abrik kamarnya kalau ternyata memang dia mengerjaiku untuk menjadi pengurus dormitory Super Junior.

Aishhh… tenagamu ini seperti kuda! Aku bisa mati kalau kau mengeroyok badanku seperti ini…” Aku meregangkan badanku setelah reaksinya yang seperti orang kerasukan itu mereda.

Ahh aku tidak peduli sama badanmu… jadi dorm mana yang kau urus.. dorm atas atau bawah?” Aisshh anak ini.. dia berkata tidak peduli setelah  mengoyak-ngoyak badanku..benar-benar..

Heh kau tau darimana kalau ada dorm atas dan dorm bawah?! Kau sebelumnya memang tau dan ingin mengerjaiku, kan? Iya kan?!” Kataku dengan penuh selidik.. jangan-jangan dia memang mengerjaiku.

Yaaa! Dari dulu memang ada dua! Semua orang juga sudah tahu! Kau saja yang yang selalu ketinggalan informasi! Bahkan nenek-nenek yang sudah meregang nyawapun masih bisa menjawab dengan benar kalau ditanya berapa dorm Super Junior.. huh” Sungutnya sebal sambil bersedekap.

“Ohh… aku kira kau mengerjaiku…”

Huh kau ini memang selalu penuh curiga terhadapku… “

Eh? Mianhae In Young-ah.. aku kira kau memang mengerjaiku…”

“Iya iya aku maafkan… jadi…”

“jadi apa?”

“Kapan kau mengajakku kesana?” Tanyanya dengan wajah mupengnya. Anak ini pasti akan berteriak-teriak kerasukan kalau aku ajak kesana dan mengetahui kalau aku yang mengurus dorm tempat Dong Hae pujaan hatinya.

“Iya nanti kapan-kapan…” Jawabku asal.

Aisshh kau jangan hanya memeberiku harapan asal seperti itu…” Ujarnya sewot.

Eiii~ aku ini kan baru satu hari bekerja disana. Kalau aku membawa orang asing bisa-bisa aku langsung ditendang keluar dari dorm”

“Aku ini kan temanmu bukan orang asing!” Bantahnya sebal.

“Bagiku kau memang bukan orang asing, tapi bagi mereka yang tidak mengenalmu kau pasti disebut orang asing. Lagipula tidak sembarang orang bisa masuk ke gedung dormitory itu. Pemeriksaannya ketat sekali!”

Ahh tenang saja.. kau sebut saja namaku tiga kali pada resepsionisnya, pasti langsung diperbolehkan…” Apa yang anak ini katakan? Untuk apa aku menyebut namanya tiga kali pada resepsionis? Seperti orang bodoh.

“Diperbolehkan apa?” Tanyaku penasaran dengan kelanjutan perkataannya yang menggantung itu.

“Diperbolehkan pulang…”  Dia tertawa terbahak-bahak akibat lelucon yang dibuatnya senddiri. Aku menatapnya yang sedang tertawa heboh dengan tatapan ingin membunuh…

Eiii~ aku hanya bercanda~ berhentilah menatapku dengan wajah seperti itu..”

Huh kau ini bisanya hanya bercanda saja!”

“Lalu… bagaimana hari pertamamu disana? Menyenangkan tidak? Bagaimana mereka sehari-hari di dorm itu?” Tanyanya antusias menuntut jawaban yang akurat.

“Menyenangkan apanya! Baru datang saja aku sudah mencak-mencak gara-gara si Hyuk babo (bodoh)  itu”

Hah? Memangnya kenapa?”

“Kami sama-sama kaget waktu bertemu satu sama lain” Jawabku tanpa penuh minat. Mengingat laki-laki bodoh itu membuatku malas.

Ahh sudah lupakan saja tragedi konser itu.. lalu bagaimana penampilan mereka di dorm sehari-hari?” Penampilan mereka? Aku bahkan lupa bagaimana penampilan mereka tadi. Yang aku ingat hanya si Hyuk Jae yang hanya memakai celana pendek saat aku datang. Aishhh menjijikan megingatnya…

“Kau tahu tidak? Saat di dorm mereka hanya memakai celana pendek bergambar pucca. “ Ujarku asal. Semoga dengan mendengar ini In Young menjadi ilfeel dan tidak mengintrogasiku terus-menerus tentang mereka. Aku malas juga kalau mengingat si Hyuk Jae itu.

“HAH?! BENARKAH???!!! HANYA CELANA PENDEK?! TIDAK  MEMAKAI APA-APA LAGI?! “ Tanyanya shock.

“I..iyaa” Aku yang kaget mendengar teriakannya hanya bisa menjawab seadanya. Memang apa istimewanya celana pendek bergambar pucca sampai ia bisa bereaksi seperti itu?

“HUAAAAAAAAAA HYU-YA!!!! AJAK AKU KESANA YAAA??!!! AKU MAU MELIHATNYA!!!!!!!!!! PASTI MEREKA HOT SEKALI !!!“ Pintanya dengan  mengancam sambil menarik kerah bajuku dengan wajah menyeramkan sekaligus merona merah.

“I..iya” Aku hanya bisa melongo melihat reaksinya. Seram juga dia kalau bereaksi seperti ini. Tidak kusangka perkataanku yang ceplos-ceplos bisa berakibat buruk pada diriku.

~*~*~*~*~~*~*~*~*~*

Aku sedang duduk disekelilingi laki-laki tampan yang sibuk dengan makan malam mereka—minus Hyuk Jae—huh aku tidak sudi menyebutnya tampan. Aku dipaksa ikut makan malam disini oleh Kyu Hyun, Dong Hae, Yesung, & Ryeo Wook. Hanya mereka tentu saja. Mana mungkin Hyuk Jae itu ikut menyuruhku makan malam disini.

Ini hari ketiga aku bekerja di dorm ini. Dan aku mulai bisa menghafal nama mereka satu persatu. Hanya yang di dorm ini, sisanya yang didorm atas aku tidak begitu hafal. Awalnya, mereka heran karena aku tidak menghapal nama mereka, mungkin mereka pikir aku ini salah satu penggemar mereka. Tapi sayangnya bukan. Aku bukan penggemar fanatik mereka yang ada diluar sana. Yang menegenal sifat luar dalam mereka satu-persatu.

“Hyu Ri-ssi, kami akan memberitahumu segala hal yang perlu kau tahu tentang kami agar kau bisa menyiapkan segala sesuatu yang kami butuhkan nanti” Ujar Yesung begitu makan malam selesai.

“Ya betul…” Tambah Kyu Hyun.

“Pertama kau harus selalu menyiapkan nasi sebagai makanan untuk kami. Kami tidak terlalu suka makanan siap saji.”

“Ya betul”

“Kau juga jangan lupa menyiapkan ikan untuk kami…” Tambah Dong Hae. Hanya ikan? Tidak sulit, baiklah.

“Ya betul..” Kyu Hyun hanya mengangguk-ngangguk  menyetujui.

“Kalau sedang terburu-buru, kau juga bisa menyiapkan jjangmyeon untuk kami” Dong Hae menambahkan

“Ya betul..”

Heh, kau ini hanya ‘ya betul, ya betul saja’!” Sungut Dong Hae pada Kyu Hyun.

“Apa sih hyeong... memang betul kok!” Eiii si kyuhyun ini memang ngocol sekali dengan hyeongnya

“Aku juga bisa membantumu untuk memasak sayur untuk kami…”  Lanjut  Ryeo Wook. In Young pernah bilang, salah satu dari member Super Junior ada yang jago memasak. Ahh mungkin dia. Baguslah, setidaknya pekerjaanku jadi tidak semakin berat.

“Ya betul…ehh? tidak betul.. kau tidak boleh meletakkan sesuatu yang hijau-hijau pada makananku! “ Kata kyuhyun padaku. Sepertinya dia tidak suka sayur.

Ahh ne baiklah” Ujarku menyetujui.

“Memangnya kenapa Kyu?! Kau juga harus makan sayur untuk kesehatanmu! Jangan makan daging saja! Lihat! Pipimu sudah menggelembung seperti itu karena kau terlalu banyak makan daging saja!” Kata Ryeo Wook. Ryeo Wook ini sepertinya memang perhatian sekali.

Huh biar saja,  nanti pipiku juga kempes sendiri” Ujar Kyu Hyun cuek.

Eiii~ sudahlah jangan berdebat lagi…” Yesung menengahi mereka.

“Hey kau! Kami semua suka susu! Jadi kau harus selalu menyiapkan susu dikulkas untuk kami! Khususnya susu strawberry! Ingat itu! Awas kalau sampai lupa!” Kata Hyuk Jae sinis. Ternyata dia masih hidup. Aku bahkan tidak memerhatikan dia yang duduk diseberang meja makan menghadapku. Geram sekali aku mendengarnya. Anak ini sebenarnya sedang memberitahuku atau sedang mengancamku?!

Huh… aku sudah tahu! Memangnya laki-laki mana didunia ini yang tidak suka susu?!” Ujarku asal. Dia menatapku dengan tatapan yang benar-benar sangat menyebalkan. Ingin sekali aku lubangi bola matanya.

Hening

“…”

Tidak ada yang bicara lagi setelah sahutanku pada Hyuk Jae tadi. Memangnya tadi aku salah bicara?

Ya! Apa maksud perkataanmu itu?” Ujarnya dengan nada sinis.

Ya hyeong~… kau yang paling tahu disini apa yang dimaksud Hyu Ri tadi… Huh kau ini pura-pura polos saja”  Kyu Hyun mencibirkan bibirnya pada Hyuk Jae.

Ya Kyu! Kau ini diam saja.. dasar cerewet!”

Eh? Memangnya aku bicara apa tadi?

“Eiii~ Hyun-ah, Hyuk-ah… sudahlah kalian ini berisik sekali… errr Hyu Ri-ssi, kata-katamu yang tadi itu ambigu sekali =,=”  Ujar Yesung.

“Iya… ambigu sekali. Aku jadi berpikir yang ‘iya-iya’.”  Tambah Kyu Hyun.

Donghae mendecak tidak sabar. “Aisshhh… sudahlah!! Hyu Ri-ssi… kau juga perlu memberesakan kamar kami setiap hari. Kamar Ryeo Wook dan Yesung hyeong berada disebelah ruang tamu. Lalu kamar Kyu Hyun ada diseberangnya…”

“Dan kamar makhluk ini berada dikamar mandi…” Kyu Hyun menunjuk kearah Hyuk Jae. Aku tertawa pelan mendengarnya. Sepertinya dua orang ini memang tidak pernah akur.

Ya! Kyu! Sudah kubilang kau ini diam saja! Dasar cerewet!”

Pletak

Ya! sakit hyeong! Huh dasar monyet!” Kyu Hyun mengusap kepalanya yang dipukul oleh Hyuk Jae. Mereka ini dari tadi tidak bisa diam.

“KALIAN INI BERISIK SEKALI! BISA DIAM TIDAK SIH?!” Teriak Yesung kesal. Yang diteriaki hanya mecibirkan  bibirnya sambil mencubiti satu sama lain.

Ryeo Wook melanjutkan penjelasan Dong Hae yang sempat terpotong “Yasudah lanjut… kamar Eun Hyuk dan Dong Hae ada didekat ruang tengah. Dan kau hanya perlu membereskan baju kotor kami, menyedot debu dan menyiapkan pakaian kami untuk jadwal”

“Kau tidak perlu menyiapkan pakaian dalam… kalau itu sih urusan kami” Tambah Kyu Hyun. Aishhh tentu saja. Disuruh pun aku juga tidak mau.

“…” Aku hanya bisa diam menanggapi ucapan Kyu Hyun.

Aishh pabo~ tentu saja Kyu!” Cibir Hyuk Jae.

“Oh ya.. Hey Hyu Ri-ssi.. jika kau kemarku kau tidak boleh mengutak-atik barang-barangku! Dan jangan membersihkan apapun yang ada dikolong tempat tidurku! Bersihkan saja debu-debu disekelilingnya! Jangan menyentuh apapun! Ingat itu! Arraseo (mengerti) ?!” Perintah Hyuk Jae. Aishh gayanya itu sudah seperti bos saja. Aku juga tidak peduli pada barang-barangnya. Untuk apa aku mengutak-atiknya?!

“Iya iya…” Jawabku cuek tanpa penuh minat.

“Ya betul” Kata Kyu Hyun sambil mengangguk-angguk. “Dikolong tempat tidurnya itu ada kehormatannya. Jika kau mengutak-atiknya kau akan menemukan rahasinya, dan pasti kau tidak akan selamat.” Kata Kyu Hyun. Apa sih yang dibicarakan laki-laki ini?

Yaaa! Kyu! Apa maksudmu?!”

Pletak

Aduhhh… Kau ini kenapa sih hyeong memukul kepalaku terus! Dasar monyet gila!” Mereka kembali melanjutkan pertengkarannya yang tidak bermutu itu. Sepertinya aku harus melatih kesabaranku selama disinii. Jangan sampai aku membakar dorm ini saking kesalnya.

“Sekali lagi kalian bertengkar, aku akan memberi tahu para noona kalian apa yang kalian tonton kemarin malam…” Ujar Yesung dingin, dan ajaibnya mereka berdua langsung diam.

ANNYEONG!!! APAKAH ADA ORANG?!” Tiba-tiba terdengar suara perempuan dari arah ruang tamu. Siapa lagi itu? Apa Super Junior  mempunyai member perempuan?

“Hyuk pacarmu datang tuh…” Dong Hae menyenggol tangan Hyuk Jae yang disebelahnya. Jadi makhluk itu punya pacar juga. Ada juga yang mau dengan orang seperti dia. *diinjek Hyuk*. Tapi, aku tidak pernah mendengar berita kalau member Super Junior ada yang sudah mempunyai pacar. Apa lagi-lagi aku ketinggalan berita?

Oppadeul apa yang sedang kalian lakukan?” Tanya perempuan itu dengan nada manja. Cara bicaranya itu terdengar menjijikan.

Eh Yeon Jung-ah… kami baru selesai makan malam” Jawab Yesung.

“Kalian sudah selesai makan malam? Yahh sayang sekali padahal aku membawakan makanan untuk Hyuk oppa…” Dia menggembungkan pipinya. Mungkin sedang berusaha memasang wajah sedih tapi terlihat seperti roti yang mengembang.

“Tapi.. hyuk oppa maukan mencicipi masakanku?” Tanyanya dengan mata berbinar-binar penuh harap.

Eh? Letakkan saja didapur nanti aku makan, Yeon Jung-ah.” Jawaban singkat Hyuk Jae membuat perempuan yang dipanggil Yeon Jung itu tersenyum sangat lebar. Benar-benar sangat lebar.

Ahh baiklah oppa…”

“Jadi hanya Eun Hyuk saja yang dibawakan makan, sedangkan untuk kami tidak?” Goda Dong Hae.

“Untuk oppadeul lain kali saja yaaaa…” Balasnya dengan nada manja dibuat-buat.

Eh siapa ini, oppadeul?” Dia melihat kearahku. Mungkin dia baru menyadari ada seseorang yang teronggok diantara ‘oppadeul’-nya itu.

“Dia pengganti Jihee noona untuk mengurus dormitory ini.” Jelas Ryeo Wook.

Annyeonghaseyo..Han Hyu Ri imnidaaaa….” Aku berdiri dari dudukku dan memperkenalkan diri padanya.

Ahh ne annyeong.. Im Yeon Jung imnida. Aku traine disini. Senang berkenalan denganmu.” Balasnya. Ohh ternyata dia calon artis.

“Kalian ini seumuran. Jadi mungkin bisa berteman.” Usul Ryeo Wook. Aku tidak yakin bisa berteman baik dengannya. Ahh tapi siapa tahu. Lebih baik aku jangan berburuk sangka dulu.

“Ohh jadi ini ya pembantu baru dorm kalian pengganti Jihee eonni?

Kretak ktetak.

Seperti ada sesuatu yang mulai putus di kepalaku. Apa dia bilang?! Pembantu baru?! Aku ini hanya pengurus dormitory! Bukan pembantu! Tidak salah aku tadi berburuk sangka padanya. Aishhh pabo…

Eh? Bukan… dia hanya mengurus dorm ini kok.” Yesung terlihat salah tingkah waktu menjelaskan. Mungkin takut terjadi pembantaian disini.

Aku hanya tersenyum paksa menghadapi perempuan satu ini. Sabar Hyu… sabar…

Oppa kau mau kemana?!” Yeon Jung mengikuti Hyuk Jae yang bangkit dari duduknya menuju ruang tengah. Hyuk, dari wajahnya terlihat bosan sekali mendengar percakapan kami diruang makan. Apapun! Aku tidak peduli!

“Hmmm.. sebaiknya aku pulang. Aku akan kembali lagi besok. “ Pamitku pada mereka.

Ahh baiklah. Terima kasih Hyu Ri-ssi untuk hari ini. Wookie-ah… kau bisa mengantar Hyu Ri pulang?”

Ahh tidak perlu. Ini baru jam 8 malam. Aku bisa pulang sendiri. Annyeonghikaseyo. “ balasku sebelum Ryeo Wook  menjawab. Aku membungkukan badanku untuk pamit pada mereka. In Young bisa heboh kalau tahu aku pulang diantar member Super Junior. Bisa-bisa Ryeo Wook pulang dalam keadaan tidak utuh.

Ahh baiklah… hati-hati Hyu Ri-ssi” Kata Dong Hae.

Aku melewati ruang tengah dimana ada Hyuk Jae dan Yeon Jung yang sedang duduk disofa. “Hmm aku pamit dulu.. annyeonghikaseyo” Aku sedikit membungkukan badanku pada mereka berdua.

Ahh ne..” balas Yeon Jung singkat. Jangan tanya,  Hyuk Jae tanpa minat sedikitpun membalas pamitanku.

Disofa, Yeon Jung bergelayut manja dibahu Hyuk Jae. Sedangkan yang digelayuti hanya cuek sambil tetap fokus menonton kearah TV yang sedang menampilkan kartun naruto. Posisi mereka ini intim sekali. Apa member lain tidak risih? Ahh peduli apa aku,  yang penting aku pulang. Aku membuka pintu dorm untuk keluar dan menutup pintunya lagi ketika samar-samar melihat mata Hyuk Jae itu melirik padaku.

~*~*~*~*~*~*~*~

Hahh… membosankan sekali mata kuliah ini. Dosen itu sedari tadi hanya cuap-cuap tidak jelas, membuat mataku berat.

Pluk…

Sesuatu mendarat dikepalaku. Aku yang sedang menenggelamkan kepalaku ditengah buku, mendongakan wajah dari aktivitasku yang hampir sampai ke dunia mimpi. Aish… siapa yang usil menggangguku?!

“Saudara Han Hyu Ri, jika kau memang tidak berniat mengikuti mata kuliahku, kau boleh keluar dari ruangan ini sekarang.”  Ujar dosen itu dengan nada dingin. Sial, lagi-lagi ketahuan tidur dikelas.

“Maafkan saya Pak… saya tidak akan mengulanginya lagi”  Balasku dengan berusaha terdengar menyesal.

Dosen itu serta merta melanjutkan aktifitasnya lagi tanpa menghiraukan permintaan maafku. Menyebalkan sekali.

Akhir-akhir ini aku memang sangat lelah. Mempunyai pekerjaan disela-sela aktifitas kuliah itu ternyata melelahkan. Padahal baru dua bulan aku bekerja disana. Mengurusi dormitory sekelompok artis terkenal benar-benar menguras tenaga. Awalnya, pekerjaanku hanya sebagai pengurus ‘dormitory’. Ya… garis bawahi itu, pengurus dormitory! Tapi itu hanya identitas saja. Padahal kenyataannya, aku juga harus mengurus keperluan mereka. Sebenarnya, aku tidak wajib mengurus keperluan mereka. Tapi, kondisi yang mengharuskanku melakukan itu.

Asal kalian tahu, mereka itu terkadang merepotkan sekali. Lebih repot mengurus keperluan mereka daripada menjaga anak kecil.

“Hyu Ri-ya… Tolong ambilkan pakaianku di laundry!”

“Hyu Ri-ya… buatkan aku ramyun… aku lapar.”

“Hyu Ri-ya… kenapa ada rumput ini dimakananku?!”

“Hyu Ri-ya… carikan coat­-ku, semalam aku lupa meletakannya dimana…”

“Hyu Ri-ssi… cepat pergi ke supermarket! Belikan aku susu strawberry yang banyak! Ppali-wa! Tidak pakai lama!”

“Hyu Ri-ya… dimana Bada?! Tadikan dia bermain denganmu…”

“Hyu Ri-ssi… berikan Chocho makan!!! Cepat!!!”

“Hyu Ri-ya…”

“Hyu Ri-ya…”

“Hyu Ri-ya…”

Aishh…terlalu banyak ‘Hyu Ri-ssi’ atau ‘Hyu Ri-ya’ yang mereka teriakkan setiap hari. Mereka memang merepotkan. Tapi, aku tidak menyesal bekerja dengan mereka—walaupun awalnya sangat menyesal karena ternyata ada seorang Lee Hyuk Jae diantara mereka—yang ternyata merepotkan seperti itu. Syukurnya, mereka masih mengerti keadaanku sebagai mahasiswa dengan tidak memaksaku membantu mereka disaat aku sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahku.

~*~*~*~*~*

“Aku pulang.” Aku kembali lagi ke dormitory setelah selesai kuliah.

Sepi sekali, apa semua member sedang ada jadwal? Bagus kalau begitu, jadi setidaknya aku bisa bersantai sejenak sebelum mereka menyuruh-nyuruhku dengan semena-mena.

Aku membuat mie instan untuk makan siangku, karena seperti biasa ketika melihat meja makan, tidak ada satupun makanan yang teronggok disana. Hanya ada sumpit dan mangkuk yang berisi udara.

Ketika aku sedang menunggu mie instan-ku matang, terdengar suara pintu dormitory yang terbuka, lalu tertutup. Sepertinya salah satu dari mereka sudah ada yang pulang.

Dan ternyata yang pulang adalah makhluk itu.

Dia berjalan begitu saja tanpa menghiraukanku seakan-akan tidak melihatku yang berdiri didapur . Lalu masuk kekamarnya setelah melempar coat, topi, dan tas cokelatnya yang selalu dibawa kemana-mana dengan seenaknya kesofa. Apa semua laki-laki selalu bersikap berantakan seperti itu? Aishh…menambah pekerjaanku saja.

Jal meokeulke (selamat makan).” Aku segera melahap mie instanku yang sudah matang. Telat sekali makan siangku. Ini sudah hampir sore dan aku baru makan siang sekarang. Lama-lama kau penyakit mag-mu bisa kambuh Han Hyu Ri.

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan menampakan dirinya yang sudah ganti baju dan membawa laptopnya. Dia melirikku sebentar lalu menjatuhkan dirinya disofa.

Huh, sikapnya itu sombong sekali. Aku kembali melanjutkan makan siangku yang sempat tertunda tanpa memperdulikannya.

“Han Hyu Ri, buatkan aku makan siang, aku lapar.” Dia tiba-tiba bersuara tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari laptopnya. Apa dia berbicara padaku, huh?

Mwo (apa)?” kataku pelan memastikan kalau ia berbicara padaku.

“Kau tuli ya? aku bilang buatkan aku makan siang juga, aku lapar.” Sungutnya menyebalkan. Dia menyuruhku seenaknya saja. Apa itu sikap orang meminta tolong?

“Nanti saja selesai aku makan.” Aku menjutkan kegiatan makanku tanpa menghiraukannya.

Aishh… aku laparnya sekarang. Cepat buatkan aku sekarang juga!”

“Iya, iya… cerewet”  sungutku kesal.

Ya! Apa kau bilang?!”

Aku beranjak dari meja makan dan menuju dapur, “Aku tidak bilang apa-apa. Kau mau makan apa?” Aku sedang malas beradu mulut dengannya. Itu hanya membuang-buang tenagaku saja. Ingin makan siang dengan tenang saja kenapa sulit sekali?!

“Terserah, asal jangan makanan buatan tanganmu, aku tidak mau mati keracunan.” Apa dia bilang? Dia pikir selama aku bekerja disini siapa yang memasak makanan sehari-harinya?!

“Yasudah! Kau buat saja sendiri, huh.” Sungutku kesal sambil mengumpat didalam hati. Kalau tidak ada penjara, dari dulu aku sudah mencampurkan racun tikus kedalam makanannya!

Ya! Aku hanya bercanda. Buatkan aku mie instan sepertimu saja, cepat!!!” perintahnya. Dia pikir aku ini pembantunya? Seenaknya saja memerintahku seperti itu setelah apa yang dia katakan.

“Sudah menyuruh bisa-bisanya malah marah-marah, saekki (brengsek).”  Umpatku pelan.

Ya! Aku masih mendengarnya.”

Setelah beberapa saat, mie instan yang aku buat untuknya—dengan terpaksa—akhirnya matang.

Aku membawanya kemeja makan diseberang tempatku duduk dan kembali menghabiskan makananku,  “Mie instanmu sudah matang, cepat makan sebelum dingin dan jangan menggangguku lagi.” Ujarku disela-selaku mengunyah.

Dia lalu beranjak dari laptopnya dan menghampiri meja makan, “Kau tidak meracuniku kan?” Tanyanya curiga sambil memicingkan mata.

“Ingin sekali aku melakukan itu.” Jawabku sambil tetap melanjutkan memakan mie instanku yang hampir dingin.

“Awas kau kalau berani-berani melakukan itu.”

“Kau ini, masih untung aku mau membuatkanmu makan siang, tapi kau malah mengancamku seperti itu! Dasar tidak tahu terima kasih!” Sungutku geram. Ingin sekali aku menyiram wajahnya dengan kuah mie, tapi sayangnya aku masih punya hati nurani untuk tidak melakukan itu. Dia hanya mencibirkan bibirnya mendengar ucapanku sambil menarik kursi dan duduk disebrangku.

“Ambilkan aku minum, cepat.” Katanya disela-sela mulutnya yang penuh makanan. Jorok sekali.

“Ambil saja sendiri, dari tadi kau menyuruhku terus.” Kataku malas.

“Cepat ambilkan, aku tersedak!” Dia meringis pura-pura tersedak. Aku tahu sekali itu, bilang saja dia malas beranjak.

“Ini.” Kataku seraya menyodorkan air dingin padanya dan kembali melanjutkan makanku. Kalau setelah ini dia masih protes, aku akan memaki-makinya.

Ya! Aku mau susu srtrawberry! Kenapa kau memberiku air putih saja?!”

Kretak.Kretak.

Sel-sel diotakku sudah mulai putus. Lee Hyuk Jae, kau memang ingin mulutku ini berbuat dosa dengan memaki-makimu. Orang ini memang benar-benar menguju kesabaranku.

YA!!! Kalau kau mau sesuatunya sesuai dengan keinginanmu kenapa kau tidak melakukannya sendiri?!”

“Kenapa kau marah-marah?! Aku kan bicara baik-baik!” balasnya dengan nada meninggi.

“Baik-baik? Daritadi kau menyuruhku dengan membentakku seperti itu, kau sebut itu ba—“ Aishh… bibirku tergigit saat aku bicara. Serta merta aku langsung menunduk dan menutup bibirku dengan tanganku. Demi tuhan ini sakit sekali. Mataku mulai basah saat menahan sakitnya. Dasar Lee Hyuk Jae!!! Gara-gara kau aku jadi seperti ini!!! Sial.

Ya! Wae? Kenapa diam? Kau kehabisan kata-kata, huh? Atau kau menyesal sudah membentak-bentakku?” Dia tertawa melihatku yang menundukan wajah dimeja makan. “Tidak perlu menyesal sampai seperti itu, aku tahu kau merasa begitu.” Lanjutnya sok tahu.

Menyesal katanya?! Menyesal? Huh, berpikir seperti itupun aku tidak pernah.

Ya! Kau kenapa? Jangan berlebihan seperti itu! Aku tahu kau menyesal.” Kursi diseberang tempatku duduk berderit. Dia berjalan kearahku dan mengguncang-guncang bahuku. “Han Hyu Ri! Kau kenapa? Jangan seperti itu. Ini bisa jadi salah paham bila ada orang yang datang. Mereka nanti berpikir kalau aku berbuat macam-macam padamu. Ya~ angkat kepalamu!” Perintahnya.

Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya geram. “Omona… (ya ampun) bibirmu berdarah. Sampai seperti itukan rasa bersalahmu padaku sampai kau melukai bibirmu sendiri?” Dia kaget begitu melihatkku.

YA!!! ini semua gara-gara kau! Aduhh… perih sekali.” Aku meringis merasakan perih disudut bibirku yang berdarah.

“Kenapa gara-gara aku? Memangnya aku yang menggigit bibirmu?!” Sungutnya. Apa dia bilang?! Aissh… menjijikan.

“Kalau kau tidak mengajakku berbicara saat aku sedang makan, aku tidak mungkin menggigit bibirku sendiri, Saekki!” Umpatku sebal.

“Kenapa kau mengataiku brengsek?! Salah gigimu sendiri kenapa menggigit bibirmu! Huh!”

“Pokoknya ini semua gara-gara kau!!! Dasar menyebalkan!!!” Teriakku kesal.

Aku berniat menyerangnya yang ada didepanku ketika terdengar suara orang lain diruangan ini. “Annyeonghaseyo! Oppa ternyata kau sudah pulang—“ Kata-katanya terpotong begitu melihat kearahku yang ada disatu ruangan dengan Hyukjae. “Hyu Ri, kau kenapa?” tanyanya yang melihatku meringis sambil memegangi sudut bibirku yang berdarah. Aku menarik tanganku berniat mengambil tisu untuk menyeka bibirku ketika dia berteriak kaget, “YA!!! Apa yang kalian berdua lakukan sebelum aku masuk ke dorm?!” Geramnya. “Kau! Kenapa bibirmu berdarah?! Katakan apa yang kalian lakukan, Hah!!!” Tudingnya padaku dengan mata berapi-api.

Ck… Apalagi sih yang dia pikirkan?! Membuatku makin kesal saja.

Hyuk Jae menghampirinya yang masih memancarkan pandangan geram padaku. “Yeon Jung­-ah… ini tidak seperti yang kau pikirkan.” Dia berusaha meredekan Yeon Jung yang masih berapi-api. Memangnya apa yang gadis itu pikirkan?

Aigoo… jangan-jangan dia pikir kalau aku dan Hyuk Jae…  Aishh aku tidak sudi melanjutkan dugaanku.

“Be-benar Yeon Jung, Ini tidak seperti yang kau pikirkan.” Aku berusaha ikut menjelaskan agar dugaan Yeon Jung itu tidak semakin liar.

Eiii~ kau diam saja. Memangnya apa yang Yeon Jung pikirkan? Sok tahu sekali.” Orang ini, bukannya bersyukur aku masih mau menjelaskan kesalahpahaman pada pacarnya, tapi dia malah bersikap seperti itu.

Oppa… apa yang kau lakukan pada Hyu Ri?” Nadanya terdengar manja, tapi ketika menyebut namaku malah terdengar menjengkelkan.

“Tadi kami sedang bertengkar, lalu tiba-tiba Hyu Ri menggigit bibirnya sendiri saat marah-marah padaku.” Dia menjelaskan pada Yeon Jung dengan wajah yang menyiratkan percaya-saja-padaku dengan senyumnya yang sok manis.

“Dia tidak menggodamu kan, Oppa?” APA?! Menggoda?! Gila! Benar-benar gila! Kalaupun aku mau menggoda, lebih baik aku menggoda Siwon yang jelas-jelas lebih pantas untuk digoda dari pada dia.

“Tentu saja tidak.” Dia melirik sesuatu ditangan Yeon Jung. “Jadi, apa yang membawamu kesini Yeon Jung-ah?” Tanyanya berusaha mengalihkan perhatian gadis itu.

“Oh iya, aku membawakanmu ini.” Yeon Jung menunjukan bingkisan yang dibawanya. “Kau suka pisang kan, Oppa?” nadanya terdengar manja memuakkan.

Gomawo. Kau letakkan saja dimeja makan, nanti aku pasti akan memakannya.” Hyuk Jae mengacak rambut gadis itu dan Yeon Jung hanya tersipu. Huh, apa mereka lupa kalau aku masih berdiri disini? Kenapa seenaknya saja bermesraan didepanku?!

Yeon Jung melewatiku dan meletakkan pisang yang dibawanya kemeja makan. Dia medorong bahuku ketika berbalik, “Awas kalau kau berani merayu Hyuk Jae!” Bisiknya ketika lewat.

“Yeon Jung-ah, kau bilang kau ingin berlatih dance hari ini denganku? Ayo kita keruang latihan.” Ajak Hyuk Jae.

“Baiklah, Kajja oppa.” Mereka berdua pergi dari hadapanku.

Aku masih melihat kearah mereka pergi ketika tiba-tiba Hyuk Jae datang lagi dan menghampiriku yang masih berdiri ditempat. Dia mengambil tisu yang terletak dimeja makan, lalu menyeka bibirku dengan tisu dan menarik tanganku agar menahan tisu itu dibibirku. “Seka darah dibibirmu sebelum mengering.” Katanya lalu pergi lagi.

Aishh… Apa maksudnya memperlakukanku seperti itu?! Dia ingin mempermainkanku, huh?!

Aku membuang tisu darinya kelantai dan menginjaknya geram. “Saekki!!! Kau pikir apa yang kau lakukan?! Berani-beraninya memperlakukanku seperti orang bodoh didepan Yeon Jung-mu itu!!!

Saekki!!!”

“Michigeutta! (mau gila rasanya)”

Jukeosipho?! (kau ingin mati?!)”

Aku marah-marah pada tisu itu dan terus mengeluarkan umpatan yang dari tadi sudah ingin aku keluarkan.

Ya ya ya! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau marah-marah sendiri seperti itu?”

Dong Hae datang ketika aku sedang mengumpat pada tisu yang aku injak-injak dilantai.

“Temanmu… Dia benar-benar menguji kesabaranku!” geramku.

“Siapa? Hyuk Jae? Memangnya dia kenapa? Tadi aku berpapasan dengannya dan Yeon Jung didepan dan dia terlihat baik-baik saja.”

Huh… kau tidak tahu saja apa yang dia lakukan. Percuma kalau aku ceritakan hanya membuang waktu!”

“Kenapa dengan bibirmu? Kenapa berdarah?” Tanyanya tanpa menghiraukan perkataanku barusan. “Jangan-jangan… Hah?! Apa yang kalian lakukan?! Apa Hyuk Jae menciummu sampai seperti ini?!” Tanyanya kaget. Akupun sama kagetnya mendengar ucapan yang bahkan tidak ingin kupikirkan tapi malah dilontarkan oleh Dong Hae. Menjijikan.

Aisshh… kau ini bicara apa?! Tentu saja tidak! Aku akan menjepit orang itu dengan pintu kalau dia sampai melakukan hal itu.” Sungutku geram. Aku menghampiri meja makan dan membuang sisa mie instanku yang sudah tidak ingin aku makan lagi gara-gara tragedi bibir berdarahku ini. Aku menyeka sudut bibirku di keran air agar tidak ada darah lagi yang tersisa.

“Sikapmu itu… Kau hanya bersikap seperti itu pada Hyuk Jae, memangnya apa salahnya? Aku pikir kau sudah melupakan kejadian di konser itu.” Ingatanku kembali pada kejadian dikonser dimana rasa kesalku mulai tumbuh pada Hyuk Jae. Dan sejujurnya hal itu hanya 2% dari seluruh perasaan tidak sukaku padanya. Itu tak sebanding dengan akibat yang dia lakukan gara-gara ulahnya dikonser itu.

Aku berbalik menghadap Dong Hae, “Kau bertanya kenapa aku bersikap seperti itu padanya?” pertanyaanku membuat Dong Hae tertarik dan memasang wajah penasaran. “Baiklah, kau orang pertama yang kuberi tahu.” Aku menghela nafas mencoba berpikir jernih agar tidak memancing emosiku setelah aku mengatakannya, “Gara-gara dia, aku jadi tidak bisa bertemu Ibuku untuk terakhir kalinya.”

Mwo?! Memangnya Ibumu ada dimana?!” Dia terlihat makin penasaran dengan pernyataanku barusan.

“Disurga.” Jawabku singkat.

Ya~ kau jangan bercanda!”

“Apa perkataanku yang seperti itu terdengar seperti candaan?”

“Baiklah, aku tidak ingin membahasnya jika kau terlihat ingin mencakarku seperti itu.” Ujarnya takut. Dia berbalik membuka pintu kulkas dan meminum air mineral yang diambilnya.

“Kau harus berbicara padanya untu menyelesaikan permasalahan kalian.” Katanya setelah menengguk air.

“Tunggu sampai aku siap untuk tidak menyerangnya dulu, dan mungkin itu memerlukan waktu yang lama untuk melatih kesabaranku.” Jawabku tak sepenuhnya tertarik dengan yang dibicarakannya. Aku mengelap tanganku setelah mencuci peralatan makan.

“Terserah saja itu urusan kalian, kalian sudah sama-sama dewasa.”

“Benar, dan kau jangan cerewet. Aku mau tidur dulu dikamarku.” Aku beranjak kekamarku di dorm ini setelah aku selesai membersihkan dapur.

Aishhh…kau ini,” Katanya menghembuskan nafas pelan, “Hyu Ri­-ya, buatkan aku makanan dulu, aku belum makan siang.” Serunya sebelum aku masuk ke pintu kamarku.

Aku membuka pintu kamarku, “Itu masih ada mie instan dimeja makan, tadi Hyuk Jae tidak menghabiskannya.” Ujarku cuek. Aku masuk dan menutup pintu kamarku ketika Dong Hae berteriak kesal dari luar.

YA YA YA!!! memangnya kau pikir aku ini apa memakan makanan sisa Lee Hyuk jae, huh?!

Setelah beberapa saat tidak terdengar suara lagi dari luar. Mungkin dia membuat makanannya sendiri. Baguslah, aku sedang malas melakukan apa-apa kalau mood-ku sedang seperti ini. Aku menatap kamarku didorm ini. Kamar ini tadinya hanya ruangan kosong tempat menyimpan barang-barang dari pemberian fans mereka. Setelah aku menempati kamar ini, sebagian barang-barang dipindahkan ketempat lain, hanya beberapa boneka-boneka saja yang tetap ditinggalkan disini. Mereka melarang keras aku mengambil atau menjual boneka ini, huh aku tidak tertarik. Kalau aku membutuhkan uang, aku bisa memotret mereka diam-diam dan menjualnya kepara fans diluar sana, untuk apa aku menjual boneka ini?! Aku tersenyum licik membayangkan uang yang aku peroleh jika aku memang menjual foto mereka kepada fans. Tapi, aku tentu saja tidak tega melakukan itu. Itu sama saja membongkar rahasia mereka. Bagaimanapun, walaupun mereka memang merepotkan, tapi mereka cukup baik dan perhatian padaku. Kalian pasti iri padaku yang bisa melihat mereka setiap hari dan mengetahui setiap detil dari mereka… XD

Boneka ikan, kura-kura, kuda, anjing, beruang, sampai boneka barbiepun ada dikamar ini, dan mataku memicing melihat jenis boneka yang mirip monyet didekat nakas samping tempat tidurku. Aku mengambilnya dan melihat boneka itu dari dekat. “Dasar monyet! Kau ini jelek sekali, tahu?!” Bentakku pada boneka ini. Mungkin aku memang sudah gila berbicara sendiri seperti ini.

“Gara-gara kau bibirku jadi berdarah, huh!” aku menusuk-nusuk wajah boneka monyet berpakaian  hoodie ini dengan telunjukku. “Berani-beraninya kau mempermalukanku didepan gadismu yang bodoh itu!” Geramku makin kesal. Aku membanting boneka itu kekasur dan mencekik lehernya.

Saeeki!!!” umpatku pada boneka monyet malang itu.

Handphone-ku berbunyi ketika aku sedang asik melempar tangkap boneka monyet itu ketembok. Aku melihat si penelepon yang ternyata adalah In Young, “Yeobosaeyo (halo)”

“….”

“Sedang di Dorm, kenapa?”

“…”

“Ada apa memangnya? Aku baru saja ingin tidur siang.” Aku baru saja ingin membunuh boneka itu kalau kau tidak menelepon In Young-ah.

“…”

“Apa begitu penting?”

“….!!!”

Aku menjauhkan telingaku dari telepon mendengar In Young yang berteriak seperti itu.

Ne, baiklah. Kau ini cerewet sekali.”

“…”

“Iya iya… Annyeong.

Aku menutup telepon begitu menyudahi pembicaraanku. Huh.. kenapa ingin santai sebentar saja suli sekali?! In Young menyuruhku pulang karena ada sesuatu yang dia ingin bicarakan. Memangnya apa, sih? Kenapa tidak bicara ditelepon saja?!

Aku mengambil tasku dan tas laptopku dimeja belajar yang ada dikamar itu. “Hari ini kau selamat monyet jelek! Tapi, kalau kembaranmu berbuat ulah padaku lagi, aku tidak segan-segan mengoyak isi dibalik hoodie yang kau pakai itu!” Aku mengancam boneka monyet itu yang aku sendiripun tahu tidak akan berpengaruh apa-apa pada boneka itu. “Ya! Jangan menatapku seperti itu! Kau Itu jelek, tahu!” Kataku lagi pada boneka monyet itu sebelum aku keluar dari pintu kamarku.

To be continued…

39 pemikiran pada “H for Hyuk Jae or H for Hyu Ri?! [CHAPTER 3: THAT GIRL]

  1. Annyeong, huwaaa part 3’y udah keluar ..
    Akhir’y setelah sekian lama menungguuu, eonni aku biasa baca ff mu di superelffanfic .. Hehe
    aish itu mereka kapaaan jadian’y ?? Haha
    eonniii aku mau pw part 4 doongg, nnti aku kirim email yaaa 🙂

  2. salam kenal onnie.. aQ reader baru…
    pnasaran g’mna reaksi hyuk jae waktu tau gara” dia hyu ri ngak bsa ktemu sama ibux untuk t’akhir kali..

  3. Annyeong, aq reader baru…..
    wahhh baru baca dan langsung suka sm jln ceritanya…
    lucu bgt nie pasangan berantem mulu, tp unyu2 jg, hhehe….
    penasaran lnjutannya, tp part 4 d protect ya

    boleh minta pw nya kan, ntar aq kirim email ya

  4. Annyeong chinguuu~
    Aku reader baru disini, tau wordpressmu dari superelf
    Suka banget ama critanya kocak n lawak apalagi yg part ini lbh bangak ngocolnya hahaaha si kyuhyun trutama..lucu bet hahaha
    bahasa sama alur critanya ga buru2 dapet feelnya sampe ketawa-tawa trus genre
    romance comedy top! Hehehe….

    btw aku minta pw nya buat chap 4 yaaa chinguu… tolong dm-in ke twitterku ya @VviaELF… thankyuuu 🙂

  5. “……….”
    Hening. . .
    sumpah. . aq ngakak wkt hyuri blang ‘semua laki2 pasti suka susu’
    asli aq ngakak sendiri kyk org gila. . . pikiran aq udh berpikiran yg ‘iya iya’ za jdinya *ketauan yadong*

    loncat next part *tuing*

Tinggalkan komentar