H for Hyuk Jae or H for Hyu Ri?! [CHAPTER 4: FEELING GUILTY]


Image

Title                    : H for Hyuk Jae or H for Hyu Ri?!

Chapter 4         : FEELING GUILTY

Author              : KARINPUT

Main cast         : Lee Hyuk Jae, Han Hyu Ri, Im Yeon Jung and the new one.

Minor Cast       : Cho In Young, Super Junior Members.

Genre               : romance, comedy.

Rating              : PG17

PREVIOUS

Aku mengambil tasku dan tas laptopku dimeja belajar yang ada dikamar itu. “Hari ini kau selamat monyet jelek! Tapi, kalau kembaranmu berbuat ulah padaku lagi, aku tidak segan-segan mengoyak isi dibalik hoodie yang kau pakai itu!” Aku mengancam boneka monyet itu yang aku sendiripun tahu tidak akan berpengaruh apa-apa pada boneka itu. “Ya! Jangan menatapku seperti itu! Kau Itu jelek, tahu!” Kataku lagi pada boneka monyet itu sebelum aku keluar dari pintu kamarku.

~*~*~*~*

Sudut Pandang Han Hyu Ri

 “Jadi, kau benar-benar harus pindah dari sini?” Aku menghembuskan nafas pelan. “Ayahmu mudah sekali terpengaruh pada lingkungan disekelilingnya.” Aku meniup-niup poniku gemas.

“Maafkan aku, sejujurnya aku juga tidak mau pindah dari sini, tapi aku tidak tega kalau menolak permintaan ayahku, bahkan dia sampai memohon seperti itu.”  In Young menunduk tampak merasa bersalah.

Eiii~ kau tidak perlu merasa bersalah begitu, tenang saja, aku mengerti. Ayahmu hanya mengkhawatirkanmu saja. Sama seperti ayahku, kau tahu sendiri kan,bagaimana ayahku.”

In Young terpaksa harus pindah dari flat yang kami sewa bersama karena ayahnya mengkhawatirkan In Young yang hidup jauh darinya. In Young bercerita, Im Joo Yoon, anak perempuan dari teman ayahnya, hamil diluar nikah. Hal itu sontak membuat ayah In Young kaget dan langsung menelepon In Young agar pulang kerumah mereka di daerah Incheon. Beliau khawatir anak perempuannya itu terkena kasus yang sama seperti anak kerabatnya. Sebagai seorang ayah, wajar saja kalau ayah In Young bersikap seperti itu. Ayah mana yang tidak mengkhawatirkan putrinya yang sudah lepas dari status remaja tanggung.

Aku memakan biskuit pandaku yang terletak dimeja, “Yasudah, kapan kau akan pindah?” tanyaku sambil mengunyah.

Dia ikut mencomot biskuit pandaku, “Lusa, besok aku akan membereskan barang-barangku.” ujarnya sambil mengunyah mengkhayati biskuit kesayanganku.

“Oke, besok aku akan membantumu membereskan barangmu.”

Dia mencomot biskuit pandaku lagi. “Tidak perlu, kau kuliah saja dan pergi ke Dormitory itu.” Dia menghembuskan nafas pelan. “Padahal kau belum sempat mengajakku berkunjung kesana, tapi aku sudah harus pindah.”

“Bicaramu ini seakan-akan kau tidak akan menemuiku lagi.” Cibirku.

Dia mencomot biskuit pandaku lagi, sudah tiga biskuit yang berhasil aku hitung. “Eh, bukan begitu maksudku. Tentu saja aku akan kembali lagi kesini jika aku berhasil membujuk dan meyakinkan ayahku untuk hidup mandiri lagi.” Dia mengambil susu cokelatnya dan meminumnya, “Lagipula, aku tetap kuliah di universitasku, kok. Dan tentu saja aku juga tidak berhenti bekerja di restoran, aku malas harus mencari universitas dan pekerjaan baru di Incheon. Ayahku berjanji akan mengantar-jemputku ketempat kuliah dan restoran, yaaa… walaupun waktu perjalanannya jadi bertambah 20 sampai 30 menit.” jelasnya panjang lebar.

Aku bergumam setuju, “Okelah kalau begitu.”

“Kau tidak perlu mengembalikan uangku untuk menggati uang sewa flat ini yang sudah kita lunasi untuk satu bulan kedepan. Anggap saja itu sebagai permintaan maafku yang pindah tiba-tiba.” Katanya dengan senyum berpura-pura simpati.

Mwo? Memang sudah seharusnya begitu! Aku juga tidak berniat mengembalikan uangmu. Lagipula bukan hanya uangmu saja yang dipakai untuk membayar flat ini selama satu bulan kedepan, disitu juga ada uangku, huh.” Sungutku.

Dia terkikik, “Aku hanya bercanda, pabo.” dia menoyor kepalaku kebelakang dan beranjak kedapur.

YA!”

~*~*~*~*~

Keesokan harinya di dorm sebelum aku berangkat kuliahku di siang hari…

“Ryeo Wook-ah… hmmm besok aku tidak bisa datang ke dorm. Aku ingin membantu temanku yang pindah kerumah orangtuanya.”  Kataku. Aku berbicara padanya karena  disini hanya dia yang masih bisa berpikir jernih selain kedua orang itu.

Disofa hanya ada kami berempat. Aku, Hyuk Jae yang sedang bermain dengan Chocho, dan Ryeo Wook dan Dong Hae yang sedang menonton drama. Sementara member lainnya sudah lebih dulu pergi melaksanakan jadwal mereka.

“Yasudah pergi saja, tidak ada yang bertanya padamu, tuh.” Aku meliriknya yang sedang bermain dengan Chocho. Dia itu berbicara dengan siapa barusan? Aku atau anjing cokelatnya itu?!

“Aku bicara pada Ryeo Wook, bukan denganmu.” Sungutku sebal setelah memastikan kalau dia yang berbicara padaku.

Dia mencibirkan bibirnya padaku dan kembali memotret-motret Chocho yang sepertinya jengah diperlakukan seperti itu oleh majikannya.

Ryeo Wook mengalihkan pandangannya dari televisi, “Ne, baiklah. Kau pergi saja Hyu Ri-ya, nanti aku bilang pada member lainnya kalau kau tidak bisa datang besok. Mereka pasti tidak ada yang keberatan.” dia tersenyum lalu kembali menonton dramanya.

“Siapa bilang tidak ada yang keberatan?!” Hyuk Jae mengalihkan kesibukannya memotret dan menatapku, “Besok kau harus membawa Chocho ketempat perawatan hewan.”

“Nanti saja kapan-kapan, besok aku tidak bisa.” Balasku malas. Baru minggu lalu aku dan Dong Hae membawa Chocho dan Bada ketempat perawatan hewan. Kenapa minggu ini aku harus membawanya lagi?! Membuang-buang waktuku saja.

“Pokoknya kau harus membawa Chocho besok!” Serunya keras kepala. Arggghh… kenapa dia selalu menyusahkanku, sih?!

Dong Hae melempar dua butir cemilan chococips-nya padaku dan Hyuk Jae, “Berisik!!! Kalian ini berisik sekali, sih! Aku jadi tidak bisa konsentrasi menonton drama!” dia kembali mengalihkan perhatiannya ke televisi. “Kau pergi saja Hyu Ri-ya, jangan perdulikan dia. Dia hanya mencari teman beradu mulut saja karena Chocho hanya bisa berguk-guk ria saja.” Ujarnya sambil tetap menatap lurus ke televisi.

Ya!” Seru Hyuk Jae. Aku menjulurkan lidahku meledeknya.

Aisshh… Lee Chocho cepat gigit mereka berdua!” Dia menunjukku dan Dong Hae. Anjing itu langsung berlari kearahku dan Dong Hae.

Aku mengangkat kakiku dari lantai menghindar dari Chocho, “Ya! Chocho, kalau kau berani menggigitku akan kupangkas semua bulumu!” ancamku pada anjing itu. Dan ajaibnya dia seperti mengerti apa yang kukatakan dan memilih menghampiri Dong Hae yang masih tidak sadar akan keselamatan dirinya.

“WAAAAAAAAAAAA!!! KENAPA KAU MENGGIGIT KELINGKINGKU ANJING GONDRONG?!” Dong Hae berteriak begitu Chocho menggigit kakinya. “YA!!! AWAS KAU LEE HYUK JAE!!!” Tudingnya pada Hyuk Jae.

Hyuk Jae segera berlari kekamarnya sebelum Dong Hae mengejarnya. Dia menjulurkan lidah padaku sebelum menutup pintu kamarnya. Benar-benar menyebalkan. Untung Chocho tidak menggigitku.

~*~*~*~*

Sudah sepekan lamanya In Young pindah dan sekarang aku tinggal sendirian di flat. Aku jadi tidak bisa melakukan kegiatanku yang biasanya kulakukan bersama In Young seperti menonton film horor, untuk menonton film horor, aku tidak berani melakukannya sendiri.

Di hari rabu sore seperti ini sepulang kuliah, aku kembali kegubuk keduaku selain flat,  Domitory Super Junior. Semua pekerjaan yang harus kukerjakan sudah kuselesaikan, sekarang aku hanya bermalas-malasan didepan laptop sambil membaca fanfiction. Kalau dipikir-pikir, sudah seminggu lebih aku tidak membaca fanfiction karena tugas kuliahku yang minggu lalu menumpuk.

Aku sedang asik membaca fanfiction ketika kurasakan sesuatu menarik-narik rambutku. “Yaa~ Chocho, apa yang kau lakukan? Aku baru saja keramas kenapa kau menarik-narik rambutku dengan mulutmu?!” Ternyata Chocho yang menarik-narik rambutku dari atas sofa sementara aku duduk dilantai, “Aishh… Menjijikan! Sana kembali ke majikanmu! Anjing dan majikannya sama-sama usil, huh.” Anjing usil itu langsung berlari kearah kamar Hyuk Jae yang pintunya terbuka dimana majikannya sedang duduk dikasurnya lengkap dengan coat-nya. Sepertinya dia mau pergi, baguslah.

Dia mengangkat Chocho yang berlari kearahnya dan memangkunya, “Chocho, jangan mengganggu Yuri, nanti kau bisa direbus hidup-hidup.” dia terkekeh sambil mengelus-gelus anjingnya.

Huh, aku yakin sekali pasti dia yang menyuruh anjingnya untuk menggangguku, karena perbuatan usil menyuruh anjingnya mengganggu orang itu tidak mempan pada Kyu Hyun yang sedang serius bermain game dimeja makan.

Eh, tunggu… tadi dia memanggilku apa?!

YA!  Siapa yang kau maksud dengan Yuri?!” Seruku kesal.

“Memangnya tadi aku bilang apa?” Tanyanya pura-pura bodoh sambil tersenyum meremehkan

“Jangan pura-pura bodoh! Harus berapa kali aku memperingatimu?” Aku mendengus, “Sudah kubilang ratusan kali jangan memanggilku seperti itu, kenapa kau masih melakukannya?!”

“Seratus juta kali,” Ledeknya. “Jangan salahkan aku, salahkan mulutku kenapa tidak mau berhenti memanggilmu Yuri.” Dia terkekeh, “Lagipula, Yuri sepertinya lebih bagus daripada Hyu Ri. Iya kan, Chocho?” Lanjutnya berbicara pada anjingnya. Dia semakin membangkitkan amarahku.

YA!!! Aku bukan lesbi! Aku seratus persen normal!!! “ Geramku kesal. Gemas sekali aku melihat kelakuannya yang selalu menyebutku Yuri. Aishh..

“Benarkah?” Tanyanya meremehkan.

“Kalau sekali lagi kau menyebutku Yuri, aku akan—“

Dia memotong ucapanku, “Akan apa? Apa yang kau lakukan padaku kalau aku menyebutmu ‘Yuri’ lagi, YU-RI?!” tantangnya menekankan kata ‘Yuri’. Dia beranjak keluar kamar dan melepaskan Chocho dari gendongannya kelantai. Anjing itu lari entah kemana begitu dilepaskan majikannya. Aishh… ini sudah keterlaluan. Kau ingin bermain-main denganku, huh?!

Aku menghampirinya yang berdiri didepan kamar, “Kau ingin bermain-main denganku rupanya.” aku tersenyum meremehkan sambil terus berjalan mendekatinya.

“Memangnya apa yang ingin kau lakukan, hmm?” Tantangnya. Dia mundur begitu melihatku yang bergerak maju, bermaksud menantangku Lee Hyuk Jae?!

“Aku ingin menunjukan padamu…” Aku menggantungkan kalimatku dan berjalan semakin dekat.

Aku sudah berjarak kurang dari satu meter darinya ketika sepertinya dia mulai panik,  “Yayaya! Apa yang ingin kau lakukan?!” dia sontak memundurkan tubuhnya ketika aku sudah begitu dekat padanya. Kau terlalu meremehkanku Lee Hyuk Jae.

Aku sudah berdiri tepat didepannya, lalu memojokannya ketembok.  “Kau yang pertama kali memercikan api, dan api itu sudah membakar seluruh tubuhku.” Ucapku didepan wajah kami yang begitu dekat. Aku tersenyum meremehkan. Kelihatan sekali dari wajahnya kalau dia panik.

Dia melirik kebelakangku, lalu aku melihat arah pandangannya yang menampakkan ekspresi menganga Kyu Hyun yang kaget melihat kejadian didepannya.

“H-Hyu Ri…” Aku mendengar Kyuh Hyun menyebut namaku pelan.

“A-apa yang ingin kau lakukan, huh?” Tanyanya gugup. Aku kembali mengalihkan pandanganku padanya yang ada didepan wajahku.

“Aku akan membuktikan sesuatu padamu, Lee Hyuk Jae-ssi.” Aku tersenyum licik padanya yang terlihat sangat gugup seperti itu.

“Mem-membuktikan apa?” Nafasnya yang beraroma strawberry itu menyapu wajahku.

Aku meletakkan tanganku dibahunya, “Aku akan membuktikan padamu…” Aku menyentuh coat yang menutupi lehernya, “Kalau aku masih normal…” lanjutku sambil membuka sedikit bagian coat yang menutupi lehernya, lalu mengarahkan wajahku kesisi kepalanya, lehernya.

Dia menahan nafas begitu mendengar pernyataanku yang aku yakin sekali berhasil membuatnya kaget setengah mati.

Aku mengarahkan bibirku kearah telinga kanannya, “Aku masih tertarik pada namja, kau tahu…” bisikku ditelinganya yang memerah karena kegugupannya. Dia menahan nafas lagi ketika aku menyentuh lehernya dan berjinjit mendekatkan wajahku kelehernya karena tubuhnya yang lebih tinggi dariku. Aku menghembuskan nafasku tenang dilehernya.

Tanganku menyusuri garis rahangnya sampai keleher sementara wajahku masih tetap dilehernya. “WAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!” Teriaknya begitu aku berhasil melaksanakan niatku. Aku tertawa terbahak-bahak melihat reaksinya.

Sementara Kyu Hyun yang duduk dimeja makan terlihat kecewa atas perlakuanku.“Yahhh… Aku kira kau akan benar-benar melakukannya. Ternyata hanya sampai disitu. Tidak seru, ah.” Katanya. Eh, apa maksudnya?  Memangnya apa yang dia pikir akan aku lakukan?

Aku masih tertawa heboh akibat ulahku tadi. Hyuk Jae tampak geram sambil memegangi telinga kanannya yang tampak lebih merah daripada telinga kirinya.

YAK!!! Apa yang kau lakukan dengan telingaku?!” Geramnya.

“Kau yang lebih merasakan keadaan telingamu,  pabo. Kenapa kau malah bertanya padaku?” Balasku disela-sela tawa. Aku kembali mendekatinya, “Lihat! Wajahmu, lehermu, dan telingamu memerah! Memangnya apa yang kau pikir akan kulakukan padamu?!” kataku sambil membolak balik wajahnya, “Aku hanya menggigit daun telinga kananmu, tapi justru semua bagian kepalamu yang memerah.” aku terkekeh, “Pa-bo!”  ejekku sambil menekankan kata ‘pabo’.

Kyu Hyun yang masih sibuk dengan laptopnya bersuara, “Dia berpikir kalau kau akan menciumnya, Hyu Ri-ya.” dia terkekeh, “Dia itu laki-laki, mana mungkin akan menolak kalau kau bertindak seperti itu.” lanjutnya.

YAYAYA!!! Kenapa kau malah membelanya CHO KYU HYUN?!” Bentaknya.

“Aku tidak membelanya, memang kenyataannyaseperti itu, kok?” Kyu Hyun mencebikan bibirnya, “Aku tahu apa yang tadi kau pikirkan, hyeong. Aku ini juga laki-laki.” lanjutnya.

Aishh… Apa yang para laki-laki ini bicarakan, sih? Aku jadi menyesal dengan tindakanku kalau malah membuat mereka membahas ‘hal’ seperti itu. Dasar laki-laki. Berniat menciumnya pun tidak, tapi kalau memang benar dia berpikir seperti itu berarti caraku berhasil. Kau terlalu geer, Lee Hyuk Jae. Aku tersenyum licik.

Huh, awas kalian berdua!” Ancamnya sambil merapikan coat. “Dan kau, aku akan membalasmu, huh!” Dia berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya kesal kearah pintu. Setelah beberapa langkah dia menghilang dari pandanganku, tiba-tiba saja dia kembali dan menuju kearah sofa. Aku baru menyadari apa yang dia lakukan setelah layar laptopku tiba-tiba mati.

YAYAYA! Apa yang kau lakukan pada laptopku?!” Aku melihat kabel charger laptopku yang tidak tersambung lagi ke stopkontak.Huh, pantas saja mati, dia mencabut kabelnya dari stopkontak karena aku memang menyalakan laptopku dengan listrik, bukan baterai.

Dia menjulurkan lidah padaku dan segera berlari keluar. Aishh… aku akan menenggelamkan laptopnya di bak mandi kalau laptopku sampai rusak.

~*~*~*~*

Sudut Pandang Author

Seorang laki-laki berpakaian tebal dengan syal cokelat berdiri ditiang listrik didepan sebuah cafe. Cuaca malam yang dingin tidak membuatnya bosan menunggu seperti obat nyamuk dipinggir jalanan malam yang mulai sepi, padahal waktu baru menunjukan pukul sembilan.

Oppa, kenapa kau menunggu diluar seperti ini?” Akhirnya gadis yang ditunggunya datang juga. Senyumnya merekah melihat gadis itu berdiri dihadapannya dengan coat biru dan syal biru yang senada.

“Tidak apa-apa, aku hanya tidak sabar ingin melihat kedatanganmu.” Ia tersenyum. “Kau mau masuk ke cafe dulu?” Tawarnya.

“Tidak, aku buru-buru.” Tolak gadis itu. Udara yang dingin membuatnya malas berlama-lama diluar ruangan, terlebih dengan laki-laki dihadapannya. “Katakan saja yang hal yang ingin oppa bicarakan sampai membawaku bertemu denganmu disini.” Lanjutnya.

Ia tidak menyangka gadis itu sekarang semakin menghindarinya. “Bicaramu tampak berbeda sekali.”  Ia mendengus. “Baiklah, aku…. hanya ingin kita kembali seperti dulu. Perasaan ini masih utuh untukmu.” Lanjutnya setelah melihat mata gadis itu yang menuntut agar ia cepat bicara.Sebenarnya ia berat untuk mengatakan ini, mengingat dulu ialah yang membuat masalah, tapi perasaannya lebih penting dari hal apapun yang membuatnya urung mengatakan itu.

“Maaf oppa, aku tidak bisa.” Ia melepas tangan laki-laki itu yang menggenggam tangannya. “Lagipula, dulu kita memang tidak mempunyai hubungan yang mengikat kita, kan?” Ia mendengus, “Apa yang harus ‘kembali seperti dulu’?” Ia menghembuskan nafas malas setelah menekankan kata ‘kembali seperti dulu’.

“Apa maksudmu tentang hubungan yang tidak mengikat?” perhatiannya tertarik oleh kata-kata yang dikeluarkan gadis itu. “Jadi, selama ini kau tidak—-”

“Ya, selama ini aku tidak punya perasaan apa-apa padamu. Dan kau, sebagai laki-laki seharusnya menegaskan hubungan dengan wanita didekatmu. Agar salah satunya tidak salah paham mengartikan perasaan yang lain,” Gadis itu tersenyum, senyum yang dapat diartikan senyum meremehkan oleh laki-laki dihadapannya. “Aneh, biasanya pihak wanitalah yang salah paham mengartikan perasaan laki-laki didekatnya. Tapi, ini malah sebaliknya.” Lanjutnya tega.

Laki-laki itu tercekat mendengar perkataan gadis didepannya. “Teganya kau mengatakan hal seperti itu padaku. Kemana sikap manismu dulu yang selalu kau keluarkan saat bersamaku?” Jantungnya berdegup kencang akibat berbagai emosi yang berkecamuk, kaget, sedih, kecewa, dan malu. Tapi tak bisa ia pungkiri bahwa perasaan untuk gadis dihadapannya ini lebih besar dari emosi yang ia rasakan.

“Maaf oppa,” Ujarnya manja yang terkesan meledek, “Sikap manisku hanya untuk dia..”

“Jadi, dia yang—“

“Ya, dia yang berhasil menarik perhatianku,” Gadis itu menepuk pipi laki-laki dihadapannya “Maaf  kalau aku menyakitimu, oppa” Setelah berkata seperti itu, ia berbalik dan meninggalkan laki-laki itu.

YA! Tunggu! Aku belum selesai bicara denganmu!” Teriaknya pada gadis yang sudah beberpa meter jauhnya.

Gadis itu tidak membalikan badan sama sekali dan hanya melambaikan sebelah tangannya malas pada laki-laki yang memanggilnya.

Jadi, kau lebih memilih laki-laki itu dari pada aku? Aku jadi penasaran melihatnya dari dekat. Seberapa hebatnya dia sampai berhasil merebutmu dariku. Pikir laki-laki itu sambil tersenyum licik.

~*~*~*~*

Sudut Pandang Han Hyu Ri

Aku memainkan kalung berbandul huruf ‘H’ku dengan gemas. Sampai kapan aku harus berada disini?

Aku menatapnya yang sedang berfoto-foto narsis didepan kaca bersama anjingnya.

“Apa lihat-lihat?” Sungutnya sebal ketika aku tertangkap basah sedang memerhatikannya. Aku hanya mencebikan bibir dan beralih pada layar ponselku.

Huh,kalau saja manager Kim tidak memohon-mohon padaku untuk menggantikannya mengatur jadwal member yang diurusnya, aku sekarang pasti sedang bermalas-malasan di flat. Terlebih lagi yang harus kuurus jadwalnya adalah… Ya benar… si cecurut-cecurut Lee… yang malam ini diundang untuk memeriahkan sebuah acara televisi dengan menyanyikan single ‘Oppa oppa’-nya. Yaaa… tapi tidak apalah, lumayan bisa melihat para artis-artis dari dekat.

Ige mwoya (apa ini)?” Ujarku pelan ketika melihat timeline twitterku heboh membicarakan sesuatu, memuji tepatnya.

Tampannya…’

Aigoo…lucunya anjingmu, oppa…’

‘Kau sungguh tampan…dan selalu tampan.’

‘Ahh~ aku ingin sekali berfoto denganmu..’

ARGHHHH!!! Anjing aja bisa!!! Kenapa gue enggak???!!!’  Oke, yang ini tweet nyata author-_-

Ternyata dia mengupload foto hasil kenarsisanya bersama Chocho. Dan wajahnya difoto itu, ugh.. Angkuh sekali. Apanya yang tampan? Bahkan lebih tampan Chocho. Untuk hal ini, aku tidak rela menyebutnya tampan, walaupum kenyataannya… Ahh pokoknya aku tidak rela.. Ini demi harga diri… Harga diri…

Aku tersenyum licik setelah menulis sesuatu ditwiiterku…

Sudut Pandang Lee Hyuk Jae

Han Hyu Ri : Fir’aun yang kejam dan anjingnya yang malang—>

Image

YAK!!! Apa maksudmu menulis ditwitter seperti ini?!” Sungutku kesal setelah mengetahui bahwa akun twitter itu milik Hyu Ri.

“Apa yang kau bicarakan?! Aku tidak mengerti.” Jawabnya sok polos sambil memainkan kalung berbandul ‘H’-nya yang menjadi penyebab pertengkaranku dengannya pertama kali.

“Jangan pura-pura bodoh! Kau kan yang mengejekku fotoku ditwitter?!”

Aishh… Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Lagipula aku tidak memiliki akun twitter.” Dia masih pura-pura bodoh.

“Jangan bohong! Dari foto di avatarmu saja sudah terlihat jelas kalau itu wajah sangarmu!”

YAK!!! Apa maksudmu menyebut fotoku sangar?!” Sergahnya mulai terpancing.

“Dan apa maksudmu menyebutku Fir’aun?! Huh memalukan!”

Aishh… baiklah baiklah, itu memang akun twitterku. Tadi ponselku tidak sengaja kepencet (?) sendiri ditanganku dan tiba-tiba saja tertulis seperti itu.” Akunya dengan alasan yang bodoh. Huh, mana ada yang seperti itu?! Memang ponselnya itu berhantu?!

“Sudah salah malah berbohong!” Cibirku.

“Masih untung aku mau mengaku! Bukannya terima kasih malah marah-marah!” Yeoja ini gila atau apa?! Untuk apa aku berterima kasih padanya karena telah menghinaku?!

“Apanya yang untung?! Justru aku yang dirugikan dengan ejekanmu itu! Dan buat apa aku berterima kasih padamu?! Huh.” Cecarku.

“Terserah apa katamu saja.” Balasnya cuek sambil mengibaskan tangan.

Aku masih mengumpat-ngumpat sendiri ketika menyadari sesuatu, “Hoi! Kau ternyata Fansku ya?”

Dia mengalihkan pandangannya dari ponsel, “Fans? Fans apanya?” sahutnya bingung.

“Kenapa kau memfollow twitterku?” Aku tersenyum memicingkan mata menunggu jawabannya.

Matanya membesar kaget, “Huh, percaya diri sekali kau! Kau sendiri yang muncul di timelineku karena foto fir’aun-mu itu!” katanya. “Berharap sekali ya aku memfollow twittermu? Maaf saja.” Lanjutnya sambil menjulurkan lidah padaku.

YAK!!!”

~*~*~*~*

Selesai aksi panggungku bersama Dong Hae, aku kembali keruangan tunggu artis. Hyu Ri menyodorkan minuman padaku dengan wajah yang… errrr terpaksa. Dengan wajah seperti itu, sudah pasti manager Kim yang menyuruhnya melakukan hal yang biasa seorang manager lakukan.

“Mana Dong Hae?” Tanyanya sambil memandang sekeliling ruangan.

Aku melongok dan merogoh ke saku jas dan celanaku, “Tidak ada.” jawabku sambil mengangkat bahu.

Ya! memangnya kau pikir Dong Hae itu apa yang bisa masuk ke sakumu!” Sungutnya jengkel.

“Dia itu liliput kecilku.”

YA! siapa yang kau maksud dengan liliput?!” Teriak Dong Hae yang ternyata sudah berada diruangan ini. Dia mengambil pakaiannya setelah menjitak kepalaku dan segera pergi keluar lagi.

YAK! Sopan sekali kau! Aku ini lebih tua darimu!” Sungutku kesal sambil memegangi kepalaku.

Masa bodoh!”

“Dong Hae, kau mau kemana lagi?!” Teriak Hyu Ri begitu Dong Hae sudah ada diluar.

“Ke toilet!!!” Balasnya teriak.

Menyebalkan sekali anak itu. Terlalu sering bergaul dengan Kyu Hyun membuatnya semakin lama mirip dengan magnae itu.

Untuk menghabiskan waktu lebih baik aku melakukan sesuatu, “Hyu­ Ri, ambilkan tas laptopku, cepat!!!” dia yang sedang memainkan poselnya mencibir malas. “Mana Chocho?” Tanyaku ketika dia beranjak mengambil tas cokelat yang berisi laptopku.

“Tidak tahu.” Jawabnya acuh.

Tiba-tiba saja Chocho berlari cepat dan langsung lompat kepangkuanku.

Brak…

“APA YANG KAU LAKUKAN PADA LAPTOPKU?!” Teriakku kaget begitu menyadari apa yang terjadi. Aku langsung menghampiri laptop-didalam tas cokelatku- yang sudah mendarat dilantai.

“A-aku tidak sengaja, tadi Chocho tiba-tiba sa—“

“Tidak usah menyalahkan Chocho!” Bentakku kesal, “Pekerjaanmu selalu tidak beres! Aku tahu kalau kau tidak suka padaku, tapi tidak begini caranya! Kau harus profesional!” lanjutku.

“Tapi tadi aku benar-benar—“

“Benar-benar apa?! Kau benar-benar sengaja ingin menghancurkan laptopku?!” sergahku sebelum ia melanjutkan perkataanya, “Cih, dari awal ini memang sudah sangat salah, seharusnya manager hyoeng tidak memilihmu sebagai pengganti Ji Hee noona, apalagi menggantikannya menjadi manager sekarang, pekerjaanmu selalu tidak beres!”

Dia melebarkan matanya mendengar perkataanku, “YA!!! Kau keterlaluan! Perlu kau tahu, kalau dari awal pekerjaan ini ada sangkut pautnya denganmu aku juga tidak akan pernah menerimanya! Aku memang bersalah telah menjatuhkan laptopmu, tapi kau tidak seharusnya menghinaku seperti itu!” dia mendongak membuang muka, menahan air matanya yang hampir tumpah, “kau…terlalu angkuh sebagai laki-laki LEE HYUK JAE!!!” dia langsung pergi setelah mendesiskan kalimat terakhirnya.

“Pergi saja!! Aku tidak membutuhkan orang sepertimu!”

“Baik, aku memang akan pergi, Kau puas?!” Balasnya diambang pintu. Dia lalu membanting pintu dengan keras.

Huh, seperti biasa, yeoja selalu menangis akibat perbuatannya sendiri.

Dong Hae datang dan langsung mencecarku, “Apa yang terjadi pada Hyu Ri?” dia sepertinya berpapasan dengan Hyu Ri diluar.

“Biar saja dia pergi,” Jawabku singkat, “dia menjatuhkan laptopku dan aku hanya memperingatkannya.” lanjutku.

“Dilihat dari reaksinya, dia terlihat sakit hati, tidak seperti orang yang habis kau peringatkan.” Katanya penuh selidik.

“Dia pantas mendapatkannya, Hae-ya.”

Ini sudah cukup malam dan diluar sedang hujan, Hyukkie! Dia itu yeoja! Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengannya?!” Aku melirik jam tanganku, benar juga, sudah pukul sepuluh malam.

“Tidak akan terjadi sesuatu dengannya.” Aku meyakinkannya—meyakinkan diriku sendiri lebih tepatnya.

Dia menghembuskan nafas, “Kau sampai menyakiti hati seseorang hanya karena benda mati itu.” Dia melirik laptopku dan segera berlalu.

Sepertinya… Aku memang keterlaluan.

~*~*~*~*

Sudut pandang Author.

Lee Hyuk Jae sedang menunggu diparkiran sambil menenteng tas yang berisi anjingnya. Udara malam yang dingin membuatnya merapakan coat-nya. Ia merapatkan topi dan menunduk setiap kali ada orang yang lewat, walaupun hampir tengah malam dan langit sedang hujan, seringkali ada fans yang memergokinya seperti biasa.

“Cih, memang keterlaluan.” Seorang laki-laki yang berdiri tak jauh darinya mengucapkan sesuatu. “Hanya karena barang pribadinya tak sengaja dijatuhkan, dia sampai membentak-bentak seorang yeoja.Keterlaluan.” Perhatiannya teralih sepenuhnya pada laki-laki bermantel abu-abu yang mengenakan hoodie yang sedang menggunakan headshet. Apa aku yang sedang dibicarakan? Pikirnya setelah menyadari sesuatu yang dibicarakan laki-laki itu. Mungkin dia sedang berbicara ditelepon.Pikirnya meyakinkan diri sendiri.

“Kau lama sekali, Hae-ya. Aku kedinginan.” Katanya setelah Dong Hae yang menyetir mobil datang.

“Memangnya siapa yang menyuruhku menyetir? Sudah tahu parkirannya penuh, sulit sekali mengeluarkan mobil ini.” Sungutnya. “Ini kau saja yang menyetir, aku malas.” Lanjutnya  seraya pindah kekursi penumpang.

“Bilang saja kalau kau tidak bisa menyetir, payah.” Cibir Hyuk Jae.

Yakk!!”

Hyuk Jae melewati laki-laki bermatel tadi dan masuk kekursi kemudi. “Laki-laki keterlaluan sepertinya tidak pantas hidup didunia ini.” Kata laki-laki itu sengit. Ia mencoba tidak peduli dan menancapkan gas mobilnya ketika melihat laki-laki bermatel itu memandangnya marah.

~*~*~*~*

Sudut Pandang Lee Hyuk Jae.

“Kau keterlaluan, Hyukkie.”

“Ya betul, kau keterlaluan.”

“Seharusnya kau memperingatinya baik-baik.”

“Ya betul, Seharusnya memperingatinya baik-baik.”

“Aku yakin kau mengatakan sesuatu yang menyakitinya.”

Aku melotot pada Kyu Hyun yang pasti sebentar lagi akan meniru ucapan mereka, memojokanku. “Kenapa kalian semua mengeroyokku seperti ini?!” Sungutku kesal pada Sung Min hyeong, Leeteuk hyeong, Dong Hae, Wookie, dan Kyu Hyun. Gara-gara si ikan bermulut lebar itu menceritakan kejadian di malam dua hari yang lalu, aku jadi dipojokkan seperti ini.

“Benar, kalian jangan memojokkan Hyukkie oppa seperti ini, sebenarnya kalian ini berada dipihak siapa sih?!” Bela Yeon Jung yang duduk disebelahku.

“Sebagai laki-laki yang gentle tentu saja kami membela pihak yang benar.” Jawab Kyu hyun menekankan kata ‘gentle’ padaku.

“Tapi bagaimanapun Hyuk oppa juga dirugikan atas laptopnya. Bagaimana kalau laptopnya rusak?”

Halah, laptop berisi dosa seperti itu kalau rusak juga tidak apa-apa.” Ujar Kyu Hyun menyebalkan.

“YAK!!!” Sungutku kesal. Ingin sekali aku sumpal mulutnya dengan tabung gas elpiji.

Leeteuk hyeong mendengus pelan, “Sudahlah, kau sebaiknya meminta maaf padanya Eun Hyuk-ah. Mungkin kau memang benar-benar membuatnya marah sampai dia tidak datang ke dorm dua hari ini” ujarnya melerai kami.

“Meminta maaf? Bagaimana caranya? Dia bahkan tidak datang selama dua hari ini?” Tanyaku.

Gara-gara kejadian itu, keesokan harinya Hyu Ri tidak datang ke dorm. Dan sampai sore ini, dia juga tak kunjung memberikan kabar padaku, ralat, pada kami maksudnya. Untuk apa dia mengabari keadaannya padaku? Aku bahkan sangsi dia memiliki nomor ponselku.

“Kau datangi saja kerumahnya Eun Hyuk-ah, apa sebegitu susahnya?” usul Sung Min hyeong.

Tadi meminta maaf, sekarang harus mendatangi Hyu Ri kerumahnya, apa tidak ada cara lain? Sejujurnya aku memang merasa bersalah, semenjak kejadian itu aku selalu memikirkan dampak perkataanku padanya yang sampai membuatnya pergi malam itu. Aku sadari, aku memang sedikit keterlaluan.

“Apa tidak ada cara lain?” Tanyaku meminta pendapat.

“Iya, apa tidak ada cara lain? Apa harus pergi kerumah Hyu Ri?” Tanya Yeon Jung yang sepertinya tidak setuju. “Oppa…kau tidak boleh kerumah gadis itu. Tetaplah disini…” Ujar Yeon Jung manja. Maaf  Yeon Jung, permintaanmu kali ini sedang malas aku pikirkan.

“Sepertinya tidak ada hyeong! Akan lebih baik kau mendatanginya untuk meminta maaf. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut!” Ujar Ryeo Wook.

“Benar Hyukkie, lebih baik kau mendatanginya. Aku sedikit khawatir dia sakit atau apa. Malam itu sedang hujan saat dia pergi. Dan Hyu Ri itu yeoja, hampir tengah malam seperti itu, yeoja sepertinya tidak baik berada diluar. Aku… takut terjadi sesuatu padanya.” Dong Hae terlihat khawatir sekali, sepertinya ada sesuatu dengannya. Apa dia menyukai Hyu Ri, huh?

“Benar hyeong. Bagimana kalau Hyu Ri diganggu oleh orang jahat?!” Kata Kyu Hyun. “Dan lebih parahnya lagi, bagaimana kalau dia diculik? Lalu dijual keluar negeri. Kau harus bertanggung jawab kalau sampai hal itu terjadi, hyeong!” Lanjutnya. Aku bergidik mendengarnya. Jangan sampai hal itu terjadi. Sungguh, bagaimanapun Hyu Ri itu… Ah, pokoknya tidak boleh!

Dong Hae melempar kacang kulit kearahnya, “Kau berlebihan, Kyu!”

Yak! Kyu, kau jangan menakutiku!” Bentakku. Ucapannya membuatku berpikiran yang tidak-tidak.

“Ini bisa saja terjadi hyeong, sekarang ini banyak orang jahat diluar sana. Bagaimana kalau Hyu Ri sampai disakiti?! Atau sampai di—“

Aku tahu apa pikiran yang akan diutarakannya, “Yak! Diam! Kau jangan berpikir seperti itu! Demi Tuhan, kau membuatku takut!” Sergahku memotong ucapan Kyu Hyun yang tak ingin aku dengar.

Oppa…” Yeon Jung menggeggam tanganku. Aku melepaskan genggamannya dan pergi kedapur mengambil minum untuk meredakan kekhawatiranku. Eh, kekhawatiran? Tidak, tidak, aku tidak khawatir. Hanya saja…

“Kau akan berdosa kalau kau memang benar-benar menyakitinya, Hyu Ri itu anak yatim, dia sudah ditinggal ibunya. Kau akan dikutuk Tuhan kalau menyakitinya, Hyukki-ya. Jadi, segeralah meminta maaf.” Kata Dong Hae. Jadi, Hyu Ri… Ibunya sudah meninggal? Mendengar hal ini, semakin membuatku merasa bersalah.

“Benarkah?” Tanya Kyu Hyun, Ryeo Wook, dan Sung Min hyeong bersamaan.

“Dia pernah bercerita padaku.” Jawab Dong Hae.

Aku semakin penasaran, “Untuk apa dia bercerita padamu?!” tanyaku dengan suara agak meninggi.

“Jadi kau tidak tahu? Kupikir kau sudah tahu lebih dulu, Hyukkie.” Katanya. “Dan menurutku, mungkin itu yang membuatnya tidak suka padamu.” Lanjutnya.

Sungguh, aku semakin tidak mengerti. Apa hubungannya denganku dan ibunya yang meninggal?

“Apa hub—“

“Jangan tanya padaku, kalau itu aku juga tidak mengerti, lebih baik kau tanyakan sendiri padanya.” Sergah Dong Hae memotong pernyataanku.

“Jangan-jangan kau yang membunuh ibunya, hyeong?” Tuduh Kyu Hyun.

“Yak! Apa aku terlihat seperti pembunuh?!” Sungutku kesal. Aishh…

“Kau berdiri saja didepan kaca dan tanyakan pada dirimu sendiri.” Ujar Kyu Hyun.

“Sudahlah… Ini semakin rumit. Aku juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, lebih baik kau meminta maaf padanya saja, Eun Hyuk-ah.” Leeteuk hyeong menghembuskan nafas lelah.

“Baiklah, baiklah… aku akan mendatangi Hyu Ri. Tapi aku tidak punya alamatnya.” Kataku akhirnya menyetujui. Bagaimanapun, ini demi membebaskan perasaan bersalahku.

“Manager hyeong mungkin punya alamatnya. Sung Min bisa menemanimu mendatangi Hyu Ri.” Usul Leeteuk hyeong.

“Eh? Aku?” Sung Min hyeong terlihat bingung, “hmmm.. baiklah.” Lanjutnya setelah melihat tatapan ikuti-saja-usulku- dari Leeteuk hyeong.

Oppa… Jangan pergi. Kau sudah berjanji akan membuatkanku koreografi baru.” Bujuk Yeon Jung yang menghampiriku didapur.

“Tidak hari ini, Jung-ah. Lain kali saja.”

Yeon Jung mengembungkan pipinya terlihat kesal seperti yang dilakukan didrama-drama.

“Kau berlatih koreografi dengan Wookie saja, Yeon Jung-ah. Dia sedang jomblo tuh.” Goda Kyu Hyun.

“Tidak mau, aku tidak suka dengan pria kecil!”Aku tertawa mendengarnya.

“YAK! Apa maksudmu Im Yeon Jung?!”

~*~*~*~*

“Yang ini rumahnya?” Tanyaku begitu sampai dialamat yang tertera dar yang diberikan manager Kim.

“Bukan,” Jawab Sung Min hyeong singkat, “tapi yang itu.” Tunjuknya kearah yang berlawanan dengan pandanganku.

Aku melihat kearah yang ditunjuk Sung Min hyeong, “Itu supermarket, hyeong!” Kataku.

“Sudah tahu yang ini rumahnya, kau masih bertanya.” Sungutnya. “Kau tidak turun?” Tanyanya yang menyadariku belum melepaskan seatbealt.

“Kau duluan saja.”

“Lho? Kok aku? Kau kan yang berkeperluan.”

“Baiklah, baiklah…” Aku melepaskan seatbalt yang menahanku dan segera turun dari mobil.

Setelah menghilangkan rasa gugupku –yang tidak tahu kenapa aku bisa gugup—aku memberanikan diri mengetuk pintu. Bagaimanapun aku takut Hyu Ri benar-benar marah dan langsung menghajarku begitu membuka pintu, yaa… itu pasti alasan aku gugup.

“Kok lama sekali, sih?” Ujarku tidak sabar ketika pintu tak kunjung terbuka.

“Mungkin dia sedang sakit jadi sedikit kesusahan untuk membuka pintu, atau…” Sung Min hyeong memutuskan ucapannya.

“Atau apa?” Tanyaku penasaran.

“Atau.. benar yang dikatakan Kyu Hyun, Hyu Ri diculik orang jahat, lalu…”

Aishh…sudah, sudah jangan dilanjutkan! Kenapa kau berpikiran seperti itu juga sih hyeong?!” Sergahku. Sungguh, aku bergidik lagi mendegar ucapan Sung Min hyeong.

Aku mengetuk pintu lagi, kali ini dengan tidak sabar dan lebih keras.

Setelah beberapa saat, pintu akhirnya terbuka. Aku kaget setengah mati melihat pemandangan didepanku. Ya tuhan, Hyu Ri…

To be continued…

Ahhhh~ akhirnya selesai juga Chapter 4, sedikit beban udah terangkat nih, kalo kalian yang baca bertanya-tanya kenapa aku memproteksi chapter ini, silakan baca ini

ngomong-ngomong, ada yang berniat menumpahkan pikirannya tentang apa yang terjadi dengan Hyu Ri diakhir chapeter ini? please.. aku penasaran pingin tahu aja pendapat kalian readers-nim yang sepi kerontang~

tinggalkan sebercak komentar ya, biar aku tahu siapa aja readers-nim aku, dan komentar juga tentang posternya, aku excited sendiri aja gitu pas poster ini jadi.. okelahsip 😀

H for Hyuk Jae or H for Hyu Ri?! [CHAPTER 3: THAT GIRL]


Image

Title                 : H for Hyuk Jae or H for Hyu Ri?!

Chapter 3         : THAT GIRL

Author              : KARINPUT

Main cast         : Lee Hyuk Jae, Han Hyu Ri, and the new one.

Minor Cast       : Cho In Young, Super Junior Members.

Genre               : romance, comedy.

Rating              : PG17

Alhamdulillah… Alhamdulillah bisa nyelesain chapter 3 ini. walaupun mungkin readersnya dikit, tapi ada kepuasan tersendiri loh udah nyelesainnya. pffft.. btw ternyata ngedit draft itu capenya naujubilah, benerin kosakata dan tanda baca yang nangkring semena-sema disana sini itu cape banget. hehehe sekarang aku lebih perhatian nih sama cara penulisan, soalnya abis dapet pelajaran baru dari Schoolfanfict.. hehe.. oke cot bae nih… *sujud syukur* *lari-lari ngelilingin kakbah* <— seneng banget

 PREVIOUS

“Ah tentu saja sudah selesai. Baiklah aku pulang dulu. Annyeonghikaseyo.” Pamitku pada mereka semua–minus Hyuk Jae–.

Ne, terima kasih sudah membantu kami hari ini Hyuri-ah.”  Ujar namja yang paling kecil itu ketika aku hampir mencapai pintu. Aku tersenyum kepada mereka semua sebelum keluar, ketika aku melihat si Hyuk Jae itu mencibirkan bibirnya padaku.

~*~*~*~*~*~*~*~*

CHAPTER 3 (THAT GIRL)

“In Young-ah!!! Dimana kau?!” Teriakku begitu sampai diflat. Aku masih punya satu urusan dengan anak itu. Bisa-bisanya dia membodohiku. Dia bilang artis SM itu Shinee, F(X), dan… aku lupa nama Boyband yang ia sebutkan waktu itu. Pokoknya dia tidak menyebutkan Super Junior didalamnya! Kalau tahu begini, aku juga berpikir berkali-kali untuk menjadi pengurus dormitory Super junior.

Ahh ne.. Baiklah, ada bibi tetanggaku yang memanggilku. Aku tutup teleponnya ya?  Ahh arraseo… eh? Nado Taesung-ah…” Sepertinya In Young sedang menelepon seseorang. Huh, seenaknya saja menyebutku bibi tetangga. Siapa yang di telepon itu?  Kenapa In Young tersenyum-senyum bodoh seperti itu setelah menutup telepon?

Wae? Kau ini pulang kerumah bukannya mengucapkan salam malah berteriak-teriak.” Sungutnya sebal. Aku mengamati perubahan wajahnya yang sebal ketika berbicara padaku. Berbeda sekali saat dia sedang menelepon tadi. Sepertinya ada sesuatu…

“Tadi kau sedang menelepon siapa?” Tanyaku penuh selidik.

Ahh bukan siapa-siapa… dia teman satu fakultasku.” Jawabnya tanpa melihat kemataku. Sepertinya benar-benar ada sesuatu…

“’Taesung-ah…’ kau memanggilnya mesra sekali…” Ledekku sambil menirukan gaya bicaranya tadi.

Huh.. kau ini.. itu hanya perasaanmu saja!” Dia pergi kekamarnya sebelum aku selesai berbicara. Tuh kan aku jadi lupa. Padahal tadi aku ingin marah-marah dengannya.

Ya! Aku belum selesai bicara! Kau ini…” aku mengikutinya masuk kedalam kamar.

Wae?

“Kau kenapa tidak bilang kalau dormitory yang aku urus itu milik Super Junior, hah?!” Aku bersedekap sambil mencibirkan bibirku, menanti jawaban apa yang akan dia lontarkan. Awas saja kalau sebenarnya dia tahu dan ingin mengerjaiku agar aku bertemu dengan si Hyuk Jae itu.

Hah? Dormitory Super Sunior?! Super Junior itu kan dibawah agensi… OH IYA AKU LUPA! DIA MEMANG DIBAWAH PERUSAHAAN SM KAN?! KAU MENJADI PENGURUS DORMITORYNYA?! WAAAAAAAAAAAA BERUNTUNG SEKALI KAU HYU-YA~ AKU JUGA MAU!!!!!!!! AJAK AKU KESANA! AJAK AKU!!!!!!!!! KENAPA KAU TIDAK BILANG?! KALAU TAHU BEGITU LEBIH BAIK AKU SAJA YANG MENJADI PENGURUS DORMITORY!” Habislah riwayatku. In Young mengguncang-guncang pundakku dengan tenaga kuda. Sampai badanku remuk seketika. Dia ini membuatku kaget saja. Dari reaksinya yang seperti ini, sepertinya memang dia tidak tahu sebelumnya. Huh… padahal tadi aku sudah berencana mengobarak-abrik kamarnya kalau ternyata memang dia mengerjaiku untuk menjadi pengurus dormitory Super Junior.

Aishhh… tenagamu ini seperti kuda! Aku bisa mati kalau kau mengeroyok badanku seperti ini…” Aku meregangkan badanku setelah reaksinya yang seperti orang kerasukan itu mereda.

Ahh aku tidak peduli sama badanmu… jadi dorm mana yang kau urus.. dorm atas atau bawah?” Aisshh anak ini.. dia berkata tidak peduli setelah  mengoyak-ngoyak badanku..benar-benar..

Heh kau tau darimana kalau ada dorm atas dan dorm bawah?! Kau sebelumnya memang tau dan ingin mengerjaiku, kan? Iya kan?!” Kataku dengan penuh selidik.. jangan-jangan dia memang mengerjaiku.

Yaaa! Dari dulu memang ada dua! Semua orang juga sudah tahu! Kau saja yang yang selalu ketinggalan informasi! Bahkan nenek-nenek yang sudah meregang nyawapun masih bisa menjawab dengan benar kalau ditanya berapa dorm Super Junior.. huh” Sungutnya sebal sambil bersedekap.

“Ohh… aku kira kau mengerjaiku…”

Huh kau ini memang selalu penuh curiga terhadapku… “

Eh? Mianhae In Young-ah.. aku kira kau memang mengerjaiku…”

“Iya iya aku maafkan… jadi…”

“jadi apa?”

“Kapan kau mengajakku kesana?” Tanyanya dengan wajah mupengnya. Anak ini pasti akan berteriak-teriak kerasukan kalau aku ajak kesana dan mengetahui kalau aku yang mengurus dorm tempat Dong Hae pujaan hatinya.

“Iya nanti kapan-kapan…” Jawabku asal.

Aisshh kau jangan hanya memeberiku harapan asal seperti itu…” Ujarnya sewot.

Eiii~ aku ini kan baru satu hari bekerja disana. Kalau aku membawa orang asing bisa-bisa aku langsung ditendang keluar dari dorm”

“Aku ini kan temanmu bukan orang asing!” Bantahnya sebal.

“Bagiku kau memang bukan orang asing, tapi bagi mereka yang tidak mengenalmu kau pasti disebut orang asing. Lagipula tidak sembarang orang bisa masuk ke gedung dormitory itu. Pemeriksaannya ketat sekali!”

Ahh tenang saja.. kau sebut saja namaku tiga kali pada resepsionisnya, pasti langsung diperbolehkan…” Apa yang anak ini katakan? Untuk apa aku menyebut namanya tiga kali pada resepsionis? Seperti orang bodoh.

“Diperbolehkan apa?” Tanyaku penasaran dengan kelanjutan perkataannya yang menggantung itu.

“Diperbolehkan pulang…”  Dia tertawa terbahak-bahak akibat lelucon yang dibuatnya senddiri. Aku menatapnya yang sedang tertawa heboh dengan tatapan ingin membunuh…

Eiii~ aku hanya bercanda~ berhentilah menatapku dengan wajah seperti itu..”

Huh kau ini bisanya hanya bercanda saja!”

“Lalu… bagaimana hari pertamamu disana? Menyenangkan tidak? Bagaimana mereka sehari-hari di dorm itu?” Tanyanya antusias menuntut jawaban yang akurat.

“Menyenangkan apanya! Baru datang saja aku sudah mencak-mencak gara-gara si Hyuk babo (bodoh)  itu”

Hah? Memangnya kenapa?”

“Kami sama-sama kaget waktu bertemu satu sama lain” Jawabku tanpa penuh minat. Mengingat laki-laki bodoh itu membuatku malas.

Ahh sudah lupakan saja tragedi konser itu.. lalu bagaimana penampilan mereka di dorm sehari-hari?” Penampilan mereka? Aku bahkan lupa bagaimana penampilan mereka tadi. Yang aku ingat hanya si Hyuk Jae yang hanya memakai celana pendek saat aku datang. Aishhh menjijikan megingatnya…

“Kau tahu tidak? Saat di dorm mereka hanya memakai celana pendek bergambar pucca. “ Ujarku asal. Semoga dengan mendengar ini In Young menjadi ilfeel dan tidak mengintrogasiku terus-menerus tentang mereka. Aku malas juga kalau mengingat si Hyuk Jae itu.

“HAH?! BENARKAH???!!! HANYA CELANA PENDEK?! TIDAK  MEMAKAI APA-APA LAGI?! “ Tanyanya shock.

“I..iyaa” Aku yang kaget mendengar teriakannya hanya bisa menjawab seadanya. Memang apa istimewanya celana pendek bergambar pucca sampai ia bisa bereaksi seperti itu?

“HUAAAAAAAAAA HYU-YA!!!! AJAK AKU KESANA YAAA??!!! AKU MAU MELIHATNYA!!!!!!!!!! PASTI MEREKA HOT SEKALI !!!“ Pintanya dengan  mengancam sambil menarik kerah bajuku dengan wajah menyeramkan sekaligus merona merah.

“I..iya” Aku hanya bisa melongo melihat reaksinya. Seram juga dia kalau bereaksi seperti ini. Tidak kusangka perkataanku yang ceplos-ceplos bisa berakibat buruk pada diriku.

~*~*~*~*~~*~*~*~*~*

Aku sedang duduk disekelilingi laki-laki tampan yang sibuk dengan makan malam mereka—minus Hyuk Jae—huh aku tidak sudi menyebutnya tampan. Aku dipaksa ikut makan malam disini oleh Kyu Hyun, Dong Hae, Yesung, & Ryeo Wook. Hanya mereka tentu saja. Mana mungkin Hyuk Jae itu ikut menyuruhku makan malam disini.

Ini hari ketiga aku bekerja di dorm ini. Dan aku mulai bisa menghafal nama mereka satu persatu. Hanya yang di dorm ini, sisanya yang didorm atas aku tidak begitu hafal. Awalnya, mereka heran karena aku tidak menghapal nama mereka, mungkin mereka pikir aku ini salah satu penggemar mereka. Tapi sayangnya bukan. Aku bukan penggemar fanatik mereka yang ada diluar sana. Yang menegenal sifat luar dalam mereka satu-persatu.

“Hyu Ri-ssi, kami akan memberitahumu segala hal yang perlu kau tahu tentang kami agar kau bisa menyiapkan segala sesuatu yang kami butuhkan nanti” Ujar Yesung begitu makan malam selesai.

“Ya betul…” Tambah Kyu Hyun.

“Pertama kau harus selalu menyiapkan nasi sebagai makanan untuk kami. Kami tidak terlalu suka makanan siap saji.”

“Ya betul”

“Kau juga jangan lupa menyiapkan ikan untuk kami…” Tambah Dong Hae. Hanya ikan? Tidak sulit, baiklah.

“Ya betul..” Kyu Hyun hanya mengangguk-ngangguk  menyetujui.

“Kalau sedang terburu-buru, kau juga bisa menyiapkan jjangmyeon untuk kami” Dong Hae menambahkan

“Ya betul..”

Heh, kau ini hanya ‘ya betul, ya betul saja’!” Sungut Dong Hae pada Kyu Hyun.

“Apa sih hyeong... memang betul kok!” Eiii si kyuhyun ini memang ngocol sekali dengan hyeongnya

“Aku juga bisa membantumu untuk memasak sayur untuk kami…”  Lanjut  Ryeo Wook. In Young pernah bilang, salah satu dari member Super Junior ada yang jago memasak. Ahh mungkin dia. Baguslah, setidaknya pekerjaanku jadi tidak semakin berat.

“Ya betul…ehh? tidak betul.. kau tidak boleh meletakkan sesuatu yang hijau-hijau pada makananku! “ Kata kyuhyun padaku. Sepertinya dia tidak suka sayur.

Ahh ne baiklah” Ujarku menyetujui.

“Memangnya kenapa Kyu?! Kau juga harus makan sayur untuk kesehatanmu! Jangan makan daging saja! Lihat! Pipimu sudah menggelembung seperti itu karena kau terlalu banyak makan daging saja!” Kata Ryeo Wook. Ryeo Wook ini sepertinya memang perhatian sekali.

Huh biar saja,  nanti pipiku juga kempes sendiri” Ujar Kyu Hyun cuek.

Eiii~ sudahlah jangan berdebat lagi…” Yesung menengahi mereka.

“Hey kau! Kami semua suka susu! Jadi kau harus selalu menyiapkan susu dikulkas untuk kami! Khususnya susu strawberry! Ingat itu! Awas kalau sampai lupa!” Kata Hyuk Jae sinis. Ternyata dia masih hidup. Aku bahkan tidak memerhatikan dia yang duduk diseberang meja makan menghadapku. Geram sekali aku mendengarnya. Anak ini sebenarnya sedang memberitahuku atau sedang mengancamku?!

Huh… aku sudah tahu! Memangnya laki-laki mana didunia ini yang tidak suka susu?!” Ujarku asal. Dia menatapku dengan tatapan yang benar-benar sangat menyebalkan. Ingin sekali aku lubangi bola matanya.

Hening

“…”

Tidak ada yang bicara lagi setelah sahutanku pada Hyuk Jae tadi. Memangnya tadi aku salah bicara?

Ya! Apa maksud perkataanmu itu?” Ujarnya dengan nada sinis.

Ya hyeong~… kau yang paling tahu disini apa yang dimaksud Hyu Ri tadi… Huh kau ini pura-pura polos saja”  Kyu Hyun mencibirkan bibirnya pada Hyuk Jae.

Ya Kyu! Kau ini diam saja.. dasar cerewet!”

Eh? Memangnya aku bicara apa tadi?

“Eiii~ Hyun-ah, Hyuk-ah… sudahlah kalian ini berisik sekali… errr Hyu Ri-ssi, kata-katamu yang tadi itu ambigu sekali =,=”  Ujar Yesung.

“Iya… ambigu sekali. Aku jadi berpikir yang ‘iya-iya’.”  Tambah Kyu Hyun.

Donghae mendecak tidak sabar. “Aisshhh… sudahlah!! Hyu Ri-ssi… kau juga perlu memberesakan kamar kami setiap hari. Kamar Ryeo Wook dan Yesung hyeong berada disebelah ruang tamu. Lalu kamar Kyu Hyun ada diseberangnya…”

“Dan kamar makhluk ini berada dikamar mandi…” Kyu Hyun menunjuk kearah Hyuk Jae. Aku tertawa pelan mendengarnya. Sepertinya dua orang ini memang tidak pernah akur.

Ya! Kyu! Sudah kubilang kau ini diam saja! Dasar cerewet!”

Pletak

Ya! sakit hyeong! Huh dasar monyet!” Kyu Hyun mengusap kepalanya yang dipukul oleh Hyuk Jae. Mereka ini dari tadi tidak bisa diam.

“KALIAN INI BERISIK SEKALI! BISA DIAM TIDAK SIH?!” Teriak Yesung kesal. Yang diteriaki hanya mecibirkan  bibirnya sambil mencubiti satu sama lain.

Ryeo Wook melanjutkan penjelasan Dong Hae yang sempat terpotong “Yasudah lanjut… kamar Eun Hyuk dan Dong Hae ada didekat ruang tengah. Dan kau hanya perlu membereskan baju kotor kami, menyedot debu dan menyiapkan pakaian kami untuk jadwal”

“Kau tidak perlu menyiapkan pakaian dalam… kalau itu sih urusan kami” Tambah Kyu Hyun. Aishhh tentu saja. Disuruh pun aku juga tidak mau.

“…” Aku hanya bisa diam menanggapi ucapan Kyu Hyun.

Aishh pabo~ tentu saja Kyu!” Cibir Hyuk Jae.

“Oh ya.. Hey Hyu Ri-ssi.. jika kau kemarku kau tidak boleh mengutak-atik barang-barangku! Dan jangan membersihkan apapun yang ada dikolong tempat tidurku! Bersihkan saja debu-debu disekelilingnya! Jangan menyentuh apapun! Ingat itu! Arraseo (mengerti) ?!” Perintah Hyuk Jae. Aishh gayanya itu sudah seperti bos saja. Aku juga tidak peduli pada barang-barangnya. Untuk apa aku mengutak-atiknya?!

“Iya iya…” Jawabku cuek tanpa penuh minat.

“Ya betul” Kata Kyu Hyun sambil mengangguk-angguk. “Dikolong tempat tidurnya itu ada kehormatannya. Jika kau mengutak-atiknya kau akan menemukan rahasinya, dan pasti kau tidak akan selamat.” Kata Kyu Hyun. Apa sih yang dibicarakan laki-laki ini?

Yaaa! Kyu! Apa maksudmu?!”

Pletak

Aduhhh… Kau ini kenapa sih hyeong memukul kepalaku terus! Dasar monyet gila!” Mereka kembali melanjutkan pertengkarannya yang tidak bermutu itu. Sepertinya aku harus melatih kesabaranku selama disinii. Jangan sampai aku membakar dorm ini saking kesalnya.

“Sekali lagi kalian bertengkar, aku akan memberi tahu para noona kalian apa yang kalian tonton kemarin malam…” Ujar Yesung dingin, dan ajaibnya mereka berdua langsung diam.

ANNYEONG!!! APAKAH ADA ORANG?!” Tiba-tiba terdengar suara perempuan dari arah ruang tamu. Siapa lagi itu? Apa Super Junior  mempunyai member perempuan?

“Hyuk pacarmu datang tuh…” Dong Hae menyenggol tangan Hyuk Jae yang disebelahnya. Jadi makhluk itu punya pacar juga. Ada juga yang mau dengan orang seperti dia. *diinjek Hyuk*. Tapi, aku tidak pernah mendengar berita kalau member Super Junior ada yang sudah mempunyai pacar. Apa lagi-lagi aku ketinggalan berita?

Oppadeul apa yang sedang kalian lakukan?” Tanya perempuan itu dengan nada manja. Cara bicaranya itu terdengar menjijikan.

Eh Yeon Jung-ah… kami baru selesai makan malam” Jawab Yesung.

“Kalian sudah selesai makan malam? Yahh sayang sekali padahal aku membawakan makanan untuk Hyuk oppa…” Dia menggembungkan pipinya. Mungkin sedang berusaha memasang wajah sedih tapi terlihat seperti roti yang mengembang.

“Tapi.. hyuk oppa maukan mencicipi masakanku?” Tanyanya dengan mata berbinar-binar penuh harap.

Eh? Letakkan saja didapur nanti aku makan, Yeon Jung-ah.” Jawaban singkat Hyuk Jae membuat perempuan yang dipanggil Yeon Jung itu tersenyum sangat lebar. Benar-benar sangat lebar.

Ahh baiklah oppa…”

“Jadi hanya Eun Hyuk saja yang dibawakan makan, sedangkan untuk kami tidak?” Goda Dong Hae.

“Untuk oppadeul lain kali saja yaaaa…” Balasnya dengan nada manja dibuat-buat.

Eh siapa ini, oppadeul?” Dia melihat kearahku. Mungkin dia baru menyadari ada seseorang yang teronggok diantara ‘oppadeul’-nya itu.

“Dia pengganti Jihee noona untuk mengurus dormitory ini.” Jelas Ryeo Wook.

Annyeonghaseyo..Han Hyu Ri imnidaaaa….” Aku berdiri dari dudukku dan memperkenalkan diri padanya.

Ahh ne annyeong.. Im Yeon Jung imnida. Aku traine disini. Senang berkenalan denganmu.” Balasnya. Ohh ternyata dia calon artis.

“Kalian ini seumuran. Jadi mungkin bisa berteman.” Usul Ryeo Wook. Aku tidak yakin bisa berteman baik dengannya. Ahh tapi siapa tahu. Lebih baik aku jangan berburuk sangka dulu.

“Ohh jadi ini ya pembantu baru dorm kalian pengganti Jihee eonni?

Kretak ktetak.

Seperti ada sesuatu yang mulai putus di kepalaku. Apa dia bilang?! Pembantu baru?! Aku ini hanya pengurus dormitory! Bukan pembantu! Tidak salah aku tadi berburuk sangka padanya. Aishhh pabo…

Eh? Bukan… dia hanya mengurus dorm ini kok.” Yesung terlihat salah tingkah waktu menjelaskan. Mungkin takut terjadi pembantaian disini.

Aku hanya tersenyum paksa menghadapi perempuan satu ini. Sabar Hyu… sabar…

Oppa kau mau kemana?!” Yeon Jung mengikuti Hyuk Jae yang bangkit dari duduknya menuju ruang tengah. Hyuk, dari wajahnya terlihat bosan sekali mendengar percakapan kami diruang makan. Apapun! Aku tidak peduli!

“Hmmm.. sebaiknya aku pulang. Aku akan kembali lagi besok. “ Pamitku pada mereka.

Ahh baiklah. Terima kasih Hyu Ri-ssi untuk hari ini. Wookie-ah… kau bisa mengantar Hyu Ri pulang?”

Ahh tidak perlu. Ini baru jam 8 malam. Aku bisa pulang sendiri. Annyeonghikaseyo. “ balasku sebelum Ryeo Wook  menjawab. Aku membungkukan badanku untuk pamit pada mereka. In Young bisa heboh kalau tahu aku pulang diantar member Super Junior. Bisa-bisa Ryeo Wook pulang dalam keadaan tidak utuh.

Ahh baiklah… hati-hati Hyu Ri-ssi” Kata Dong Hae.

Aku melewati ruang tengah dimana ada Hyuk Jae dan Yeon Jung yang sedang duduk disofa. “Hmm aku pamit dulu.. annyeonghikaseyo” Aku sedikit membungkukan badanku pada mereka berdua.

Ahh ne..” balas Yeon Jung singkat. Jangan tanya,  Hyuk Jae tanpa minat sedikitpun membalas pamitanku.

Disofa, Yeon Jung bergelayut manja dibahu Hyuk Jae. Sedangkan yang digelayuti hanya cuek sambil tetap fokus menonton kearah TV yang sedang menampilkan kartun naruto. Posisi mereka ini intim sekali. Apa member lain tidak risih? Ahh peduli apa aku,  yang penting aku pulang. Aku membuka pintu dorm untuk keluar dan menutup pintunya lagi ketika samar-samar melihat mata Hyuk Jae itu melirik padaku.

~*~*~*~*~*~*~*~

Hahh… membosankan sekali mata kuliah ini. Dosen itu sedari tadi hanya cuap-cuap tidak jelas, membuat mataku berat.

Pluk…

Sesuatu mendarat dikepalaku. Aku yang sedang menenggelamkan kepalaku ditengah buku, mendongakan wajah dari aktivitasku yang hampir sampai ke dunia mimpi. Aish… siapa yang usil menggangguku?!

“Saudara Han Hyu Ri, jika kau memang tidak berniat mengikuti mata kuliahku, kau boleh keluar dari ruangan ini sekarang.”  Ujar dosen itu dengan nada dingin. Sial, lagi-lagi ketahuan tidur dikelas.

“Maafkan saya Pak… saya tidak akan mengulanginya lagi”  Balasku dengan berusaha terdengar menyesal.

Dosen itu serta merta melanjutkan aktifitasnya lagi tanpa menghiraukan permintaan maafku. Menyebalkan sekali.

Akhir-akhir ini aku memang sangat lelah. Mempunyai pekerjaan disela-sela aktifitas kuliah itu ternyata melelahkan. Padahal baru dua bulan aku bekerja disana. Mengurusi dormitory sekelompok artis terkenal benar-benar menguras tenaga. Awalnya, pekerjaanku hanya sebagai pengurus ‘dormitory’. Ya… garis bawahi itu, pengurus dormitory! Tapi itu hanya identitas saja. Padahal kenyataannya, aku juga harus mengurus keperluan mereka. Sebenarnya, aku tidak wajib mengurus keperluan mereka. Tapi, kondisi yang mengharuskanku melakukan itu.

Asal kalian tahu, mereka itu terkadang merepotkan sekali. Lebih repot mengurus keperluan mereka daripada menjaga anak kecil.

“Hyu Ri-ya… Tolong ambilkan pakaianku di laundry!”

“Hyu Ri-ya… buatkan aku ramyun… aku lapar.”

“Hyu Ri-ya… kenapa ada rumput ini dimakananku?!”

“Hyu Ri-ya… carikan coat­-ku, semalam aku lupa meletakannya dimana…”

“Hyu Ri-ssi… cepat pergi ke supermarket! Belikan aku susu strawberry yang banyak! Ppali-wa! Tidak pakai lama!”

“Hyu Ri-ya… dimana Bada?! Tadikan dia bermain denganmu…”

“Hyu Ri-ssi… berikan Chocho makan!!! Cepat!!!”

“Hyu Ri-ya…”

“Hyu Ri-ya…”

“Hyu Ri-ya…”

Aishh…terlalu banyak ‘Hyu Ri-ssi’ atau ‘Hyu Ri-ya’ yang mereka teriakkan setiap hari. Mereka memang merepotkan. Tapi, aku tidak menyesal bekerja dengan mereka—walaupun awalnya sangat menyesal karena ternyata ada seorang Lee Hyuk Jae diantara mereka—yang ternyata merepotkan seperti itu. Syukurnya, mereka masih mengerti keadaanku sebagai mahasiswa dengan tidak memaksaku membantu mereka disaat aku sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahku.

~*~*~*~*~*

“Aku pulang.” Aku kembali lagi ke dormitory setelah selesai kuliah.

Sepi sekali, apa semua member sedang ada jadwal? Bagus kalau begitu, jadi setidaknya aku bisa bersantai sejenak sebelum mereka menyuruh-nyuruhku dengan semena-mena.

Aku membuat mie instan untuk makan siangku, karena seperti biasa ketika melihat meja makan, tidak ada satupun makanan yang teronggok disana. Hanya ada sumpit dan mangkuk yang berisi udara.

Ketika aku sedang menunggu mie instan-ku matang, terdengar suara pintu dormitory yang terbuka, lalu tertutup. Sepertinya salah satu dari mereka sudah ada yang pulang.

Dan ternyata yang pulang adalah makhluk itu.

Dia berjalan begitu saja tanpa menghiraukanku seakan-akan tidak melihatku yang berdiri didapur . Lalu masuk kekamarnya setelah melempar coat, topi, dan tas cokelatnya yang selalu dibawa kemana-mana dengan seenaknya kesofa. Apa semua laki-laki selalu bersikap berantakan seperti itu? Aishh…menambah pekerjaanku saja.

Jal meokeulke (selamat makan).” Aku segera melahap mie instanku yang sudah matang. Telat sekali makan siangku. Ini sudah hampir sore dan aku baru makan siang sekarang. Lama-lama kau penyakit mag-mu bisa kambuh Han Hyu Ri.

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan menampakan dirinya yang sudah ganti baju dan membawa laptopnya. Dia melirikku sebentar lalu menjatuhkan dirinya disofa.

Huh, sikapnya itu sombong sekali. Aku kembali melanjutkan makan siangku yang sempat tertunda tanpa memperdulikannya.

“Han Hyu Ri, buatkan aku makan siang, aku lapar.” Dia tiba-tiba bersuara tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari laptopnya. Apa dia berbicara padaku, huh?

Mwo (apa)?” kataku pelan memastikan kalau ia berbicara padaku.

“Kau tuli ya? aku bilang buatkan aku makan siang juga, aku lapar.” Sungutnya menyebalkan. Dia menyuruhku seenaknya saja. Apa itu sikap orang meminta tolong?

“Nanti saja selesai aku makan.” Aku menjutkan kegiatan makanku tanpa menghiraukannya.

Aishh… aku laparnya sekarang. Cepat buatkan aku sekarang juga!”

“Iya, iya… cerewet”  sungutku kesal.

Ya! Apa kau bilang?!”

Aku beranjak dari meja makan dan menuju dapur, “Aku tidak bilang apa-apa. Kau mau makan apa?” Aku sedang malas beradu mulut dengannya. Itu hanya membuang-buang tenagaku saja. Ingin makan siang dengan tenang saja kenapa sulit sekali?!

“Terserah, asal jangan makanan buatan tanganmu, aku tidak mau mati keracunan.” Apa dia bilang? Dia pikir selama aku bekerja disini siapa yang memasak makanan sehari-harinya?!

“Yasudah! Kau buat saja sendiri, huh.” Sungutku kesal sambil mengumpat didalam hati. Kalau tidak ada penjara, dari dulu aku sudah mencampurkan racun tikus kedalam makanannya!

Ya! Aku hanya bercanda. Buatkan aku mie instan sepertimu saja, cepat!!!” perintahnya. Dia pikir aku ini pembantunya? Seenaknya saja memerintahku seperti itu setelah apa yang dia katakan.

“Sudah menyuruh bisa-bisanya malah marah-marah, saekki (brengsek).”  Umpatku pelan.

Ya! Aku masih mendengarnya.”

Setelah beberapa saat, mie instan yang aku buat untuknya—dengan terpaksa—akhirnya matang.

Aku membawanya kemeja makan diseberang tempatku duduk dan kembali menghabiskan makananku,  “Mie instanmu sudah matang, cepat makan sebelum dingin dan jangan menggangguku lagi.” Ujarku disela-selaku mengunyah.

Dia lalu beranjak dari laptopnya dan menghampiri meja makan, “Kau tidak meracuniku kan?” Tanyanya curiga sambil memicingkan mata.

“Ingin sekali aku melakukan itu.” Jawabku sambil tetap melanjutkan memakan mie instanku yang hampir dingin.

“Awas kau kalau berani-berani melakukan itu.”

“Kau ini, masih untung aku mau membuatkanmu makan siang, tapi kau malah mengancamku seperti itu! Dasar tidak tahu terima kasih!” Sungutku geram. Ingin sekali aku menyiram wajahnya dengan kuah mie, tapi sayangnya aku masih punya hati nurani untuk tidak melakukan itu. Dia hanya mencibirkan bibirnya mendengar ucapanku sambil menarik kursi dan duduk disebrangku.

“Ambilkan aku minum, cepat.” Katanya disela-sela mulutnya yang penuh makanan. Jorok sekali.

“Ambil saja sendiri, dari tadi kau menyuruhku terus.” Kataku malas.

“Cepat ambilkan, aku tersedak!” Dia meringis pura-pura tersedak. Aku tahu sekali itu, bilang saja dia malas beranjak.

“Ini.” Kataku seraya menyodorkan air dingin padanya dan kembali melanjutkan makanku. Kalau setelah ini dia masih protes, aku akan memaki-makinya.

Ya! Aku mau susu srtrawberry! Kenapa kau memberiku air putih saja?!”

Kretak.Kretak.

Sel-sel diotakku sudah mulai putus. Lee Hyuk Jae, kau memang ingin mulutku ini berbuat dosa dengan memaki-makimu. Orang ini memang benar-benar menguju kesabaranku.

YA!!! Kalau kau mau sesuatunya sesuai dengan keinginanmu kenapa kau tidak melakukannya sendiri?!”

“Kenapa kau marah-marah?! Aku kan bicara baik-baik!” balasnya dengan nada meninggi.

“Baik-baik? Daritadi kau menyuruhku dengan membentakku seperti itu, kau sebut itu ba—“ Aishh… bibirku tergigit saat aku bicara. Serta merta aku langsung menunduk dan menutup bibirku dengan tanganku. Demi tuhan ini sakit sekali. Mataku mulai basah saat menahan sakitnya. Dasar Lee Hyuk Jae!!! Gara-gara kau aku jadi seperti ini!!! Sial.

Ya! Wae? Kenapa diam? Kau kehabisan kata-kata, huh? Atau kau menyesal sudah membentak-bentakku?” Dia tertawa melihatku yang menundukan wajah dimeja makan. “Tidak perlu menyesal sampai seperti itu, aku tahu kau merasa begitu.” Lanjutnya sok tahu.

Menyesal katanya?! Menyesal? Huh, berpikir seperti itupun aku tidak pernah.

Ya! Kau kenapa? Jangan berlebihan seperti itu! Aku tahu kau menyesal.” Kursi diseberang tempatku duduk berderit. Dia berjalan kearahku dan mengguncang-guncang bahuku. “Han Hyu Ri! Kau kenapa? Jangan seperti itu. Ini bisa jadi salah paham bila ada orang yang datang. Mereka nanti berpikir kalau aku berbuat macam-macam padamu. Ya~ angkat kepalamu!” Perintahnya.

Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya geram. “Omona… (ya ampun) bibirmu berdarah. Sampai seperti itukan rasa bersalahmu padaku sampai kau melukai bibirmu sendiri?” Dia kaget begitu melihatkku.

YA!!! ini semua gara-gara kau! Aduhh… perih sekali.” Aku meringis merasakan perih disudut bibirku yang berdarah.

“Kenapa gara-gara aku? Memangnya aku yang menggigit bibirmu?!” Sungutnya. Apa dia bilang?! Aissh… menjijikan.

“Kalau kau tidak mengajakku berbicara saat aku sedang makan, aku tidak mungkin menggigit bibirku sendiri, Saekki!” Umpatku sebal.

“Kenapa kau mengataiku brengsek?! Salah gigimu sendiri kenapa menggigit bibirmu! Huh!”

“Pokoknya ini semua gara-gara kau!!! Dasar menyebalkan!!!” Teriakku kesal.

Aku berniat menyerangnya yang ada didepanku ketika terdengar suara orang lain diruangan ini. “Annyeonghaseyo! Oppa ternyata kau sudah pulang—“ Kata-katanya terpotong begitu melihat kearahku yang ada disatu ruangan dengan Hyukjae. “Hyu Ri, kau kenapa?” tanyanya yang melihatku meringis sambil memegangi sudut bibirku yang berdarah. Aku menarik tanganku berniat mengambil tisu untuk menyeka bibirku ketika dia berteriak kaget, “YA!!! Apa yang kalian berdua lakukan sebelum aku masuk ke dorm?!” Geramnya. “Kau! Kenapa bibirmu berdarah?! Katakan apa yang kalian lakukan, Hah!!!” Tudingnya padaku dengan mata berapi-api.

Ck… Apalagi sih yang dia pikirkan?! Membuatku makin kesal saja.

Hyuk Jae menghampirinya yang masih memancarkan pandangan geram padaku. “Yeon Jung­-ah… ini tidak seperti yang kau pikirkan.” Dia berusaha meredekan Yeon Jung yang masih berapi-api. Memangnya apa yang gadis itu pikirkan?

Aigoo… jangan-jangan dia pikir kalau aku dan Hyuk Jae…  Aishh aku tidak sudi melanjutkan dugaanku.

“Be-benar Yeon Jung, Ini tidak seperti yang kau pikirkan.” Aku berusaha ikut menjelaskan agar dugaan Yeon Jung itu tidak semakin liar.

Eiii~ kau diam saja. Memangnya apa yang Yeon Jung pikirkan? Sok tahu sekali.” Orang ini, bukannya bersyukur aku masih mau menjelaskan kesalahpahaman pada pacarnya, tapi dia malah bersikap seperti itu.

Oppa… apa yang kau lakukan pada Hyu Ri?” Nadanya terdengar manja, tapi ketika menyebut namaku malah terdengar menjengkelkan.

“Tadi kami sedang bertengkar, lalu tiba-tiba Hyu Ri menggigit bibirnya sendiri saat marah-marah padaku.” Dia menjelaskan pada Yeon Jung dengan wajah yang menyiratkan percaya-saja-padaku dengan senyumnya yang sok manis.

“Dia tidak menggodamu kan, Oppa?” APA?! Menggoda?! Gila! Benar-benar gila! Kalaupun aku mau menggoda, lebih baik aku menggoda Siwon yang jelas-jelas lebih pantas untuk digoda dari pada dia.

“Tentu saja tidak.” Dia melirik sesuatu ditangan Yeon Jung. “Jadi, apa yang membawamu kesini Yeon Jung-ah?” Tanyanya berusaha mengalihkan perhatian gadis itu.

“Oh iya, aku membawakanmu ini.” Yeon Jung menunjukan bingkisan yang dibawanya. “Kau suka pisang kan, Oppa?” nadanya terdengar manja memuakkan.

Gomawo. Kau letakkan saja dimeja makan, nanti aku pasti akan memakannya.” Hyuk Jae mengacak rambut gadis itu dan Yeon Jung hanya tersipu. Huh, apa mereka lupa kalau aku masih berdiri disini? Kenapa seenaknya saja bermesraan didepanku?!

Yeon Jung melewatiku dan meletakkan pisang yang dibawanya kemeja makan. Dia medorong bahuku ketika berbalik, “Awas kalau kau berani merayu Hyuk Jae!” Bisiknya ketika lewat.

“Yeon Jung-ah, kau bilang kau ingin berlatih dance hari ini denganku? Ayo kita keruang latihan.” Ajak Hyuk Jae.

“Baiklah, Kajja oppa.” Mereka berdua pergi dari hadapanku.

Aku masih melihat kearah mereka pergi ketika tiba-tiba Hyuk Jae datang lagi dan menghampiriku yang masih berdiri ditempat. Dia mengambil tisu yang terletak dimeja makan, lalu menyeka bibirku dengan tisu dan menarik tanganku agar menahan tisu itu dibibirku. “Seka darah dibibirmu sebelum mengering.” Katanya lalu pergi lagi.

Aishh… Apa maksudnya memperlakukanku seperti itu?! Dia ingin mempermainkanku, huh?!

Aku membuang tisu darinya kelantai dan menginjaknya geram. “Saekki!!! Kau pikir apa yang kau lakukan?! Berani-beraninya memperlakukanku seperti orang bodoh didepan Yeon Jung-mu itu!!!

Saekki!!!”

“Michigeutta! (mau gila rasanya)”

Jukeosipho?! (kau ingin mati?!)”

Aku marah-marah pada tisu itu dan terus mengeluarkan umpatan yang dari tadi sudah ingin aku keluarkan.

Ya ya ya! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau marah-marah sendiri seperti itu?”

Dong Hae datang ketika aku sedang mengumpat pada tisu yang aku injak-injak dilantai.

“Temanmu… Dia benar-benar menguji kesabaranku!” geramku.

“Siapa? Hyuk Jae? Memangnya dia kenapa? Tadi aku berpapasan dengannya dan Yeon Jung didepan dan dia terlihat baik-baik saja.”

Huh… kau tidak tahu saja apa yang dia lakukan. Percuma kalau aku ceritakan hanya membuang waktu!”

“Kenapa dengan bibirmu? Kenapa berdarah?” Tanyanya tanpa menghiraukan perkataanku barusan. “Jangan-jangan… Hah?! Apa yang kalian lakukan?! Apa Hyuk Jae menciummu sampai seperti ini?!” Tanyanya kaget. Akupun sama kagetnya mendengar ucapan yang bahkan tidak ingin kupikirkan tapi malah dilontarkan oleh Dong Hae. Menjijikan.

Aisshh… kau ini bicara apa?! Tentu saja tidak! Aku akan menjepit orang itu dengan pintu kalau dia sampai melakukan hal itu.” Sungutku geram. Aku menghampiri meja makan dan membuang sisa mie instanku yang sudah tidak ingin aku makan lagi gara-gara tragedi bibir berdarahku ini. Aku menyeka sudut bibirku di keran air agar tidak ada darah lagi yang tersisa.

“Sikapmu itu… Kau hanya bersikap seperti itu pada Hyuk Jae, memangnya apa salahnya? Aku pikir kau sudah melupakan kejadian di konser itu.” Ingatanku kembali pada kejadian dikonser dimana rasa kesalku mulai tumbuh pada Hyuk Jae. Dan sejujurnya hal itu hanya 2% dari seluruh perasaan tidak sukaku padanya. Itu tak sebanding dengan akibat yang dia lakukan gara-gara ulahnya dikonser itu.

Aku berbalik menghadap Dong Hae, “Kau bertanya kenapa aku bersikap seperti itu padanya?” pertanyaanku membuat Dong Hae tertarik dan memasang wajah penasaran. “Baiklah, kau orang pertama yang kuberi tahu.” Aku menghela nafas mencoba berpikir jernih agar tidak memancing emosiku setelah aku mengatakannya, “Gara-gara dia, aku jadi tidak bisa bertemu Ibuku untuk terakhir kalinya.”

Mwo?! Memangnya Ibumu ada dimana?!” Dia terlihat makin penasaran dengan pernyataanku barusan.

“Disurga.” Jawabku singkat.

Ya~ kau jangan bercanda!”

“Apa perkataanku yang seperti itu terdengar seperti candaan?”

“Baiklah, aku tidak ingin membahasnya jika kau terlihat ingin mencakarku seperti itu.” Ujarnya takut. Dia berbalik membuka pintu kulkas dan meminum air mineral yang diambilnya.

“Kau harus berbicara padanya untu menyelesaikan permasalahan kalian.” Katanya setelah menengguk air.

“Tunggu sampai aku siap untuk tidak menyerangnya dulu, dan mungkin itu memerlukan waktu yang lama untuk melatih kesabaranku.” Jawabku tak sepenuhnya tertarik dengan yang dibicarakannya. Aku mengelap tanganku setelah mencuci peralatan makan.

“Terserah saja itu urusan kalian, kalian sudah sama-sama dewasa.”

“Benar, dan kau jangan cerewet. Aku mau tidur dulu dikamarku.” Aku beranjak kekamarku di dorm ini setelah aku selesai membersihkan dapur.

Aishhh…kau ini,” Katanya menghembuskan nafas pelan, “Hyu Ri­-ya, buatkan aku makanan dulu, aku belum makan siang.” Serunya sebelum aku masuk ke pintu kamarku.

Aku membuka pintu kamarku, “Itu masih ada mie instan dimeja makan, tadi Hyuk Jae tidak menghabiskannya.” Ujarku cuek. Aku masuk dan menutup pintu kamarku ketika Dong Hae berteriak kesal dari luar.

YA YA YA!!! memangnya kau pikir aku ini apa memakan makanan sisa Lee Hyuk jae, huh?!

Setelah beberapa saat tidak terdengar suara lagi dari luar. Mungkin dia membuat makanannya sendiri. Baguslah, aku sedang malas melakukan apa-apa kalau mood-ku sedang seperti ini. Aku menatap kamarku didorm ini. Kamar ini tadinya hanya ruangan kosong tempat menyimpan barang-barang dari pemberian fans mereka. Setelah aku menempati kamar ini, sebagian barang-barang dipindahkan ketempat lain, hanya beberapa boneka-boneka saja yang tetap ditinggalkan disini. Mereka melarang keras aku mengambil atau menjual boneka ini, huh aku tidak tertarik. Kalau aku membutuhkan uang, aku bisa memotret mereka diam-diam dan menjualnya kepara fans diluar sana, untuk apa aku menjual boneka ini?! Aku tersenyum licik membayangkan uang yang aku peroleh jika aku memang menjual foto mereka kepada fans. Tapi, aku tentu saja tidak tega melakukan itu. Itu sama saja membongkar rahasia mereka. Bagaimanapun, walaupun mereka memang merepotkan, tapi mereka cukup baik dan perhatian padaku. Kalian pasti iri padaku yang bisa melihat mereka setiap hari dan mengetahui setiap detil dari mereka… XD

Boneka ikan, kura-kura, kuda, anjing, beruang, sampai boneka barbiepun ada dikamar ini, dan mataku memicing melihat jenis boneka yang mirip monyet didekat nakas samping tempat tidurku. Aku mengambilnya dan melihat boneka itu dari dekat. “Dasar monyet! Kau ini jelek sekali, tahu?!” Bentakku pada boneka ini. Mungkin aku memang sudah gila berbicara sendiri seperti ini.

“Gara-gara kau bibirku jadi berdarah, huh!” aku menusuk-nusuk wajah boneka monyet berpakaian  hoodie ini dengan telunjukku. “Berani-beraninya kau mempermalukanku didepan gadismu yang bodoh itu!” Geramku makin kesal. Aku membanting boneka itu kekasur dan mencekik lehernya.

Saeeki!!!” umpatku pada boneka monyet malang itu.

Handphone-ku berbunyi ketika aku sedang asik melempar tangkap boneka monyet itu ketembok. Aku melihat si penelepon yang ternyata adalah In Young, “Yeobosaeyo (halo)”

“….”

“Sedang di Dorm, kenapa?”

“…”

“Ada apa memangnya? Aku baru saja ingin tidur siang.” Aku baru saja ingin membunuh boneka itu kalau kau tidak menelepon In Young-ah.

“…”

“Apa begitu penting?”

“….!!!”

Aku menjauhkan telingaku dari telepon mendengar In Young yang berteriak seperti itu.

Ne, baiklah. Kau ini cerewet sekali.”

“…”

“Iya iya… Annyeong.

Aku menutup telepon begitu menyudahi pembicaraanku. Huh.. kenapa ingin santai sebentar saja suli sekali?! In Young menyuruhku pulang karena ada sesuatu yang dia ingin bicarakan. Memangnya apa, sih? Kenapa tidak bicara ditelepon saja?!

Aku mengambil tasku dan tas laptopku dimeja belajar yang ada dikamar itu. “Hari ini kau selamat monyet jelek! Tapi, kalau kembaranmu berbuat ulah padaku lagi, aku tidak segan-segan mengoyak isi dibalik hoodie yang kau pakai itu!” Aku mengancam boneka monyet itu yang aku sendiripun tahu tidak akan berpengaruh apa-apa pada boneka itu. “Ya! Jangan menatapku seperti itu! Kau Itu jelek, tahu!” Kataku lagi pada boneka monyet itu sebelum aku keluar dari pintu kamarku.

To be continued…

[DRABBLE] WAITING


Image

Judul: Waiting

Author: KARINPUT

Genre: Romance

Rating: General

Cast: Lee Hyukjae, Shin Jaeri

Shin Jae Ri POV

“umurku sekarang sudah 26 tahun”.

“lalu?”

“kemarin aku mendapat surat panggilan, Jae-ya

“…”

Sepertinya aku tahu arah dari pembicaraan ini. Tapi, Kenapa begitu cepat dia mendapat surat panggilan? Dia baru memasuki usia 26 tahun, kan?

“surat panggilan? Panggilan apa?” Tentu saja aku tahu apa yang dimaksud laki-laki dengan senyum konyol ini. Aku hanya berharap bahwa apa yang kupikirkan tidak sama dengan apa yang dia pikirkan. Aku tidak siap ditinggal olehnya. Belum.  Tapi, tentunya aku tahu, saat-saat seperti ini akan datang. Saat dimana orang yang kau sayangi harus pergi meninggalkanmu sementara untuk menjalani kewajibannya sebagai laki-laki di wilayah negara Korea.

“Surat panggilan untuk menikah…”

MWO (apa)?! Jangan bilang kau telah mengahamili yeoja (wanita)?!” teriakku pura-pura terkejut mendengar pernyatannya. Aku tahu dia hanya asal bicara untuk menghilangkan kegugupannya untuk berbicara denganku tentang hal ini.

YA! tentu saja tidak! Memangnya aku ini lelaki macam apa, huh?!” sungutnya kesal.

“tadi kau bilang kau mendapat surat panggilan untuk menikah, Hyuk­-ah?!”

“maksudku surat panggilan untuk wajib militer, Jae-ya.”

“ohh.. aku kira apa… kau ini membuatku terkejut saja”  tentu saja aku pura-pura lega dengan jawabannya. aku hanya takut ia melihat kesedihan dimataku jika aku menunjukan ekspresiku yang sebenarnya.

YA! kau ini tidak ada sedih-sedihnya! Namjachingu-mu (pacar laki-laki) akan pergi wajib militer selama dua tahun tapi kau malah bereaksi seperti itu! Gadis lain pasti akan sedih kalau ditinggal pacarnya selama bertahun-tahun, huh!” sungutnya kesal. Terlihat jelas sudut bibirnya tertarik keatas, hal yang biasa dia lakukan saat dia sedang kesal.

“kau ini berlebihan sekali, hyuk. tidak sampai bertahun-tahun kok! Hanya dua tahun saja.” Mulutku memang tidak sinkron dengan isi hatiku. Jelas dan sangat jelas aku sedih. Bahkan aku tak berani menatap matanya saat ia berbicara.

“dua tahun itu lama Jae-ya! waktu yang cukup lama untuk membuatmu jatuh ketangan laki-laki lain selama aku tidak ada!”

Dia khawatir aku jatuh cinta dengan namja (laki-laki) lain. Aku berusaha menyembunyikan senyumku, tapi mungkin mataku tidak bisa menyembunyikan senyum akibat tarikan sudut bibirku. Caramu cemburu… Ahh Hyuk-ah… aku benar-benar akan merindukanmu…

FLSAHBACK

YA!  Jae-ya~ apa yang sedang kau tonton?” aku yang sedang tersenyum-senyum sendiri menonton sesuatu dilayar laptopku sedikit tersentak mendengar seruannya. Kenapa ia bisa masuk kerumahku begitu saja, eo?

YA!  aku sedang berbicara padamu! Kenapa kau diam saja?!” ujarnya kesal karena pertanyaannya tadi tidak kujawab. Hah… orang ini memang tidak bisa membiarkanku senang sedikit.

YA! Shin Jaeri!!! Hentikan senyum konyolmu itu!! Menjijikan!!! Aku sedang berbicara padamu! Kenapa kau diam saja?! Memang apa sih yang kau tonton?!”  ia menggeser posisi dudukku didepan laptop. Aishhh…. anak ini benar-benar!

“huh… Cuma MV begini saja apa bagusnya?!”

ya! kalau tidak suka ya jangan dilihat! Kau ini menggangguku saja!” seenaknya saja ia berkomentar, huh.

“lihat… bahkan aku lebih tampan darinya” katanya sambil menunjuk salah satu namja yang sedang menari mengikuti lagu. Percaya diri sekali anak ini.

“oh ya? coba kubandingkan!” aku pura-pura memasang wajah serius ketika secara bergantian melihat ­bias-ku (artis kesukaan) di layar laptop dan membandingkannya yang duduk disebelahku.

“hmm? Bagaimana?” ia tersenyum sambil menarik-menarik kedua alisnya menuntut jawabanku.

“kau tahu? Nenek-nenek yang sudah meregang nyawapun masih bisa menilai kalau dia lebih tampan darimu! HAHAHA!” ledekku. Aku tertawa cekikikan sambil menutupi mulutku.

“begitu? Kenapa kau tidak berpacaran saja dengannya?” tanyanya dengan wajah datar tanpa emosi beberapa saat setelah aku meledeknya. Ahh Aku tahu ekspresi ini. Ekspresi yang biasa ia pasang kalau ia sedang kecewa atau marah. Errr… sepertinya ledekanku membuatnya marah.

“inginnya sih begitu. Tapi, tidak mungkinkan? Dia kan seorang artis dan aku hanya gadis biasa.” Aishhhh pabo (bodoh)! Mulutku ini memang selalu bicara tanpa kupikirkan terlebih dahulu. Jelas-jelas ia sudah marah dan mungkin akan tambah marah lagi.

“ya sudah, sepertinya memang kau lebih bahagia jika berpacaran dengannya daripada denganku.” Setelah berkata seperti itu, ia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamarku. Benar kan? Dia bahkan lebih marah lagi. Aisshhh… kau memang bodoh Jaeri-ya!

“Hyuk­-ah!  Kau mau kemana?” aku berusaha mengejarnya yang sedang berjalan kepintu masuk.

“pergi menemui artis itu dan membawanya padamu agar bisa menggantikan posisiku sebagai pacarmu. Itu kan maumu?” katanya sinis.

“Hyuk-ah~ aku hanya bercanda”. Aku menahan tangannya yang sedang mengikat tali sepatunya didepan pintu rumahku.

“tapi, bercandamu itu tidak lucu, Jae!” ia menatap mataku dengan ekspresi kecewa.

“maafkan aku… itu 100% hanya bercanda Hyuk­-ah… aku akan lebih bahagia jika bersamamu. Jangan berkata seolah kau akan meninggalkanku…” aku memegang tangannya lebih erat dan menatap matanya lekat-lekat untuk menunjukan keseriusan permintaan maafku. Aku sungguh menyesal telah membuatnya marah.

Setelah menatapku beberapa saat “Arraseo (baiklah)… kau kumaafkan. Tapi, Tanganku bisa hancur jika kau menggenggamnya terlalu erat seperti ini” ujarnya sambil melepaskan genggamanku ditangannya dan balik merangkulku bahuku.

“maafkan aku… dia memang lebih tampan darimu. Tapi hanya kau pemilik semua tempat dihatiku” aku menyandarkan kepalaku dibahunya. Lega. Hatinya sudah melunak dan memafkanku.

“tentu saja! Hatimu akan selalu dibawah kekuasaanku! Karena hanya aku yang pantas menguasainya” aku tersenyum mendengarnya. Memang hanya dia. Selalu dia. Dan akan selamanya dia pemilik semua ruang yang ada dihatiku.

“membuatmu cemburu ternyata menyenangkan!” kataku meledeknya lagi. Hihihi… kau manis saat sedang cemburu Hyuk-ah

YA! apanya yang menyenangkan?! Kau! Jangan lagi berani melirik laki-laki manapun didunia ini, Arraseo?!” aku tersenyum licik. Ia sedang mengancam tapi ekspresi konyolnya tetap tidak bisa hilang.

“hmmm… bagaimana yaa??”

YA!!!”

~*~*~*~*~*~*~*~*~*

YA! apanya yang lucu?! Kenapa kau malah tersenyum-senyum seperti itu?” aku tersadar dari lamunanku. Mengingat saat-saat manis seperti itu membuatku sulit untuk melepaskannya…

“kau sedang mengkhawatirkanku ya? kau takut aku jatuh cinta dengan namja lain..Wow! seorang Lee Hyukaje sedang cemburu! Manisnya…”

“Aku serius Shin Jaeri-ssi. Bagaimana kalau nanti selagi aku tidak ada kau malah asik berselingkuh dengan laki-laki lain?!”

“tenang saja. Aku tidak akan selingkuh. Aku akan baik-baik saja disini, jadi kau bisa jadi tentara dengan tenang” aishhh…tentu saja aku tidak akan baik-baik saja! Aku pasti akan merindukan laki-laki ini sampai gila!

“kau bisa menjaminnya dengan apa kalau kau tidak akan selingkuh, huh?!” katanya menuntut sambil menaik-naikan alis kanannya. Ahhh… aku pasti akan merindukan mimik wajahnya itu.

“ummm… apa ya?”

“kita menikah saja dulu, bagaimana?”

“”MWO?! Kau kira pernikahan itu main-main?! Kau mengajakku menikah seperti mengajakku bolos sekolah! SHIREO (tidak mau)!!!” terkadang ia kalau berbicara juga tidak dipikirkan dulu. Seenaknya saja mengajakku menikah.

ya! memangnya kenapa? Kitakan sudah dewasa. Umurmu sudah 25 tahun, aku juga sudah 26 tahun. Cukup dewasakan? Tunggu apa lagi?”

“tunggu sampai kau menjadi laki-laki sejati sepulang wajib militer nanti” jawabku asal.

“sekarangpun aku juga sudah menjadi lelaki sejati! Memangnya selama ini kau pikir aku laki-laki yang baru menjalani masa puber?!” selama ini kau laki-laki yang sudah membuatku tergila-gila hanya dengan caramu tersenyum, Hyuk.

“maksudku, setelah menjalani wajib militer nanti kau akan menjadi laki-laki Korea yang lebih dewasa .Jadi, kau sudah lebih matang untuk menanggungku sebagai tanggung jawabmu.” Jelasku padanya. Dia terdiam menatapku tepat dimanik mataku. Membuat jantungku berdetak lebih cepat, ahhhh jangan menatapku seperti itu Hyuk-ah!

“kadang-kadang bicaramu bisa terdengar seperti orang dewasa, nae yeoja (gadisku).” Dia menarik hidungku dengan gemas. Aishh memangnya dia pikir hidungku ini karet yang bisa ditarik-tarik begitu saja?!

“memangnya selama ini kau pikir aku gadis yang baru menjalani masa puber?!” kataku menirukan gayanya berbicara tadi.

ya~ kau memakai kata-kataku! Tidak kreatif!”

“biar saja!”

“jadi… setelah menikah nanti apa kau ingin aku membuatmu mengandung dulu sebelum aku pergi wajib militer?!”

MWOYA?! Apa maksudmu? Aku bahkan belum mengiyakan ajakanmu untuk menikah!!! Aishhh… jinja! (benar-benar)” seenaknya saja dia berkata seperti itu! ‘membuatmu mengandung’?! kata-kata yang menjijikan! laki-laki ini sepertinya memang harus pergi ke psikiater sebelum membuatku malu sebagai yeojachingu-nya (pacar perempuan).

“kau memang belum mengiyakan ajakanku. Tapi, kau akan mengiyakannya sepulang aku menjalani wajib militer seperti katamu tadi. Dan aku baru akan meletakkan margaku didepan namamu setelah aku pulang, eo? Lagipula, aku tidak mungkin meninggalkan istriku yang sedang mengandung selama dua tahun kan? Nanti anakku tidak kenal siapa ayahnya yang tampan.” Aku tersenyum mendengarnya. Aku sangat ingin kau meletakkan margamu didepan namaku dari dulu Hyuk-ah..

“eiii~ percaya diri sekali kau Lee Hyukjae.” Aku mencubit pipinya gemas.

Dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah benda mungil yang berkilau akibat  pantulan cahaya matahari sore di pantai ini. Lalu melepaskan sebuah kalung yang tersembunyi dibalik bajunya. Menjadikan cincin itu sebagai bandul dari kalung yang ia lepaskan. Aigoo (ya ampun) apa yang ingin dia lakukan?

“ini… kau kan baru menerima ajakanku menikah setelah aku selesai menjalani wajib militer. Jadi, biarkan cincin ini menggantung dilehermu sebagai tanda kau milikku. Kau… jangan coba-coba memakainya! Hanya aku yang akan memyematkannya dijari manismu ketika aku kembali!”

Aku terdiam mendengar ucapannya. Begitu manis untuk menandakanku sebagai miliknya dengan cincin ini. Ahhh kau membuatku makin tidak tega melepaskanmu, Hyukjae-ya…

“kenapa diam? Ayo angkat rambutmu!” aku tersadar dari lamunanku dan menuruti perintahnya untuk mengangkat rambutku. Ia memakaikan cincin itu sebagai kalung. Menatap cicncin itu sesaat dileherku dengan senyum yang terpasang diwajah riangnya.

jaaa…. ( dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan nah) kau harus lihat dirimu sendiri! Kalung itu… ahhh ani (tidak).. cincin itu menambah 70% dari kecantikanmu semula!” Huh… dalam keadaan romantis beginipun dia masih saja meledekku.

“jadi maksudmu selama ini aku jelek?!” sungutku pura-pura kesal.

“tentu saja tidak! Kecantikanmu punya tempat tersendiri dihatiku, Jae” ia tiba-tiba mencium cincin yang menggantung dileherku. Ahhh… seperti biasa. Jantungku memberontak. Pasti darahku sudah mengalir kepipiku dan membuatnya merona. Setiap kedekatan yang ia buat selalu menimbulkan reaksi yang abnormal didiriku.

“kalau ada laki-laki yang mendekatimu, kau harus menunjukan kalungmu. Agar dia tahu, kalau aku sudah mengontrakmu seumur hidup dan kau hanya milik Lee Hyukjae seorang.”

dia memelukku erat. Mendekapku dengan kedua tangannya di dipunggungku. Memberikanku rasa nyaman yang berlebihan yang membuatku makin tidak rela membiarkannya pergi.

ya! apakah aku mengizinkanmu untuk memelukku?” kataku pura-pura kaget. Selama kami berpacaran, dia memang tidak pernah memelukku. Hanya sebatas mengganteng tanganku atau merangkul pundakku. Karena pada dasarnya aku tahu dia laki-laki yang pemalu dibalik senyum bodohnya itu. Tapi, aku tidak keberatan, karena itu berarti dia menghargaiku sebagai wanita walaupun aku sudah menjadi yeojachingu-nya.

“biarkan dulu seperti ini…” katanya dibahuku.

“…”

“Jae-ya~ kau tahu? Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang menjadi takdirnya. Aku pasti akan lemah bila berjauhan dengan tulang rusukku. Jadi, biarkan aku memeluk tulang rusukku yang ada didalam tubuhmu sebelum aku pergi.” Ujarnya teoritis.

“pergilah…”

“jadi kau mengizinkanku?”

“tentu saja. Pilihan apa lagi yang kupunya?! tapi kau harus cepat kembali untuk mengambil tulang rusukmu ini”

“tawaran yang menarik, kau harus menjaga tulang rusukku dengan baik selama aku pergi.”

“tentu saja. Tapi… berjanjilah untuk kembali, Hyuk…” aku sekuat tenaga menahan air mata yang akan keluar dipelupuk mataku. Jangan sampai aku menangis. Itu hanya membuatnya semakin berat untuk pergi.

“hanya yang perlu kau tahu. Aku pergi untuk kembali padamu” dan ia semakin memelukku erat. Aku membalas dekapannya. Tidak rela melepaskannya…

Angin sore dipantai berhembus pelan, menyebabkan rambutnya yang dibahuku bergerak-gerah alami terbawa angin. Hangat tubuhnya. Wangi khas tubuhya. Aku pasti akan sangat merindukan segala hal dalam dirinya.

“kau menangis?”

Dia melepaskan pelukannya dan menatapku lekat. Aku bahkan tidak sadar kalau aku sampai menetaskan air mata dibahunya.

“tidak” aku mengelak padahal jelas-jelas sudah ada buktinya yang terlihat dari mataku yang merah berair.

“itu menangis”

“tidak, aku bilang tidak ya tidak”

“hahaha pabo… menangislah selama aku masih ada disini. Tapi, jangan pernah menangis selama aku pergi.”

dia menarikku lagi kedalam pelukannya. memelukku semakin erat dan membenamkan wajahnya dileherku.

“ngomong-ngomong… nanti kau ingin punya anak berapa?” bisiknya ditelingaku. Aishhh…apa lagi yang laiki-laki ini pikirkan?

“…”

“kenapa diam?”

ya! apa maksudmu?!”

“aku hanya merencanakan masa depan”

“huh.. masa depan apanya”

“jawab saja.. bagaimana kalau dua? Satu laki-laki dan satu perempuan”

“huh.. aku ingin 6! Biar sekalian bisa membentuk 1 tim futsal!” jawabku asal. Kadang-kadang pertanyaannya itu sangat tidak sesuai dengan keadaan. Dia merusak suasana romantis yang dia buat sendiri. Dasar Lee Hyukae!

jinjayo?! Ummm… sepertinya aku harus sering-sering latihan fisik di wajib militer nanti”

YA!!! apa maksudmu?! Dasar pervert!!! (mesum)”

“hahaha… ayo kita pulang… lihat.. ini Twilight (senja)!!!” dia menunjuk kearah matahari yang hampir terbenam diujung cakrawala. Matahari meninggalkan jejak cahahanya dengan menyisakan warna orange-nya di langit. Lukisan pemandangan tuhan ini tercetak jelas sama indahnya dengan senyum laki-laki yang berdiri disisiku kini. Hangat.

“Jaeri-ya… 2 tahun lagi pada bulan mei, kita bertemu lagi disini saat matahari berwarna orange seperti sekarang ya, setuju?”

“setuju”

 FIN

fanfiction ini juga di post di WAITING by KARINPUT & HYEIN FANFICTION [DRABBLE] by KARINPUT

hoahhhh~ aku comeback bersama DRABBLE ini~ sebenernya ini FF buat lomba juga sih~ yaaa tapi karena aku kalah  cuma jadi Juara 10, apa mau dikata…. hidup berputar kawan~ <— sok bijak

hayooooooooo yaudah jangan lupa RCL kawan~ RCL itu sunnah nabi… <— ngaco

BYE!!!

H for Hyukjae or H for Hyuri?! (Part 2: unexpected job)


Image

Part 2               : unexpected job

Author             : karinput https://karinafacts.wordpress.com/  @kairnaputri

Main cast         : Lee Hyukjae, Han Hyuri

Minor Cast       : Cho Inyoung, Super Junior Member

Genre               : romance, comedy.

Rating              : PG15

Yak! Saya balik lagi dengan ff ngaco ini. Ini mungkin part yang paling flat soalnya ngetiknya lagi buru-buru karena lusa udah masuk sekolah. Dan mungkin part selanjutnya bisa seminggu lagi. Semoga masih ada yang mau baca.. hoho! Cekidot!

LEE HYUKJAE POV

Dia berlari begitu saja bersama temannya tanpa menghiraukan teriakanku. Benar-benar, baru pertama kalinya ada yeoja yang bersikap seperti itu ketika menerima fan service dariku. Kalau dia memang bukan ELF kenapa dia ikut menonton konser kami? Aku melihat sungmin hyung, shindong hyung, dan wookie yang ternyata dari tadi hanya menontonku dipermalukan oleh yeoja itu tanpa berniat membantuku sama sekali.

“yakk!! Kalian ini, kenapa kalian diam saja melihatku diperlakukan seperti itu? Bukannya membantuku tapi malah hanya menontonku saja bersama temannya yeoja itu?! Bagaimana kalau ini diketahui oleh wartawan?!” kataku gondok kepada mereka.

“ya! Hyukkie-ah, sopan sekali kau pada hyungmu! Lagipula kan sudah ada donghae dan kyuhyun yang membantumu. Apa kau masih perlu bantuan juga untuk mengahadapi seorang yeoja saja?” sergah shindong hyung padaku. Huh, alasan.

“memangnya bagaimana mereka bisa masuk ke ruang ganti dan mengenakan t-shirt staff  itu?” tanya sungmin hyung padaku.

“aku juga tidak tahu” jawabku.

“kau sih hyung terlalu tebar pesona, siapa suruh mencium yeoja sembarangan dan mengambil kalungnya pada saat konser?!  Kalau dia ELF sih tidak masalah, tapi ternyata, kau malah diserang tadi. Ahahahaha” ujar si magnae menyebalkan yang satu ini. Dia benar-benar, masih saja meledekku disaat seperti ini. Aku lalu menjitak kepalanya dan dia meringis sambil memegangi kepalanya itu.

“kenapa kau menjitak kepalaku, hyung?! Masih untung aku membantumu saat diserang yeoja itu! Aisshhh tidak sopan  menjitak kepala orang yang lebih tingi darimu, tahu!” desisnya mengejekku lalu berlari keluar ruangan sebelum aku melemparkan botol kosong air mineral yang terletak didekatku. Dasar magnae kurang ajar.

“sudahlah hyukkie-ah, lebih baik kau membantuku bagaimana cara keluar dari jendela modzila firefox ini, kenapa dia tidak mau diexit?” tanya donghae yang sedang duduk didepan laptopnya. Ternyata dia malah sibuk menonton hasil fancam konser kami. Dasar pengkhianat, giliran ada maunya saja dia meminta tolong kepadaku.

“tanyakan saja pada rumput yang bergoyang, huh dasar pengkhianat!” aku langsung meninggalkannya di ruang ganti dan bergegas menuju tempat barang-barangku berada. Hari ini benar-benar hari yang menyebalkan. Selain capek setelah konser, aku juga dihabisi oleh seorang yeoja galak itu.

“yakk!! Apa maksudmu hah?! Apa aku punya masalah denganmu hah?! Yaaaaak!!! Yaaaakk!!! Aishhhhh” teriaknya begitu aku keluar ruangan tanpa menghiraukannya. Dia masih tanya apa masalahnya setelah apa yang dia lakukan tadi?! Dasar ikan tengik gaptek!

HAN HYU RI POV

Sudah 2 hari ini aku sakit. Setelah kembali dari bandara incheon, aku langsung ambruk dikamarku. “hyuri-ah kau sudah bangun?” tanya Inyoung begitu ia masuk ke kamarku.

“ya, sepertinya aku juga sudah lebih baik” kataku dengan suara serak.

“semalam, waktu kau tertidur ayahmu menelepon, ternyata dia sedang di Indonesia dan dia menanyakanmu kenapa tidak datang ke Indonesia”

“mwo?! Benarkah? Lalu apa yang kau katakan? Apa ayahku berpesan sesuatu?” tanyaku antusias.

“kau ini sabarlah sedikit, aku belum selesai bercerita”

“yasudah, lanjutkan”

“aku bilang padanya kalau kau sedang tidak enak badan, dan dia berpesan agar kau menghubunginya begitu kau sudah lebih baik” jelasnya.

“aishhh … hanya itu, aku kira ceritamu masih panjang” gerutuku pada Inyoung.

“ya! Masih untung aku menceritakannya padamu, cepat kau bangun dari tempat tidur, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, daan segera hubungi ayahmu agar ia tidak khawatir”

“gomawo inyoung-ah.. saranghae<3<3”

“yakk!!! Aku ini bukan yuri!” teriaknya begitu mendengar kata ‘saranghae’ keluar dari mulutku. Aku segera keluar kamar sebelum ia melemparku dengan boneka. Geer sekali dia ini, saranghae kan artinya banyak. >,<

*~*~*~*~*~*~*

Disinilah aku sekarang, hanya duduk di depan layar laptop 14 inci-ku sambil membaca fanficition. Aku bosan juga kalau setiap hari hanya seperti ini, kalau bukan karena artis pabo itu, pasti sekarang aku ada di Indonesia.

Pada saat aku menguhubungi ayahku, ternyata dia dan istri barunya ada di Indonesia pada saat itu. Setelah menjelaskan panjang lebar padanya mengapa aku tidak ke Indonesia, ayahku bilang agar tidak lagi berurusan dengan artis pabo itu. Lagipula, siapa juga yang ingin berurusan lagi dengannya?! Tidak sudi! Ayahku bilang, dia dan istrinya masih ada pekerjaan di italy, dan masih harus menyelesaikan pekerjaannya itu dan baru bisa kembali ke Korea. Sehingga dia masih perlu tinggal di Italy selama beberapa bulan kedepan. Tadinya dia berencana untuk mengajakku ke italy, tapi tentu saja aku tidak mau. aku tidak mau beradaptasi dengan lingkungan baru yang tidak aku kenal. Lagipula aku sudah nyaman tinggal di Korea.

Aku berhasil meyakinkan ayahku untuk tetap tinggal sendiri di Korea, bersama Inyoung tentu saja. Dia bilang dia akan pulang sebulan sekali atau paling tidak akan meneleponku untuk memastikan keadaanku. Aku juga bilang padanya ingin mulai bekerja agar tidak merepotkannya lagi, tapi dia melarangku, ayahku beranggapan dia tidak mau putrinya bekerja padahal dia masih mampu membiayaiku. Tapi, karena aku memang terlahir pandai untuk mengeles,*halah* lagi-lagi aku berhasil meyakinkan ayahku. Kesepakatannya, dia tetap bersikukuh untuk membiayai kuliahku yang akan memasuki semester 3 ini, tapi untuk uang sakuku, aku akan berusaha mencarinya sendiri. Aku juga tidak ingin merepotkannya, bagaimanapun juga kan sekarang dia juga harus membiayai hidup baru bersama istrinya. Aku bilang pada ayahku, kalau aku akan ke Indonesia nanti dengan hasil uangku sendiri, jadi ia tidak perlu repot-repot mengirimiku uang terus.  aku juga anak yang cukup tahu diri untuk tidak bergantung pada ayahku terus menerus.

Sebenarnya, mau tidak mau aku juga harus bekerja untuk kehidupan sehari-hariku. Dan untuk membayar hutang-hutangku pada Inyoung. Aku tidak mungkin memintanya pada ayahku untuk melunasi hutang-hutangku kan?

~*~*~*~*~*~*~*~*

“inyoung-ah, apakah di restoranmu masih ada lowongan pekerjaan?” tanyaku pada Inyoung saat kami sedang makan malam dimeja makan.

“wae? Kenapa kau bertanya seperti itu? Aigooooo… apakah kau mau bekerja hyuri-ah? Memangnya ayahmu mengizinkanmu?”

“tentu saja, aku berhasil meyakinkannya. Aku tidak mugkin harus bergantung terus padanya, kan? Lagipula aku juga harus membayar hutang-hutangku padamu, kecuali kalau kau berniat mengikhlaskannya. Hehehe..”

“enak saja kau, tentu saja kau harus melunasinya.” Ujarnya gondok.

“iya.. iya.. jadi bagaimana? Apakah ada lowongan di restoran tempatmu bekerja itu?” tanyaku untuk kesekian kalinya, dia ini memang mudah sekali mengalihkan pertanyaanku.

“mianhae hyuri-ah, sepertinya sudah tidak ada lagi posisi yang diperlukan di restoran tempatku bekerja” ujarnya lesu. Hemmm… kalu begitu aku mencari pekerjaan dimana ya?

“oiya, aku ingat, aku ingat.. “ katanya mengagetkanku. Aissshh

“mwo? Apa yang kau ingat?”

“aku mempunyai teman seorang penata rias artis, dia bilang di perusahaan artis tempatnya bekerja sedang membutuhkan pengurus dormitory. pengurus lamanya sedang cuti melahirkan.”

“mwo? Jadi bekerja sebagai pembantu? Yang benar sajaaa… tapi, kalau pengurus dormitory pasti penghunianya artis kan?? Hemmmm bagaimana ya?” aku berpikir sejenak. Hanya mengurus dormitory kan? Tidak terlalu buruk. Lagipula, aku bisa bertemu artis setiap hari. Heheheh *woooo pingin banget*

“jadi kau mau? eh, tapi hyuri-ah, kau kan juga harus kuliah. Kau tidak berencana berhenti kuliah kan? Mentang-mentang ayahmu sedang ada diluar negeri” ujarnya, sok tahu.

“ya! Kau ini, tentu saja tidak. Aku bisa dibunuh ayahku kalau sampai berhenti kuliah. Aku kan bisa bekerja paruh waktu, hanya beberapa jam sehari. Apakah bisa mengurus dormitory itu hanya beberapa jam saja?”

“hemmm.. kalau itu sih tidak tahu. Kau bicarakan saja dulu pada temanku. Dia sepertinya lebih tau” usulnya.

“hemm baiklah..tapi, ngomong-ngomong, perusahaan artis apa yang kita bicarakan tadi? Dan siapa saja artisnya?” tanyaku antusias. Siapa tau itu perusahaan artis jang geunseuk atau Lee seunggi.. kyaaaa >,<

“perusahaan artis SM, dan kalau tidak salah artis yang menanungi perusahaan itu ada F(x), Shinee.. lalu.. siapa lagi ya? Hemmmm… TVXQ, lalu… hemmm…. yah begitulah.. selebihnya aku lupa, nanti saja kau tanya kalau kau sudah bertemu dengan temanku itu”

“gomawo inyoung-ah.. kau memang teman terbaikku. Saranghae<3<3” ujarku sambil memeluknya, memaksa memeluknya lebih tepatnya.

“Ya!!! Sudah kubilang aku bukan yuri!! Lepaskan aku… donghae bisa salah paham kalau seperti ini! Yak!!” katanya kesal yang membuatku lebih ingin menggodanya.

“huh.. mimpi saja kau… memangnya donghae mau denganmu!”

“Yak!! Apa kau bilang?! Dasar!” aku langsung kabur sebelum dia melemparku dengan mangkuk jjangmyeonnya. Wakakakkak

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Sudah berdetik-detik lamanya aku menunggu, tapi orang yang dimaksud temannya inyoung itu belum tampak batang hidungnya. Aishhhh ini sudah sore! Aku pasti ketinggalan menonton drama kesayangannku! Benar-benar membuang waktu.

***

Tadi siang setelah saran yang diberikan in young aku berhasil bertemu dengan temannya yang penata rias artis itu. Dari penampilannya, sepertinya dia seumuran dengan eonni staff yang membantuku menyamar sebagai staff pada saat konser barbar itu, hanya kurang lebih 5 tahun lebih tua dariku. Dia hanya datang untuk memberiku sebuah kartu nama yang dia bilang itu adalah kartu nama manager artis yang membutuhkan pengurus dormitory. Setelah itu, dia langsung pamit begitu saja tanpa membayar minuman yang dia pesan. Huh, bilang saja dia tidak membawa dompet dan kembali lebih dulu dariku agar tidak perlu membayarnya. Benar-benar…

~~~~

Disaat aku sedang memainkan ponselku, tiba-tiba kursi didepanku berderit.

“annyeonghaseo~ kau hyuri-ssi kan? Hehehe benar juga tebakanku.. aku kim soo geol, kau bisa memanggilku manager kim, jadi kau sudah lama menunggu?” katanya sambil menjulurkan tangan padaku. aku bingung menanggapinya. aneh sekali orang ini, aku bahkan belum menjawab pertanyaanya. Bagaimana kalau dia salah orang? Percaya diri sekali. Tapi baguslah jadi tidak embuang-buang waktu. Dan.. namanya aneh sekali. -_- *anggap aja dia itu managernya artisnya yaaaa~*

“ah ne, anyyeonghaseo manager kim.. aku hyuri, Han Hyuri.. hehhehe” jawabku sambil menyembut uluran tangannya.

“dan jadi kau ingin mengurus dormitory artisku? Tidak sulit kok, hanya mengurusi saja. Tapi, kau serius? Kelihatannya kau masih muda dan terlihat seperti mahasiswa.” Katanya menerka-nerka. Tentu saja aku masih muda, aku kan masih 24tahun.

“ah ne, aku memang masih mahasiswa. Aku baru ingin memasuki semester tiga-ku tahun ini” kataku tanpa ditanya. “aku serius ingin pekerjaan itu, tapi apa bisa hanya mengurusnya paruh waktu? Karena aku masih harus kuliah”

“hemm.. tentu saja paruh waktu. Hanya 4 sampai 6 jam perhari. Apa kau bisa? Lalu.. untuk akhir pekan, karena biasanya pekerjaan artis diakhir pekan itu banyak, kau harus bermalam di dorm itu. Hanya 1 malam saja. Tapi, kalau memang job mereka benar-benar banyak, kau bisa 2 malam menginap disitu. Apakah kau setuju?” katanya menawarkan. Sampai harus bermalam? Tapi, hanya 1 atau 2 malam saja. Semoga saja pekerjaan mereka tidak terlalu banyak, jadi aku tidak perlu menginap sampai 2 malam. Aku kan juga butuh refreshing pada akhir pekan.

“hemm baiklah aku setuju, jadi… kapan aku mulai bisa datang ke dormitory itu?” kataku.

“kau bisa mulai besok atau lusa. Dan kalau kau sudah mulai bekerja, Kau bisa datang kapan saja nanti, yang penting kau bisa menyelesaikan pekerjaanmu dihari itu. Dan kau bisa membuat kesepakatan terhadap mereka juga mengenai jam kerjamu. Baiklah, karena kita sudah setuju, kurasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku harus kembali ke kantor. Terima kasih hyuri-ssi atas kerja samanya” katanya lalu berdiri sambil mengulurkan tangannya lagi. Aku berdiri dan menyambut uluran tangannya.

“kamsahamnida manager kim” kataku sambil menundukkan badanku 90 derajat.

“ah ne, kalau begitu sampai jumpa hyuri-ssi” lalu dia pergi keluar cafe setelah ia meminta nomor ponselku dan memberikan kartu namanya padaku.

Akhirnya aku mendapat pekerjaan juga, walau hanya sebagai pengurus dormitory. Tapi, itu juga sudah cukup. Ayahku jangan sampai tahu tentang pekerjaanku ini, dia bisa mengamuk kalau mengetahui anaknya bekerja sebagai ‘pengurus dormitory’.

Aigooo… aku lupa bertanya pada manager kim, siapa artis yang akan aku urus dormitorynya?. Mudah-mudahan saja bukan artis yang merepotkan.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*

LEE HYUK JAE POV

Hari ini akhir pekan, tapi entah mengapa rasanya melelahkan sekali, padahal jadwalku hari ini tidak terlalu padat. Aku sampai di dorm sekitar jam 7 malam. Ketika aku masuk ke dorm-ku, kenapa semuanya berkumpul disini?

“ada apa? Apakah ada sesuatu yang aku lewatkan? Tumben kalian para penghuni lantai atas ada disini semua?” tanyaku pada mereka yang sedang asik membicarakan sesuatu.

“oh hyukkie-ah, kau sudah pulang? Bagaimana harimu? Apakah menyenangkan? Cepat cuci kaki lalu minum susu dan segera tidur” ujar donghae padaku.

“…”

“kenapa kau diam saja? Aku rindu padamu hyukkie-ah.. kemarilah”  katanya setelah aku terdiam beberapa saat. Sekali lagi dia berkata seperti itu, aku akan melemparnya ke laut mokpo.

“yak! apa-apaan sih kau?! Menjijikan!!! Berhenti mendesah-desah seperti itu! Aishhh” ujarku gondok.

“kau berubah hyukkie-ah~” godanya lagi masih dengan nada manja. Aku melemparnya dengan bantal sofa dan duduk disebelah Leeteuk hyung.

“YAK! Apa-apaan kau?!” teriak donghae.

“sudahlah, kalian ini bertengkar terus. Donghae-ah, kau jangan menggodanya terus, kau ini seperti yeoja” bela leeteuk hyung. Hahahahah. Aku menjulurkan lidahku dan menarik hidungku keatas bermaksud untuk meledek donghae. Dia yang kesal langsung beranjak dari duduknya dan melemparkan bantal sofa padaku dan Leeteuk hyung. “huh!!! Dasar kau lelaki tua, Hyung! Menyebalkan!!” lalu dia pergi ke kamarnya.

“YAK!! Apa maksudmu menyebutku lelaki tua?!” sungut Leeteuk hyung kesal.

“kalian ini memang seperti anak kecil semua! Dan memang hanya aku yang dewasa” sambar kyuhyun yang sedari tadi sedang bermain dengan tamagocinya PSP-nya.

“aishhh sudahlah, tidak penting. Hyung, ada apa? Jawab pertanyaanku tadi?” tanyaku lagi pada leeteuk hyung.

“tidak ada yang penting, tadi manager Hyung hanya mengumumkan pada kita semua tentang pengganti sementara Jihee noona di dorm-mu ini.” Jelas teukkie hyung padaku.

“jinja? Lalu siapa penggantinya? Apakah wanita hamil lagi hyung? Tidak seru kalau wanita hamil lagi hyung”

“tidak, sekarang penggantinya adalah nenek-nenek jompo yang mengunyah sirih” kaya teukkie hyung cuek.

“mwo? Yang benar saja? Jihee noona yang hamil saja selalu marah-marah apalagi dengan nenek-nenek jompo pengunyah sirih ?!”

“tentu saja bukan! Kau ini bodoh sekali hyuk!” sambar kyuhyun. Setan ini perlu aku ledakan dulu sepertinya. Mulutnya itu sopan sekali.

“yak! Tutup mulutmu bocah tengik!” sungutku kesal. Dia mencibirkan bibirnya dan mulai fokus ke PSP-nya lagi.

“aishhh… kalian ini ribut sekali. Pengganti jihee noona besok akan datang. Manager hyung bilang dia masih mahasiswi. Kau lihat saja besok sendiri. Yasudah, aku mau kembali ke dorm atas dulu.” Leeteuk hyung beranjak dari duduknya dan menyuruh para member penghuni lantai atas yang ada disini seperti siwon dan kawan-kawan untuk kembali ke dorm atas.

“hyung! Apakah dia sedang hamil juga seperti Jihee noona?” teriakku pada teukkie hyung yang hampir mencapai pintu dorm.

“tidak tahu!! Memang apa masalahnya kalau dia tidak hamil?! kau mau mengahmilinya, huh?!” sungutnya. “ya sudah, sampai besok. Kalian jangan tidur terlalu malam agar besok tidak mengantuk saat ada jadwal” kata teukkie hyung sebelum keluar dorm.

“tentu saja tidak, hyung! Memangnya aku lelaki macam apa?!” teriakku begitu teukkie hyung sudah keluar dari dorm ini.

“kau lelaki mesum yang suka men-download video mesum dilaptopku lalu lupa menghapus historynya hyung” ujar setan tengik ini lagi. Anak ini benar-benar harus aku ledakkan mulutnya. Dia kabur kekamarnya sebelum aku melemparnya dengan remote tv.

HAN HYURI POV

Hoahhhhhhhh…. hari yang cerah untuk jiwa yang sepi *asekkkkkk* aku bangun dari tidurku saat alarmku berbunyi. Masih jam 6. Kenapa langit diluar sudah cerah sekali? Aku beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar. Sepi sekali, pikirku. Kemana inyoung? Aku melongok kekamarnya tapi kamarnya sudah bersih dari penghuninya. Kemana dia? Pikirku. Tumben sekali sudah pergi pagi-pagi begini.

Aku pergi ke dapur untuk membut sarapan, ketika aku melihat sehelai kertas tertempel di pintu kulkas atas.

“hyuri-ah… mianhae aku tidak sempat membuat sarapan. Aku harus pergi pagi-pagi sekali karena ada acara di restoranku malam ini, dan aku harus menyiapkannya. Oh iya, jangan lupa kau harus pergi ke Dormitory untuk hari pertamamu ini. FIGHTING^^”

Cho Inyoung~

Benar. Aku harus pergi ke dormitory itu hari ini. Aku hampir saja lupa kalau inyoung tidak mengingatkannya. Aku melihat jam dinding baru menunjukan pukul 06.30am. baru jam segini, aku akan ke berangkat jam 10 saja. Pikirku. Aku membuka kulkas dan segera membuat sarapan.

Sudah jam 09.45. baiklah, sepertinya aku harus berangkat sekarang. Aku mengecek alamat dormitory itu di kartu nama manager kim yang diberikan kemarin. Tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit dari sini kalau aku menggunakan bus. Aku mengunci pintu flatku dan segera berangkat.

Aku sampai di dormitory itu jam 10.30pm. baiklah hyuri-ah, kau harus menaklukan hari ini sebagai hari pertama kau bekerja. FIGHTING!. Kataku memberi semangat dalam hati. Aku menuju lantai atas dimana dormitory itu berada. Benar-benar bangunan yang mewah, bentuknya menyerupai apartemen tapi tentu saja lebih besar dari apartemen bisanya. Ketika aku keluar dari lift tak sengaja aku berpapasan dengan manager kim yang sedang menenteng sesuatu. “eh, kau hyuri ssi, kau sudah datang rupanya, ya sudah kau langsung masuk saja sekalian membantu mereka, mereka sedang sibuk menyiapkan sesuatu untuk jadwalnya, aku ingin ke dorm atas dulu memastikan member yang lain sudah siap.”  katanya tanpa jeda. Bahkan aku belum sempat menyapanya. “oh iya, sekalian bawa ini, aku lupa meletakannya dikulkas” lanjutnya lagi sebelum beranjak pergi. “oh baiklah manager kim” jawabku. Dia langsung masuk ke dalam lift. Fuff sepertinya hari ini aku akan sibuk. Tapi, apa tadi dia bilang? Dia ingin pergi ke dorm atas? Memangnya berapa banyak artis yang dia asuh? Aku melihat sesuatu yang dia berikan tadi. Susu? Eh.

Aku langsung menuju pintu dorm itu. disini kan? Aku hendak mengetuk pintu ketika aku mendengar suara dari dalam. “YAK!! Dimana kau menyembunyikan susuku lagi?! Yakk!! Berhenti kau! Aku duluan yang mandi!! Yak!!!” eh? Kenapa suara laki-laki? Apakah yang aku urus ini dormitory boyband? Ah tidak peduli. Yang penting aku bekerja. Aku mengetuk pintu dorm ini beberapa kali, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Apa aku langsung masuk saja? Tadi manager kim juga menyuruhku untuk langsung masuk saja.

Aku membuka pintu tapi tidak terlihat satu orang pun disana. Sepi sekali. Sampai aku melihat sesuatu yang tidak senonoh tergeletak didepan laptop. Shock. Aku melepaskan genggaman tanganku pada sebotol susu yang aku pegang. Botol susu itu menggelinding begitu saja menuju kearahnya.

LEE HYUK JAE POV

Aku terbangun dari tidur damaiku gara-gara si setan tengik itu menendang-nendangku dengan seenak jidatnya. “yak! Hyung! Bangun kau! Manager kim bilang kau ada jadwal hari ini!” teriaknya lalu langsung menghilang dibalik pintu. Aishhhh aku kan masih mengantuk. Aku beranjak dari tempat tidur dan segera kekamar mandi untuk menggosok gigi terlebih dahulu. Tumben kamar mandi kosong, apa yang lain sudah pergi? Kataku dalam hati. Aku keluar dari kamar mandi berniat mengambil handuk. Sepertinya susuku yang kemarin masih ada. Kataku dalam hati ketika melewati dapur. Begitu aku membuka kulkas, berniat ingin meminum susuku dulu, eh? Kemana susuku melarikan diri? Aku ingat sekali semalam kuletakkan disini. Pasti setan tengik itu. sudah kesekian kalinya dia mencuri susuku atau memberikannya pada anjingnya donghae. Benar-benar anak ini. . “YAK!! Dimana kau menyembunyikan susuku lagi?! Yakk!! Berhenti kau! Aku duluan yang mandi!! Yak!!!” teriakku kesal. Belum sempat aku meneriakinya dia sudah mendahuluiku masuk ke kamar mandi dengan menenteng handuknya. Aissshhh ingin sekali aku meledakkan bocah tengik itu.

Sekalian menunggu giliranku mandi, lebih baik aku bermain laptopku dulu. Aku membawa laptopku keruang tamu lalu duduk tergeletak disitu. Kenapa fancam konser waktu itu yang mengambil fokusku masih sedikit? Pikirku. Lalu tiba-tiba kudengar nada terkesiap seseorang dari arah pintu dan sesuatu menggelinding kearahku. Susu?

Menyadari kedatangan orang itu aku langsung melongo. Bukankah diaa??? “YAK!!! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI HAH?!” Teriakku begitu menyadari sesosok yeoja yang membuka pintu tadi. Dia masih terlihat shock begitu aku berteriak. Sampai aku menyadari apa yang membuatnya kaget. OMO… Aku hanya memakai celana pendek untuk menutupi masa depanku (?) ya tuhan harga diriku…

Aku langsung masuk kekamar dan mengambil bajuku yang asal. Kenapa dia bisa ada disini? Atau jangan-jangan? Pikirku terpotong ketika aku keluar lagi dan masih melihatnya berdiri ditempatnya tadi.

“NEO?! Cihh jadi ini dormitory yang harus aku urus itu?! pantas saja perasaanku dari tadi tidak enak. Ternyata ada bencana” ujarnya sinis.

“Apa yang kau maksud dengan bencana hah?! Aku juga tidak sudi kalau dorm ini harus diurus oleh yeoja galak sepertimu!” dengusku kesal.

“ya! Memangnya kau pikir aku mau mengurus dorm ini begitu tau ada namja tidak tahu malu sepertimu didalamnya?!”

“apa maksudmu menyebutku tidak tahu malu?!”

“YAK! Ada apa sih kalian ini berisik sekali?!” terdengar suara kyuhyun saat pintu kamar mandi terbuka. Dan lihat, bahkan dia lebih parah dariku, dia keluar hanya memakai handuk saja.

Hening.

“…”

Tidak ada satu suarapun yang menyahut begitu kyuhyun keluar dari kamar mandi. Pasti kedua orang ini sama-sama shock. Terlebih kyuhyun, dari raut wajahnya dia terlihat seperti orang yang harga dirinya terinjak-injak sebagai lelaki.

“YAK!!!!!! KENAPA KALIAN BELUM BERSIAP-SIAP??!!! INI SUDAH JAM BERAPA?!!!! DASAR BODOH!! CEPAT BERSIAP-SIAP!!!” teriak manager hyung begitu ia masuk kedalam dorm. Aku bahkan tidak menyadari kapan dia masuk. Kyuhyun langsung masuk kedalam kamarnya begitu teriakkan manager hyung terdengar.

“kau!! Urusan kita belum selesai!” kataku pada yeoja itu sebelum masuk kekamar mandi.

“APANYA YANG BELUM SELESAI! CEPAT MANDI, HYUKKIE-AH” teriak manager hyung geram.

“baiklah, bailklah, aku mandi… cerewet sekali” kataku yang langsung menghilang dibalik pintu kamar mandi.

“YAK!” Teriak manager hyung kesal dari luar.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*

Sorenya, ketika aku pulang ke dorm. Yeoja itu masih ada disana dikelilingi penghuni dormku dan manager hyung. “hyukki-ah, kebetulan sekali kau sudah pulang, kemarilah. Pengurus baru dorm kita baru saja ingin mengenalkan dirinya begitu kami pulang.” Ujar yesung hyung padaku. Di dorm ini penghuninya memang hanya aku, donghae, kyuhyun, wookie, dan yesung hyung. Sisanya tinggal di dorm atas.

“aku tidak perlu membuang-buang waktuku hanya untuk tahu tentang dirinya” cibirku.

“apa maksudmu namja mesum?” apa-apaan yeoja ini menuduhku mesum?!

“ya! Apa maksud perkataanmu itu?!”

“YAK!! Kalian ini ada apa sih bertengkar terus? Hyuri-ssi, apakah kau sudah mengenal hyukjae sebelumnya?” tanya manager hyung. Oh jadi namanya hyuri. Seperti pasangan lesbi dari jepang. *diinjek hyuri*

“tentu saja hyuri mengenalnya hyung, dia kan fans yang dicium dan diambil kalungnya oleh hyukkie hyung waktu konser. Dan dia masuk keruang ganti lalu menyerang hyukkie hyung saat itu juga karena mengambil kalungnya.” Setan tengik ini memang sulit sekali untuk dibungkam mulutnya.

“yak! Tutup mulutmu Cho Kyuhyun!” dengusku kesal.

“mwo? Benarkah hyuri-ssi?” tanya manager hyung pada gadis itu. sudah dijelaskan secara gamblang masih juga bertanya. Dasar lelaki tua. *sabar hyuk*

“ah ne, memang seperti itu hehehehe” jawabnya salah tingkah. Merasa bersalah sekarang huh?

HAN HYURI POV

“ah ne, memang seperti itu hehehehe” jawabku terdengar bodoh. Bodoh. Aku memang terlihat bodoh dikelilingi para lelaki tampan ini. Minus manager kim. Dan Hyukjae tentu saja. Gengsi sekali aku mengakuinya tampan.

“ah begitu. Sudahlah, itu sudah berlalu. Tidak perlu dibahas lagi. Oh iya. Aku masih ada urusan diluar. Baiklah, aku pamit dulu. Sampai jumpa.” Kata manager kim itu. Dia memang suka sekali pamit seenaknya. Dia pamit begitu saja membiarkanku seorang diri dikelilingi lelaki tampan—minus hyukjae sekali lagi—ini.

“hyuri-ssi, bukankah tadi kau ingin mengenalkan diri pada kita semua?” tanya namja yang paling kecil dari teman-temannya itu setelah manager kim menghilang dari balik pintu. Aku lupa namanya. Tidak, lebih tepatnya aku tidak tahu namanya.

“ah ne, benar juga.” Balasku. “namaku hyuri. Han Hyuri. Umurku masih 24 tahun menurut umur korea. Aku masih berkuliah semester tiga di universitas seoul. Senang berkenalan dengan kalian” aku membungkukan badanku 90 derajat begitu selesai memperkenalkan diri.

“apa itu? Kenapa tidak ada kata salam pada saat memperkenalkan diri? Mana ‘anyyeonghaseyo’nya? Tidak sopan. Kau ini sekarang yang paling muda di ruangan ini tahu. Ulangi!” Kata si hyukjae dengan sinis. Sabar. Sabar. Ikuti saja apa maunya. Kataku dalam hati.

“iyaa.. iyaa.. cerewet sekali” cibirku. Dia hanya mendengus mendengarnya.

“ANNYEONGHASEYO. Namaku  hyuri. Han Hyuri. Umurku masih 24 tahun menurut umur korea. Aku masih berkuliah semester tiga di universitas seoul. Senang berkenalan dengan kalian semuaa” kataku seraya menekankan kaya ‘annyeonghaseyo’. Puas kau huh?!

“hei, kau itu lesbi ya? Kenapa namamu hyuri begitu? Seperti pasangan lesbi asal jepang” katanya lagi dengan nada sinis. Apa maksudnya dia meremehkan namaku?!

“yak!! Apa kau bilang?! Jangan meremehkan namaku! Lagipula namaku HYURI!! HAN HYURI!!! Bukan YURI!!! Huh! Seenaknya saja kau meremehkan nama pemberian ibuku!!” sungutku tidak terima.

“sudahlah, hyukkie. Jangan membuatnya marah terus. Kau ini. Lama-lama kau bisa menyukainya kalau seperti ini terus” kata donghae disebelahnya. Cih! Mimpi apa aku bisa disukai oleh namja mesum seperti dia?!

“apa maksudmu donghae-ah?! Mana mungkin aku menyukai yeoja galak seperti dia. Dibayarpun aku tidak mau?!”

“memang kau pikir aku sudi?!” dengusku.

“ya! Jangan bertengkar terus! Kalian ini. Sudahlah. Hyuri-ah, ini sudah hampir malam,kau bisa pulang sekarang dan kembali lagi besok. pekerjaanmu sudah selesai  semua kan?” kata namja yang kalau tidak salah dipanggil yesung hyung oleh yang lainnya. Sepertinya dia namja yang baik.

“ah tentu saja sudah selesai. Baiklah aku pulang dulu. Annyeong~” pamitku pada mereka semua—minus hyukjae–.

“ne, terima kasih sudah membantu kami hari ini hyuri-ah”  ujar namja yang paling kecil itu ketika aku hampir mencapai pintu. Aku hanya tersenyum kepada mereka semua sebelum keluar. Sampai aku melihat si hyukjae itu mencibirkan bibirnya padaku.

T.B.C

H for HYUKJAE or H for HYURI?! (PART 1 : because of the necklace)


annyeong~* ini project pertamaku dengan main cast Lee Hyukjae.. yang udah baca tolong tinggalin komen yaa^^.. masih bingung soalnya..^^

CAST  : LEE HYUKJAE

HAN HYURI

CHO IN YOUNG DAN MEMBER SUPER JUNIOR.

Aku langsung menangis sesunggukan setelah menerima telepon dari indonesia. Ibuku… orang yang paling aku sayangi didunia, melebihi diriku sendiri meninggal dunia. Aku sangat terpukul mendengar berita itu. Bibiku –adik ibuku- meneleponku mengabarkan bahwa ibuku yang tadi malam dibawa kerumah sakit karena jantungnya kambuh, harus meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Aku tidak menyangka akan secepat itu ia meninggalkanku. Apakah memang aku harus secepat ini menjadi anak yatim?

Padahal baru 2 minggu lalu aku merayakan tahun baru bersama ibuku di Indonesia, karena ayahku lebih bahagia merayakan tahun baru dengan istri barunya yang bermata monster itu. Aku memang sangat menyayangkan perceraian kedua orang tuaku 2 tahun lalu itu, tapi aku juga tidak mau melihat mereka sedih bila harus bertahan terus-terusan. Aku juga ikut bahagia waktu ayahku menikah lagi dengan wanita korea yang seumuraan dengannya, dengan begitu, jadi ada seseorang yang memerhatikannya. Tapi, ibuku entah mengapa belum mau menikah lagi, dia bilang dia hanya ingin menghabiskan hidup bersamaku setelah aku jadi sarjana nanti, dan suatu saat akan melihatku menikah dengan pria yang menurutnya bisa membuatku bahagia. Itu alasan ibuku yang menurutku sangat klise, dan dia hanya memikirkanku tanpa memikirkan dirinya sendiri.

Sungguh, aku sangat sedih kehilangannya secepat ini. Bahkan, belum genap umurku 25 tahun, aku harus belajar hidup tanpa dia, aku tidak mungkin tinggal bersama ayahku dan istri barunya itu, aku tidak ingin merepotkan mereka.

Sekarang, aku tidak tahu harus berbuat apa, aku ingin terbang ke Indonesia, tapi aku tidak mempunyai uang untuk membeli tiket pesawat. Aku juga tidak mungkin meminta pada ayahku yang sedang bekerja sekaligus berbulan madu dengan istrinya di italy,kan? Ottohke?? Uangku sudah habis untuk membeli tiket pesawat ke Indonesia pada tahun baru lalu. Anak macam apa aku ini?? Bahkan Tidak mampu mengantar kepergian ibunya ke tempat istirahat paling abadinya… aisssshhh apa aku harus meminjam uang lagi pada in young? aku sebenarnya tidak enak hati selalu meminjam uang padanya, tapi apa boleh buat. Ini demi ibuku, aku ingin melihatnya yang terkahir kali sebelum beliau menghadap tuhan.

Aku langsung menelepon in young yang sedang bekerja di shift paginya di sebuah restoran. In young adalah teman satu flatku semenjak aku kuliah di seoul. Kami menyewa flat ini bersama-sama agar lebih ringan membayarnya. Sebenarnya keluarga in young adalah keluarga mampu, tapi in young lebih memilih hidup mandiri di seoul dan meninggalkan kampung halamannya di incheon.

“yoeboseo, in young-ah?. Neomu oeddiga?” tanyaku dengan sesunggukan begitu in young menjawab teleponnya di nada keempat.

“…”

“bisakah kita bertemu sebentar, ada sesuatu mendesak yang harus aku bicarakan denganmu, jebalyo…”

“…”

“aku sedang dirumah, kalau kau tidak keberatan kita bertemu dirumah saja, keadaanku sedang tidak memungkinkan untuk keluar rumah”

“…”

“aku tidak apa-apa…aku sehat, jangan khawatir, ne arraseo. Aku menunggumu dirumah. Gomawo in young-ah sudah meluangkan waktumu”

In young tiba di flat Setelah aku meneleponnya setengah jam yang lalu. Dia panik begitu melihat penampilanku yang mungkin bisa dibilang seperti oraang depresi.

“yaaa!!! Hyuri-ah.. apa yang terjadi? Kenapa matamu bengkak sekali? Kau habis putuh cinta hah?” in young langsung duduk disampingku dan memegang bahuku.

Aku langsung memeluknya dan menangis dibahunya. “in young-ah..huhuhuhuhuhu… ibuku..ibuku.. yang di indonesia meninggal dunia. Huhuhuhuhu aku tidak punya siapa-siapa lagi…. huhuhuhu” tangisku meledak dibahunya. Dan dia mencoba menenangkannku dengan mengusap-usap punggungku.

“MWO? Aigoooo…kau tidak bercanda kan hyuri-ah? Baru 2 minggu lalu kau pulang ke Indonesia padahal…”

“aishhh…buat apa aku bercanda sampai seperti itu?!… huhuhuhuhu…”

“mianhae… aku..aku hanya tidak percaya dengan berita yang tiba-tiba seperti ini.. lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang? Kau tidak pulang ke Indonesia?” tanya in young yang telah melepaskan pelukannya di tubuhku dan merangkul bahuku lembut.

“itu yang aku ingin bicarakan denganmu… sebenarnya aku sangat tidak enak hati bicara seperti ini denganmu.” Aku menunduk disampingnya yang masih merangkul bahuku. Sungguh… aku sangat sungkan dan malu bicara hal ini padanya.

“bicarakan saja hyuri-ah… tidak usah tak enak hati seperti itu. Kita sudah lama bersama-sama, tidak seharusnya kau berlaku seperti itu terhadapku. “ ujar in young berusaha membujukku yang masih menunduk.

“aku… aku ingin meminjam uang lagi… uangku sudah habis untuk membeli tiket pesawat ke indonesia tahun baru lalu… bisakah kau membantuku?” akhirnya aku mengatakannya juga. Aku melihat reaksi in young yang tersenyum.

“baiklah, kau pakai saja uangku dulu. Berapa yang kau butuhkan? Tidak usah memikirkan cara menggantinya. Yang penting kau bisa mengantarkan ibumu ke tempat peristirahatan terkahirnya.”

“jinjjayo? Jeongmal jeongmal gomawo in young-ah.. kau memang sahabatku yang terbaik… aku doakan kau menikah dengan pujaan hatimu, Lee Donghae” aku langsung memeluknya. In young memang baik. Aku tidak pernah menyesal mempunyai sahabat seperti dirinya.

“hahhhh amin… semoga doamu dikabulkan tuhan. Cepat rapikan penampilanmu. Kau harus cepat-cepat beli tiket pesawat ke Indonesia.”

“baiklah, sekali lagi terima kasih in young-ah. Aku selalu merepotkanmu. Aku akan menggati uangmu nanti. Pasti.” Aku tersenyum dan bangkit berdiri untuk bersiap-siap membeli tiket pesawat.

“ya!! Tentu saja kau harus mengganti uangku! Itu kan tabungan persiapanku untuk menikah dengan donghae!”

“berharap saja kau” aku langsung kabur kekamar sebelum dia melemparku dengan bantal sofa.

“ya!!! dasar kau, beberapa saat yang lalu kau mendoakanku menikah dengan donghae. Aishhh anak ini”

Aku mendengarnya mengumpat-ngumpat diluar. Dia itu memang seperti nenek-nenek kalau sedang mengomel. Tapi, walau begitu in young sangat baik terhadap orang disekitarnya.

Setelah aku bersiap-siap, aku segera pergi membeli tiket pesawat ditemani in young. ternyata pesawat dengan tujuan indonesia yang tersisa hanya pesawat yang jadwal keberangkatannya jam 00.30 dini  hari. Aishhh menyebalkan sekali, berarti aku harus bergadang malam ini. Tapi, tidak apalah, yang penting aku bisa tiba di Indonesia esok hari.

“hyuri-ah, kau sudah menyiapkan bawaanmu ke Indonesia?” tanya in young begitu aku duduk disebelahnya.

“sudah, aku baru saja selesai menyiapkannya.”

Hening beberapa saat.

“hyuri-ah…”

“mwo?”

“aku baru ingat tadi, sebenernya aku memenangkan 2 tiket konser super junior dari kuis yang diadakan di twitter. Aku baru saja menukarkannya tadi pagi sebelum aku pulang kerumah, dan acaranya malam ini jam 7 malam”

“lalu… kenapa kau tidak bersiap-siap untuk pergi menontonnya? Ini sudah hampir jam 5.30 sore”

“aku mempunyai 2 tiket, satu untukku, dan 1 lagi tidak tahu untuk siapa. Maukan kau menemaniku menonton konser itu? Jebalyooo.. aku takut nonton sendiri. Nanti donghae malah menarikku keatas panggung dan menikahiku saat itu juga. Jebalyo hyuri-ah…”

Dasar anak ini, percaya diri sekali. Mana ada yang seperti itu, kalau memang ada, dari dulu aku sudah menonton konser jang geunsuk sendirian agar bisa dinikahi olehnya diatas panggung. >,<

“kau menonton saja dengan pacarmu”

“ya!!! Kau menghinaku?! kita kan tidak punya namjachingu!”

“yakk!!!! Kau meremahkanku?! Kau memang tidak tahu?! Aku kan memang tidak punya namjachingu!” T_T

“aishhh kau bercanda saja… lagipula kalau aku menonton konser dengan namjachinguku, nanti donghae melihat kami dan dia bisa salah paham” >,<

“aishhh kau ini menghayal terus! Ne, baiklah. Aku akan menemanimu. Tapi sampai kapan konser itu berlangsung? Aku kan harus ke airport sebelum jam 12 malam nanti.”

“mungkin hanya 3 sampai 4 jam. Dan berarti selesai sekitar jam 10 atau 11 malam. Kau bawa saja koper-kopermu dan titipkan ke tempat penitipan barang, dan setelah selesai konser kita langsung ke airport. Bagaimana?”

“hmmm baiklah,,, hitung-hitung sebagai rasa terima kasihku karena kau telah menolongku”

“aigooooo…. hyuri-ahhh kau baik sekali!! Kau memang wanita idaman. Aku doakan kau menikah dengan Lee hyukjae” >,<

Aishhhh doanya kenapa yang seperti itu. Menjijikan.

“iya iya.. aku tau aku memang wanita idaman. Sudah, jangan memanggilku dengan mendesaah-desah seperti itu.. menjijikan.. dan aku juga tidak mau menikah dengan namja mesum seperti itu.. aishhh”

“yang pentingkan dia tampan hyuuuu~~ >,< yasudah kalau kau tidak mau. Ayo bersiap-siap aku tidak mau telat menonton konsernya dan gagal bertemu suami dunia akhirat-ku itu”

In young langsung menarikku kekamar dan langsung mengobrak-abrik lemari milikku dan milikknya. Repot sekali dia, hanya menonton konser saja harus mencoba beberapa gaun, memangnya mau kondangan?! Akhirnya setelah perdebatan yang cukup sengit aku berhasil menyuruhnya memakai celana jins selutut dan t-shirt yang menurutku kebesaran dibadannya. Aku tidak peduli, yang penting dia tidak memakai gaun yang pasti nantinya akan bawel sekali berteriak-teriak menyuruhku untuk tidak berjalan lebih dulu karena meninggalknnnya yang kerepotan berjalan dengan memakai gaun. Dan aku juga hanya memakai celana jins panjang dan baju lengan panjang ber-hoodie. Aku tidak terlalu memperdulikan penampilanku. Toh, setelah menonton konser aku langsung terbang ke Indonesia, just simple, it’s better. Aku juga memakai kalung panjang pemberian ibuku saat natal lalu yang memiliki bandul besar huruh H. Aku sangat menyukai kalung dengan inisial namaku itu, Han Hyu Ri.

*~*~*~*~*~*~*~*~*

Akhirnya aku dan in young tiba di tempat konser tepat 15 menit sebelum konser dimulai. Hebat juga in young, dia berhasil menenangkan kuis dengan tiket yang memiliki tempat sangat strategis. Aku yakin nanti in young akan berteriak histeris seperti penonton lainnya karena sangat dekat sekali posisi mereka dengan para member super junior.

Konser dibuka dengan menyanyikan salah satu lagu mereka yang juga menjadi lagu favoritku yaitu Opera. Sebenarnya aku juga menyukai super junior, tapi hanya suara-suara mereka saja yang aku sukai, suara mereka unggul dan enak untuk didengar. Tapi, aku tidak mengenali mereka satu persatu, karena jumlah mereeka yang cukup banyak yang kalau sedang konser dipanggung seperti membawa pasukan yang ingin tawuran -_-v.

Setelah konser berlangsung selama kurang lebih 2 setengah jam, penonton yang mayoritas yeoja semakin histeris karena member super junior sedang melakukan fan service, begitu juga in young yang semenjak konser dimulai selalu berteriak-teriak histeris. Aku yakin besok suaranya akan habis dan bisa menjadi alasannya untuk tidak bekerja. Penonton di posisi paling kanan gedung konser sedang berteriak histeris karena donghae baru saja mengambil handphone seorang fan yeoja yang beruntung dan mengambil gambar dirinya dengan menggunakan handphone yeoja itu. In young seketika langsung berteriak memaki-maki fan yeoja itu, tak luput semua sumpah serapah yang aku dengar selama aku hidup keluar dari mulutnya. Rupanya, bukan hanya dia saja yang ‘bersumpah-serapah ria’, ada beberapa fan lain yang memaki-maki fan yeoja yang beruntung itu juga. Tiba-tiba saja, penonton sekelilingku langsung berteriak heboh, dan ternyata hyukjae atau eunhyuk salah satu member super junior—jangan tanya aku tahu dari mana nama dia, hanya namanya dan donghae yang aku ingat karena mereka pasangan paling menonjol di super junior— mendekat kebagian tempat penonton yang aku dan in young tempati. Aku tidak menyadari apa yang dilakukan hyukjae itu ketika tanpa sadar tanganku ditarik oleh seseorang, lalu ada sesuatu dileherku yang ditarik dan ternyata tanpa sadar kalung pemberian ibuku sudah berpindah temat dari leherku. Ternyata hyukaje yang menarikku tadi dan merampas kalungku seenak jidatnya. Kurang ajar!!! Kembalikan kalungku!!! Belum sempat aku bertindak sesuatu dia sudah menarikku lagi dan mencium leherku. OMO!!! Apa yang dia baru saja lakukan?! Berani sekali bertindak kurang ajar seperti itu.

“YAKK!!!!!!!!!!!!!!! YAAAAAAAKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!! KEMBALIKAN KALUNGKU BODOHHHHHHHH!!!!!!! YAKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!” tentu saja tidak ada yang mendengar suaraku, suaraku seorang diri tidak ada apa-apanya dibanding suara ratusan, ani… ribuan fans yang memenuhi gedung ini disetiap sudut yang ada. Semua fan yeoja yang tahu apa yang baru saja terjadi langsung berteriak-teriak histeris, lebih dari teriakan akibat apa yang dilakukan donghae tadi. Terang saja, donghae hanya mengambil fotonya dari handphone seorang fan, dan hyukjae mencium leher, sekali lagi, mencium LEHER, sekali lagi biar keren, MENCIUM LEHER seorang fan!!! ah anii… aku kan bukan fan, tapi kalau aku hanya menyukai lagu dan suara mereka apa bisa disebut fan? Ahhh aku tidak peduli sebutan apapun itu.

“YAKKKKK KEMBALIKAN BODOHHHHHHHHH!!!!!!!!!! YAK!!!!!!!!!!!!!!! KAU INGIN MATI HAH?!!!!!!!!” aku masih berteriak heboh walaupun si bodoh hyukjae tidak mendengarku dan malah terus berlari kepanggung utama setelah merampas kalungku yang berharga lebih mahal dari dirinya sendiri yang apabila dijual keluar negeri.

“OMO… HYURI-AHHHH KAU BERUNTUNG SEKALEEEEEEEEEEEEE!!!! AKU JUGA MAU DICIUM SEPERTI ITUUUUUUUUUUUUUUUU”  in young berteriak, ani… dia benar-benar berteriak didepan lubang kupingku. Dia pikir aku tuli?! memang sebentar lagi aku akan segera tuli setelah mendengar seluruh teriakan para fan akibat perbuatan hyukjae bodoh itu. Dan mungkin besok lubang kupingku akan merapat setelah teriakan in young.

“aku tidak peduli in young-ah yang penting segera kembalikan kalungku dari si hyukjae bodoh itu!!! Huhuhuhuhu….” aku mulai menangis saat itu juga. Kalung itu sangat berharga bagiku karena itu pemberian ibuku yang terkahir kalinya selama hidupnya. Dan kalung itu sekarang sudah dirampas oleh namja sialan itu!!! X(

“aigoo… kau menangis hyuri-ah? Sebegitu pentingnyakah kalung itu untukmu? Kalau aku berada di posisimu, aku sangat senang sampai aku rela tempat kerjaku dibakar agar bisa dicium sepertimu HAHAHAHAHA” aishhhhh anak ini malah tertawa seperti setan disaat temannya sedang susah. Awas kau in young-ah!!!

“yakkkk!!! Aku tidak peduli apa katamu, aku mau keluar dari tempat sialan ini sekarang juga! Terserah kau mau menonton sampai matamu berlubang aku tidak peduli!!!”

Aku langsung menyeruak diantara para penonton yang saling berimpitan. Dimana jalan keluarnya? Kenapa tidak terlihat? Aku rasa tadi aku masuk ke tempat ini dari arah kamera yang berada disana.

“yakkkkkk!!!! Tunggu hyuri-ahhhh!!!! Tunggu sebentar!! Dengarkan aku dulu!!!” in young berteriak dibelakangku, dan sepertinya dia berusaha mengejarku.

“lepaskan tanganku! Aku mau keluar dari tempat ini!” aku berusaha mengelak ketika in young berhasil menarik tanganku.

“dengarkan aku dulu sebentar, mianhae tadi aku bercanda, aku kira kau menangis karena senang. Sebentar lagi konsernya berkahir, kira-kira 15 menit lagi. Kita bisa keluar bersama para penonton setelah konsernya berkahir. Kalau mencoba keluar sekarang akan sulit karena gedung ini dipenuhi penonton dimana-mana. Bersabarlah sedikit. Nanti kita bicarakan semuanya.” Ujar in young panjang lebar sambil terangah-engah karena mengejarku. Baiklah, sepertinya menuruti kata-katanya tidak masalah, memang sangat sulit sepertinya kalau mencoba keluar sekarang.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*

Akhirnya setelah menunggu beberapa menit, konser itu berkahir juga. Benar yang dikatakan in young, lebih mudah keluar sekarang karena penonton mulai berkurang jumlahnya seusai konser berlangsung. Kami langsung keluar gedung pertunjukan dan sekarang berada di lobby gedung itu.

“baiklah, tadi apa yang kau inginkan sampai menangis seperti tadi huh?” in young bertanya padaku sambil cemberut. Jelek sekali.

“kau masih bertanya?! Kau tidak lihat kalungku dirampas oleh si hyukjae bodoh itu?!” aku berteriak kesal, benar-benar anak ini. Kenapa hari ini in young begitu baik hati tapi dipenghujung hari ini malah begitu menyebalkan?!

“lalu?”

“kalung itu kalung pemberian ibuku in young-ah, itu pemberian terkahirnya di hadiah natal lalu.. huhuhuhuuhuh dan sekarang sudah hilang diambil namja itu,, hiksss hiksss” aku menyangga kepalaku ditangan dan merunduk. Aku menangis sesunggukan. Kenapa hari ini begitu banyak cobaan untukku? Ibuku meninggalkanku selama-lamanya, dan sekarang hadiah satu-satunya dan yang terkahir dari ibuku dirampas.

“jinjayoo??? Aigooo… pantas saja kau sampai menangis seperti ini, aku tidak tahu hyuri-ah, mianhae.. lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang? Bagaimana kita bisa menemui Lee Hyukjae? Apa itu mungkin?” tanya in young sambil merangkul bahuku dan menenagkanku.

“aku tidak tahu, pokoknya aku harus menemui namja kurang aja itu.. aishhhh aku benar-benar membencinya.” Black list ku terhadap orang-orang yang aku tidak sukai bertamabah satu hari ini. Dasar hyukjae itu! Jangan karena dia artis terkenal bisa melakukan apa yang dia mau seenaknya terhadap orang lain! Dan dia adalah namja kurang ajar yang berani-beraninya menciumku!! MENCIUMKU!!! Seumur hidupku baru kali ini aku dicium oleh lawan jenis yang tidak mempunyai hubungan darah denganku. Dan berarti itu ciuman pertamaku!!! Kyaaaaaaaa!!!!!!! Kau memang menyebalkan LEE HYUKJAE!!!!! X(

Saat aku sedang duduk berdua di lobby bersama in young tiba-tiba lewat seorang yeoja yang aku taksir berusia 10 tahun lebih tua dariku lewat mendorong beberapa pakaian yang digantung di alat itu. Entah apa namanya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberi nama alat itu. Dia pasti seorang staff yang bertugas mengurusi pakaian para member super junior. Kalau dia staff pasti dia bisa membawaku bertemu dengan hyukjae bodoh itu. Aku harus meminta bantuannya.

“jogiyooo” dia menoleh kepada aku dan in young begitu merasa dirinya dipanggil.

“nde? Kau memanggilku?” tanyanya padaku. Dia mengernyitkan dahinya begitu melihatku yang pasti terlihat berantakan setelah menangis dan marah-marah.

“ne, bisakah kau menolongku? Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu”

“tapi aku sedang sibuk, aku sedang buru-buru mengantarkan pakaian ini untuk para mem…” nah benarkan? Pasti pakaian itu untuk para  member super junior.

“nah, kau pasti bisa membawaku menemui hyukjae… jebal… aku harus menemuinya. Dia telah mengambil kalung pemberian ibuku saat konser berlangsung tadi.jebal…” aku memotong kata-katanya dan memohon padanya dengan mata yang mulai basah, aku hampir menangis lagi. Dia terlihat berpikir sejenak.

“tapi… itu tidak mungkin, aku tidak boleh membawa orang asing kedalam ruang ganti.”

“jebal… aku tidak mungkin merelakan kalungku itu, itu pemberian ibuku yang terkahir kalinya untukku” aku mulai menangis lagi. Air mataku membasahi pipiku entah untuk yang keberapa kalinya hari ini.

“iyaaa… eonni jebal.. tolong kami, temanku sangat membutuhkan kalung itu” ujar in young membelaku.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya yeoja staff itu mengabulkan permintaan kami.

“baiklah, aku akan membantu kalian. Tapi ini, kalian harus memakai ini sebagai identitas agar tidak dikenali sebagai orang asing. Yeoja staff itu mengambil sesuatu dari alat yang ia dorong dan memberikannya kepada kami. Ternyata itu adalah sebuat t-shirt hitam yang bertuliskan ‘STAFF’ di balik punggungnya. Eonni staff ini benar-benar dewi penolongku. >,<

Setelah memberikan 2 buah t-shirt identitas untukku dan in young. ia lalu menghantarku ke sebuah ruangan yang diisi oleh beberapa orang yang sedang sibuk mengurusi keperluan para member super junior. Eonni staff itu lalu meninggalkanku dan in young di ruangan itu. Sebelum ia pergi ia berpesan padaku agar tidak memberitahukannya kalau dia yang mengantarkanku ke ruang ganti. Setelah aku dan in young menyetujuinya, ia pergi ruangan lain yang ada di ruangan itu.

Aku mencari-cari namja bodoh yang merampas kalungku itu di ruang ganti itu. Aku tidak melihat batang hidungnya sampai aku menyadari in young disebelahku sedang menatap ke suatu sudut ruangan dengan senyum bodohnya. Menjijikan. Setelah aku mengikuti arah pandangnya. Dan ternyata ada donghae disana sedang memperebutkan sesuatu dengan… eh.. itu hyukjae kan?

~*~*~*~*~*~~*~*~*~*~*~*~*~*~~*~*

LEE HYUK JAE POV

Setelah konser usai, aku dan para member lainnya segera menuju ke ruang ganti. Konser kali ini benar-benar seru sekaligus melelahkan. Aku melepas kostum semi jas-ku dan hanya memakai t-shirt polos putih dan menyadari ada sesuatu yang menyangkut didadaku. Kalung itu. Aku mengambilnya dari salah seorang fan yang pasti malam ini akan mimpi indah karena telah menjadi fan yang beruntung aku hampiri dan mengambil kalungnya dan tadi aku juga sempat mencium lehernya. Kekekekeke~~ aku tidak terlalu jelas melihat wajahnya, yang aku ingat aku menghampirinya karena yeoja itu terlihat mencolok dari para fans yang lainnya. Diantara para penonton yeoja yang menggerai rambutnya tapi dia malah memakai hoodie untuk menutupi rambutnya. Kalung ini indah, memiliki bandul besar huruf  H yang mungkin itu inisial namanya. Tapi, cocok juga denganku, inisial namaku juga H, Hyukjae. Kekekekeke~~. Disaat aku sedang memerhatikan kalungku, donghae yang penuh keringat datang menghampiriku dan berdiri dibawah AC.

“apa itu hyukkie? Kenapa kau memerhatikannya terus?” tanyanya padaku.

“ahhh aniyaaa… bukan apa-apa ini hanya kalung yang aku ambil dari seorang fan tadi pada saat konser”

“kalung? Kau mengambilnya dari fan yang kau cium tadi ya? Coba lihat!” donghae ingin mengambil kalung itu dariku. Tapi, aku mencegahnya. Enak saja dia, awalnya dia hanya bilang ingin melihatnya, tapi kalau sudah ada ditangnnya dia pasti bilang ‘wahhh bagus sekali, untukku ya?!’. Lalu segera memakainya dan meninggalkanku begitu saja tanpa aku sempat menjawab. Kali ini tidak akan aku izinkan untuk melihatnya!

“shireohhh!!! Enak saja! Nanti kau malah menginginkannya!!”

“pelit sekali kau, aku hanya ingin melihatnya saja!!! Sini berikan!!”

“tidak!! Aku bilang tidak ya tidak!!”

“berikan!!! Aku bilang berikan ya berikan!!!”

“YAKK!!! Aku tidak mau!!!!!!!”

“berikannn!!!!! Berikannn, hyukjae!!! Aku mau lihat!!!” dia menghampiriku dan mencoba merebut kalung itu. anak ini benar-benar! Aku sudah bilang tidak mau tapi dia malah memaksa!

“aku bilang tidak mau!!! Lepaskan aku donghae-ah!!! Ini kalungkuuu!!!!”

“aku mau lihatttt!!!! Berikan padaku!!! Mana?? Mana?? MANA???”

“TIDAK!!! INI KALUNGKU!!!! LEPASKAN AKU!!!”

“YAAAAAAAKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!”

Disaat aku sedang memperebutkan kalung itu dengan donghae, terdengar suara teriakan lain. Eh, itu bukan suara donghae kan?  Kenapa suaranya berubah seperti yeoja?!

“SIAPA BILANG ITU KALUNGMU HAH?!”

Donghae berhenti menyerangku untuk merebut kalung itu ketika Tiba-tiba muncul 2 orang yeoja. Salah satu dari yeoja itu berteriak kepadaku. Eh? Dia yeoja yang aku cium di konser tadi kan? Aku ingat sekali dari matanya yang besar itu.

“APA YANG KALIAN LAKUKAN DENGAN KALUNGKU?! KENAPA KAU TADI MENGAMBIL KALUNGKU DAN DENGAN KURANG AJARNYA MENCIUMKU?! KAU PIKIR KAU ITU SIAPA HAH?!” setelah berkata seperti itu dia menghampiriku dengan wajah seperti ingin membunuhku. Eh? Mau apa dia? Belum sempat aku berbuat apa-apa dia sudah menjambak rambutku dengan geram dan menginjak-injak kakiku.

“yakkk!! Apa yang kau lakukan?!! Lepaskan rambutku!! Rambutku bisa rusak! Yak lepasskann…!! “ dia ini yeoja atau namja?! Tenaganya seperti kuda. Kuat sekali… rambutku… sakit sekaliii..

“tidak akan!!! Ini tidak seberapa dari apa yang kau lakukan denganku tadi! Masih untung aku tidak mempermalukanmu dengan menjambak rambutmu seperti ini didepan para fans-mu itu!!! Kau menyebalkan!!!!”

“aduuhhhh appoo… yakk! donghae-ya bantu aku melepaskan yeoja ini…”

“tidak akan!! ! rasakan kau hyukkie!!! Teruss!!! Jambak teruss rambutnya!!! Ayooo jambak sampai dia menangis!!!” kurang ajar!! Sebenarnya dia dipihak siapa? Ia malah mendukung yeoja ini untuk menjambakku! Lihat saja, aku tidak akan membelanya kalau dia dimarahi teukkie hyung.

Kemana para staff dan member?! Kenapa tidak ada yang melihat perbuatan yeoja ini dan membantuku?!

“yakk!!! Apa yang kalian lakukan!!! Yakk!! Agashi lepaskan dongsaengku” terdengar suara kyuhyun. Eh? Kyuhyun? Tapi kenapa tadi menyebutku dongsaeng? Aishhh anak ini benar-benar. Tapi sudahlah, yang penting ada orang lain diruangan ini selain 2 yeoja ini dan si pengkhianat donghae.

Akhirnya yeoja yang menjambak rambutku ini melepaskanku setelah kyuhyun menariknya dari tubuhku yang dianiaya yeoja itu.

“ya!! Apa yang kau lakukan pada hyukki?! Kau bisa kami tuntut karena menyakitinya seperti itu!”

Kyuhyun membelaku setelah berhasil memisahkanku dengan yeoja itu. Anak ini memang kurang ajar, seenaknya saja dia memanggilku tanpa embel-embel hyung! Tapi, syukurlah dia masih membelaku daripada si ikan tengik pengkhianat itu.

“apa?! Tuntut?! Seharusnya aku yang menuntutnya karena melecehkanku dengan menciumku seenaknya dan merampas kalungku!!!” ujar yeoja itu masih dengan geramnya dan air mata yang berlinang. Jadi dia marah gara-gara perlakuanku di konser tadi? Fan lain mungkin akan senang sekali bila ada di posisinya sekarang,tapi dia malah menyakitiku seperti ini. Apa dia bukan ELF? Tapi kenapa dia ikut menonton konser kami?

“aishhh!!! Jadi Cuma gara-gara itu?! seharusnya kau senang karena mendapat fan service dariku! Fan lain pasti akan gembira bila ada di posisimu!”

“cihh!! Buat apa aku senang karena dicium oleh namja sepertimu?? Kalaupun ingin dicium juga aku pasti akan pilih-pilih?! Masih banyak member yang lebih tampan darimu, kau tahu?!!! Jangan pikir hanya karena kau adalah artis terkenal kau bisa bertindak semaumu! Kau hanya manusia biasa sepertiku! Tidak lebih! Walaupun orang-orang diseluruh dunia memujamu kau tidak berhak bertindak seperti itu padaku!”

Kau berhasil memancing kemarahanku, dasar yeoja menyebalkan!! Tanganku hampir melayang kewajahnya kalau donghae tidak mencegahku.

“dia yeoja, hyukkie. Bersabarlah” ujar donghae ditelingaku sambil mencoba menahanku agar tidak menyakiti yeoja itu.

“apa?! Kau mau memukulku?! Ayo sini!! Aku tidak takut! Biar semua fansmu tahu kalau sosok yang mereka kagumi adalah orang sepertimu yang suka menyakiti wanita!!! Mana kalungku?! Cepat kembalikan! Kalungku bisa karatan bila dipakai dilehermu!!” Aku langsung melepas kalungnya yang kupakai dileherku dan melemparkannya pada yeoja itu.

“Cih kalung seperti itu bisa aku dapatkan dengan mudah, bahkan aku bisa membelinya seribu buah. Aku tidak butuh kalung jelek itu!”

“berani-beraninya kau menghina kalungku, kalau kau bisa membelinya seribu buah kenapa kau…. ya tuhann… aku terlambat.” Apa katanya? Terlambat? Apa maksudnya? Dia berkata seperti itu setelah melihat sesuatu diatas kepalaku.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*

HAN HYU RI POV

“Cih kalung seperti itu bisa aku dapatkan dengan mudah, bahkan aku bisa membelinya seribu buah. Aku tidak butuh kalung jelek itu!”  kurang ajar!! Dasar namja kurang ajar!! Seharusnya aku tadi merobek mulutnya juga.

“berani-beraninya kau menghina kalungku, kalau kau bisa membelinya seribu buah kenapa kau…. ya tuhann… aku terlambat.” Kata-kataku untuknya berhenti setelah aku tidak sengaja melihat keatas kepalanya dan OMO… sudah jam 00.05.. pesawatku berangkat 25 menit lagi. Ya tuhannn… perjalanan dari sini ke incheon tidak mungkin memakan waktu sebentar. Aishhhh semuanya gara-gara namja sialan ini.

“aishhhh gara-gara kau aku terlambat!! Dasar namja sial!” aku langsung menghampirinya daan menginjak kakinya untuk terkahir kalinya. Sebenarnya aku belum puas menyakitinya. Tapi aku bisa terlambat kalau aku disini terus. Aku berbalik dan segera mencari in young, dan ternyata dia sedang asik dengan cengir bodohnya di sekeliling 3 member super junior yang ternyata sedari tadi sedang menontonku dan hyukjae saling bersumpah-serapah. -_- bahkan teman-temannya yang lain saja tidak membelanya. Hahahaha rasakan kau. Aisshh sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu. Aku segera menarik in young dari posisinya.

“in young-ah.. aku terlambat! Ottohke?? Pesawatnya akan berangkat ke Indonesia 25 menit lagi!!”

“mwo? Yakk!! Hyurin-ah!!! Kau terlalu lama memaki-maki hyukjae!!! Ppaliwa.. kau harus mengambil kopermu juga!!”

Kami segera pergi dari ruangan itu, tapi in young masih sempat-sempatnya melambaikan tangan pada para member. Dasar anak ini, tidak mengenal kondisi sama sekali!

“YAKKK!!!! MAU KEMANA KAU?! AKU BELUM SELESAI URUSAN PADAMU!!! KAU HARUS BERTEMU DENGAN PENGACARAKU DULU!!!!”

“BERISIKK!!!! AKU TIDAK PEDULI!!!”

“YAAAAAAKKK!!!! YAKKK!!!!! AISHHHH!!!”

Dia terdengar mengumpat-ngumpat setelah aku beranjak pergi. Huh! Aku tidak peduli dengan pengacaranya! Masih banyak yang lebih penting daripada mengurusi namja itu!!

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*

Setelah mengambil koper-koperku di tempat penitipan barang, aku segera berangkat ke incheon menggunakan taksi dengan in young. diperjalanan menuju kesana, aku terus berdoa agar tidak ketinggalan pesawat. Jika sampai tertinggal, aku tidak punya uang lagi untuk membeli tiket pesawat.

Setelah sampai ke airport, ternyata jam telah menunjukan pukul 01.00, aku terlambat 30 menit. Ya tuhan… semoga pesawatnya mengalami keterlambatan penerbangan. Dan ternyata, doaku hanya sebagai doa yang tidak terkabulkan, pesawatnya telah berangkat meninggalkan bandara incheon 30 menit yang lalu. Aku jatuh terduduk dipintu keberangkatan dengan in young disisiku. Aku gagal bertemu dengan ibuku untuk terkahir kalinya. Semuanya gara-gara namja bernama Lee HyukJae itu. Ibuu… maafkan aku. Bahkan aku tidak bisa mengantarmu ke tempat paling abadimu.

TBC